Selamat Datang Pada Web Dr. Priyono, MM yang merupakan terobosan baru untuk kelanjaran dan keberlangsungan sebuah proses pembelajaran bagi Mahasiswa UNIPA Surabaya…!!!! Priyono is The Best Lecturers: Didorong, Kewirausahaan di Kampus

Jumat, 10 Februari 2012

Didorong, Kewirausahaan di Kampus

Sabtu, 28 Mei 2011 | 03:57 WI
 
Tangerang, Kompas - Indonesia kekurangan sumber daya manusia yang sesuai kebutuhan pasar kerja. Padahal, Indonesia akan memperoleh dividen demografi 10-20 tahun ke depan. Untuk mengantisipasi hal ini dan memenuhi kebutuhan pasar kerja, perguruan tinggi seharusnya memiliki mata kuliah atau kurikulum pendidikan kewirausahaan.
Hal itu dikemukakan Wakil Presiden Boediono saat meresmikan Kampus Prasetiya Mulya, Jumat (27/5) di Edutown, BSD, Tangerang. ”Kita mempunyai potensi jumlah penduduk usia produktif. Jangan sampai kita kehilangan momen potensial ini. Kendala kita bukan di infrastruktur semata, melainkan kualitas sumber daya manusianya,” ujarnya.
Dalam 10-20 tahun ke depan, kata Boediono, jumlah penduduk usia produktif yang masuk ke pasar kerja meningkat. Pertumbuhan laju penduduk yang cepat membuat Indonesia didominasi usia muda. Faktor ini yang menjadi potensi motor penggerak pertumbuhan ekonomi.
”Berkebalikan dengan negara-negara maju, jumlah manusia produktif kita lebih besar. Tetapi kita sering lupa dengan potensi ini,” kata Boediono.
Indonesia akan memperoleh dividen demografi, yakni jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) hingga sekitar 70 persen. Di sisi lain, ada juga 30 persen penduduk yang tidak produktif (usia 14 tahun ke bawah dan usia di atas 65 tahun) pada 2020-2030.
Pada tahun 2020-2030 itu pula Indonesia akan memiliki sekitar 180 juta orang berusia produktif dan usia tidak produktif sekitar 60 juta jiwa. Dengan kata lain, 10 orang usia produktif hanya menanggung 3-4 orang usia tidak produktif.
Jika potensi ini hendak dimanfaatkan dan diwujudkan menjadi realitas, penduduk usia muda produktif harus dibukakan jalan atau akses pada lapangan pekerjaan dan ruang aktivitas yang produktif. ”Dunia pendidikan harus bisa menyiapkan anak muda untuk masuk ke mesin ekonomi melalui semangat pendidikan kewirausahaan,” kata Boediono.
Kurikulum pendidikan kewirausahaan itu harus bisa mempercepat transisi dari sekolah ke kegiatan ekonomi riil. Kegiatan-kegiatan selama proses pembelajaran tersebut pun harus konkret sesuai kebutuhan pasar kerja.
”Ini yang harus dilakukan perguruan tinggi, menyiapkan mahasiswa yang memiliki keterampilan,” kata Boediono. (LUK)