Dalam setiap segi kehidupan, kita selalu
dihadapkan pada apa yang boleh dilakukan
dan apa yang tidak boleh dilakukan. Ada aturan-aturan yang berlaku sehingga
dalam setiap tingkah laku tidak bisa semaunya sendiri. Beri contoh.
Etika
penelitian dapat diartikan sebagai pedoman bagi seseorang peneliti untuk
melakukan suatu diadakan dalam upayanya
menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang seringkali
muncul dalam apakah kita diperbolehkan melakukan segala sesuatu demi suatu
pengetahuan. Jawabnya tentunya”ya” dengan cacatatan bahwa hal-hal yang
dilakukan berguna untuk mengembangkan
pengetahuan itu sendiri.
Dalam
kenyataan sehari-hari nseringkali seorang eneliti kesulitan untuk menerapkan
etika penelitian karena berapa hal etika
penelitian berbenturan dengan
etika lain. Contoh : seorang peniliti yang sedang melakukan penelitian untuk mengetahui
bagaimana pola memimpin yang yang di
berlaukan oleh bos mafia dalam anak buahnya. Pada suatu ketika terjadi peristiwa dimana ada seorang
polisi yang dalam menyamar berbulan-bulan
dengan menjadi mafia, dan pada hari naas tersebut, kedoknya terbongkar. Pada
hari itu bos mafia akan menghukum polisi
yang menyamar tadi, dan adan sebagai penulis juga mengetahuinya, apa yang ada lakukan? Anda
bias memilih untu memberitahukan kepada kepolisian akan rencana pembunuhan
tersebut dengan seriko penelitian anda akan menjadi gagal karena anda akan
membongkar identitas anda. Anda juga bias bersikap membiarkan kejadian tersebut
sehingga anda bias melanjutkan penelitian, tentunya dengan melihat pembunuhan
ata polisi yang menyamar tadi. Tindakan kedua ini diperbolehkan di dalam etika
penelitian, sekalipun secara moral dan juga agama tindakan tersebut bertentangan. Berikut ini akan ita bahas beberapa aspek yang ada dalam etika penelitian.
Dilema Penelitian
Saat
membahas etika penelitian kita telah tahu hahwa peneliti akan sering berjumpa dengan kondisi dilematis. Di satu sisi ia harus memenuhi etika penelitian,
sedangkan di sisi lain ada etika lain
yang saling berbenturan. Peneliti adalah
juga makhluk sosial, yang tidak bisa lepas dari etika moral masyarakat. Peneliti juga makhluk beragama
yang tidak lepas dari etika agama
sehingga sering kali terjadi persinggungan
saat peneliti harus menjalankan penelitiannya.
Contoh tentang perbenturan kepentingan adalah benturan etika pc:nelitian
dengan kepentingan penghubung (gate
keepers). Penghubung adalah
seorang yang memiliki akses terhadap
sumber informasi.
Dalam penelitian tentang kchidupan narapidana di penjara, gate keepers-nya adalah kepala penjara. Dalam penelitian tentang iklim kompetisi di perusahaan
Gonjang-Ganjing, penghubungnya adalah
pemimpin atau direksi perusahaan.
Dalam beberapa hal ada kepentingankepentingan
gate keepers terhadap orang-orang yang akan memberikan
informasi. Untuk kasus kehidupan di penjara misalnya, ada kepentingan bagi kepala penjara agar segala tindakan kekerasan yang ia dan anak buahnya sering
lakukan tidak sampai tersebar ke
luar, ia hanya menunjuk orang-orang
tertentu untuk dijadikan sebagai nara sumber. Orang-orang yang ia tunjuk tentunya orang-orang yang diyakini tidak akan memberikan keterangan yang merugikan.
Dalam kasus ini terjadi dilema antara mengikuti
kemauan kepala penjara dengan akibat
banyak informasi yang tidal akan
didapat peneliti. Namun, jika ia tidak mengikuti kemauan kepala penjara, peneliti tidak akan pernah memiliki, akses untuk mengumpulkan data di penjara. Dalam hal
ini dibutuhkan keahlian peneliti
untuk mencari informasi yang kemungkinan akan hilang.
Selain benturan dengan kepentingan para penghubung,
peneliti juga bisa berbenturan dengan kepentingan politik. Kita melihat balik sejarah kehidupan politik di
Indonesia, pada masa pemerintahan
orde baru banyak sekali data penelitian yang tidak dipublikasikan ke
masyarakat akan tidak hanya itu, penelitian
yang sekiranya mengarah pada usaha
menemukan sisi negatif pemerintahan pun dilarang untuk dilakukan. Adanya kontrol
kuat terhadap kritik secara tidak
langsung menghambat perkembangan ilmu pengetahuan,
dan juga membuat seseorang peneliti melanggar
etika penelitian. Tidak jarang dalarn
perbenturan ini nyawa peneliti dan mungkin
juga nyawa orang-orang terdekatnya
menjadi terancam. Benturan kepentingan yang berkaitan
dengan dana juga menjadi masalah yang tidak mudah bagi peneliti. Untuk melakukan suatu penelitian yang boleh
dikatakan sempurna membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk mencapai hasil yang ideal, dibutuhkan dana besar. Di sisi lain, sedikit sekali peneliti yang
memiliki kemampuan tuituk
memenuhi biaya yang dibutuhkai dal-mm penelitian yang akan dilakukan.
Dalam kondisi ini sering penelitian menjadi prioritas berikutnya.
Dilema yang dialami
oleh peneliti juga semakin sulit ketika dalam kasus-kasus tertentu terdapat kondisi di mana secara etika tindakan seseorang dianggap sebagai
tindakan yang melanggar etika, namun
secara hukum tindakan seseorang
tersebut tidak melanggar hukum. Ambil saja kasus ketika seseorang yang memakai pemikiran seorang profesor yang pernah menyampaikan gagasannya dalam
sebuah kuliah, dan ketika orang tersebut menyampaikan gagasan tersebut kepada orang lain, diakui sebagai
gagasannya sendiri. Secara hukum,
tindakan tersebut tidak bisa dikategorikan pelanggaran hukum karena
belum ada pengakuan secara luas, misalnya
dalam bentuk hak paten. Namun secara
etika kejadian tersebut dapat dikategorikan pelanggaran etika. Kondisi seperti ini sering kali terjadi, baik dalam bentuk yang disengaja maupun tidak sengaja
dilakukan. Dari uraian yang sudah ada, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa etika penelitian berperan untuk menjembatani peneliti dalam mengambil tindakan
atau keputusan berkaitan dengan
proses penelitian yang dilakukan. Satu
hal yang perlu dipegang teguh dalam menghadapi dilema yang terjadi adalah bahwa terhadap apa yang terbaiknya dilakukan dan apa yang sebaiknya tidak
dilakukan pada akhirnya kembali
kepada individu masing-masing. Individu
tidak hanya hidup dengan berpedoman pada etika penelitian saja, namun juga berpedoman pada etika moral, etika keluarga, serta etika lainnya.