Stress atau stress psikologis telah
menjadi topik yang banyak dibicarakan akhir-akhir ini, baik oleh para karyawan,
praktisi, konsultan, maupun ilmuwan. Berbagai disiplin ilmu seperti kedokteran,
psikologi sosial, manajemen, dan ilmu perilaku organisasi masing-masing telah
memberikan sumbangannya yang berarti bagi studi tentang stress ini.
Meskipun sejumlah peneliti
menawarkan banyak definisi yang masing-masing mengandung unsur-unsur yang khas
(misalnya : McMgrath, 1976; Schuler, 1980; Ivancevich & Matteson, 1980),
pada dasarnya ada dua tipe konsepsi utama yang mereka pakai, yaitu fisiologis
dan psikologis. Berdasarkan perspektif ini, Mikhail (1981) mengajukan suatu
definisi stress sebagai : “a state which rises from an actual or perceived
demand capacity imbalance in the organ’s vital adjustment actions and which is
partially manifested by a non-specific response.” Artinya, suatu keadaan yang
timbul dari kapasitas tuntutan yang tidak seimbang, baik nyata maupun
dirasakan, dalam tindakan-tindakan penyesuaian organ dan yang sebagian
diwujudkan oleh respon yang nonspesifik. Jadi, definisi ini hendak
mengintegrasikan sekaligus unsur-unsur psikologis dan fisiologis dari stress.
Sementara itu, sumber-sumber utama stress diidentifikasi oleh Cooper & Marshal (1978) sebagai berikut :
(1) factors intrinsic to the job
(faktor-faktor yang melekat pada pekerjaan).
(2) role in the organization
(peranan dalam organisasi)
(3) relations within the
organization (hubungan-hubungan dalam organisasi)
(4) career development (perkembangan
karier)
(5) organizational structure and
climate (struktur dan iklim organisasi)
(6) organizational interface with
outside (hubungan organisasi dengan pihak luar)
(7) factors intrinsic to individual
(faktor yang berasal dari dalam diri individu).
Setelah mengetahui sumber-sumber stres, semoga Anda dapat terhindar dari stress.
You might also like: