Kamis, 25 Februari 2010
Beberapa puskesmas di
Kupang ternyata belum siap dengan program atau kegiatan dalam mendukung
program Biaya Operasional Kesehatan (BOK) yang akan diberlakukan.
Itulah salah satu temuan
permasalahan yang mengemuka dalam kunjungan kerja yang dilakukan Deputi
Bidang Kependudukan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup Kementerian
Koordinator Kesejahteraan Rakyat bersama Deputi representati UNCEF ke kupang
NTT 11-13 Februari lalu.
Kunjungan kerjasama tersebut
menurut Deputi Bidang Kependudukan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup Kemenko
Kesra Emil Agustiono, bertujuan mengevaluasi pencapaian kegian UNICEF tahun
2004-2009 dan rencana kegiatan tahun 2010.
Dalam programnya UNICEF
telah membantu pemerintahan kabupaten dan kota di NTT yang meliputi
Kabupaten Kupang, Kabupaten TTS, Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten
Alor, Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba
Tengah, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kota Kupang.
Bantuan tersebut diwujudkan
dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keberlangsungan hidup dan
perkembangan anak, pengembangan mutu pendidikan dan remaja, serta kebijakan
perlindungan sosial.
Masalah lain yang mengemuka di bidang kesehatan adalah prevelensi penyakit
menular yang tinggi selain kematian ibu dan anak pasca kelahiran.
Kecenderungan kenaikan KLB yang selalu melanda daerah ini antaralain gizi
buruk, diare, DBD, malaria dan campak.
Kondisi tersebut disebabkan karena
keterbatasan tenaga medis khususnya dokter spesialis yang enggan ditugaskan
di daeraj terpencil. Ditambah lagi keterbatasan sarana dan prasarana
kesehatan di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
“Para
dokter spesialis masih enggan untuk ditugaskan di daerah terpencil sehingga
berpengaruh terhadap kualitas layanan kesehatan yang ada,” ungkap Emil yang
tertulis dalam rilisnya.
Dalam kesempatan yang sama Pemprov NTT
mengungkapkan bahwa guna mendukung ketersediaan dokter yang bersedia
ditempatkan di puskesmas kabupaten-kabupaten, tambahnya, Pemprov NTT melalui
dinas kesehatan sejak tahun 2003 telah memberikan beasiswa bagi
mahasiswa asal NTT yang kuliah di Fakultas Kedokteran.
Di sisi lain untuk mengurangi angka
kematian ibu dan anak pasca persalinan, Pemprov NTT melalui Kepala Dinas
meminta dukungan Kementerian Kesehatan tambahan ambulan bagi daerah-daerah
terpencil.
Sedangkan upaya mencegah dan menanggulangi wabah diare, Pemprov NTT melalui
Kementerian Kesra memohon dukungan sarana penyediaan air minum bersih dan
sehat bagi masyarakat utamanya yang tinggal di perkotaan dan perdesaan
terpencil.
Untuk persoalan program Jamkesmas, Pemprov NTT
mengungkapkan bahwa masih belum sepenuhnya mencakup warga miskin yang ada.
Hal ini menginggat masih belum sinkronnya data jumlah penduduk miskin (unifed
data base). Oleh karena itu dipandang perlu dukungan pendanaan melalui
APBD tambahan APBN untuk mendukung kekurangan alokasi Jamkesmas bagi
masyarakat miskin yang ada.
Pada kunjungan tersebut, rombongan juga menijau
langsung SD Inpres 3 Oetete Kupang sebagai SD teladan yang telah dibantu
UNICEF dua unit komputer. Bantuan ini untuk menunjang program pembelajaran
siswa yang mempraktekkan kompetensi ini mulai dari kelas III hingga kelas
VI. (yn/humaskesra)
|