Selamat Datang Pada Web Dr. Priyono, MM yang merupakan terobosan baru untuk kelanjaran dan keberlangsungan sebuah proses pembelajaran bagi Mahasiswa UNIPA Surabaya…!!!! Priyono is The Best Lecturers: B. Etika Penelitian

Rabu, 15 Februari 2012

B. Etika Penelitian

                Dalam setiap segi kehidupan, kita selalu dihadapkan pada apa yang  boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Ada aturan-aturan yang berlaku sehingga dalam setiap tingkah laku  tidak  bisa semaunya sendiri. Beri contoh.
              Etika penelitian dapat diartikan sebagai pedoman bagi seseorang peneliti untuk melakukan  suatu diadakan dalam upayanya menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Pertanyaan yang seringkali muncul dalam apakah kita diperbolehkan melakukan segala sesuatu demi suatu pengetahuan. Jawabnya tentunya”ya” dengan cacatatan bahwa hal-hal yang dilakukan  berguna untuk mengembangkan pengetahuan itu sendiri.
              Dalam kenyataan sehari-hari nseringkali seorang eneliti kesulitan untuk menerapkan etika penelitian karena berapa hal etika  penelitian berbenturan dengan  etika lain. Contoh : seorang peniliti yang sedang  melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pola memimpin yang  yang di berlaukan oleh bos mafia dalam anak buahnya. Pada suatu  ketika terjadi peristiwa dimana ada seorang polisi yang dalam  menyamar berbulan-bulan dengan menjadi mafia, dan pada hari naas tersebut, kedoknya terbongkar. Pada hari itu bos mafia  akan menghukum polisi yang menyamar tadi, dan adan sebagai penulis juga  mengetahuinya, apa yang ada lakukan? Anda bias memilih untu memberitahukan kepada kepolisian akan rencana pembunuhan tersebut dengan seriko penelitian anda akan menjadi gagal karena anda akan membongkar identitas anda. Anda juga bias bersikap membiarkan kejadian tersebut sehingga anda bias melanjutkan penelitian, tentunya dengan melihat pembunuhan ata polisi yang menyamar tadi. Tindakan kedua ini diperbolehkan di dalam etika penelitian, sekalipun secara moral dan juga agama tindakan  tersebut bertentangan. Berikut ini akan ita bahas beberapa aspek yang ada dalam etika penelitian.


Dilema Penelitian
                        Saat membahas etika penelitian kita telah tahu hahwa peneliti akan sering berjumpa dengan kondisi dilematis. Di satu sisi ia harus memenuhi etika penelitian, sedangkan di sisi lain ada etika lain yang saling berbenturan. Peneliti adalah juga makhluk sosial, yang tidak bisa lepas dari etika moral masyarakat. Peneliti juga makhluk beragama yang tidak lepas dari etika agama sehingga sering kali terjadi persinggungan saat peneliti harus menjalankan peneli­tiannya. Contoh tentang perbenturan kepentingan adalah benturan etika pc:nelitian dengan kepentingan penghubung (gate keepers). Penghubung adalah seorang yang memiliki akses terhadap sumber informasi.
              Dalam penelitian tentang kchidupan narapidana di penjara, gate keepers-nya adalah kepala penjara. Dalam penelitian tentang iklim kompetisi di perusahaan Gonjang­-Ganjing, penghubungnya adalah pemimpin atau direksi perusahaan. Dalam beberapa hal ada kepentingan­kepentingan gate keepers terhadap orang-orang yang akan memberikan informasi. Untuk kasus kehidupan di penjara misalnya, ada kepentingan bagi kepala penjara agar segala tindakan kekerasan yang ia dan anak buahnya sering lakukan tidak sampai tersebar ke luar, ia hanya menunjuk orang-orang tertentu untuk dijadikan sebagai nara sumber. Orang-orang yang ia tunjuk tentunya orang-orang yang diyakini tidak akan memberikan keterangan yang merugikan.
     Dalam kasus ini terjadi dilema antara mengikuti kemauan kepala penjara dengan akibat banyak informasi yang tidal akan didapat peneliti. Namun, jika ia tidak mengikuti kemauan kepala penjara, peneliti tidak akan pernah memiliki, akses untuk mengumpulkan data di penjara. Dalam hal ini dibutuhkan keahlian peneliti untuk mencari informasi yang  kemungkinan akan hilang.
                   Selain benturan dengan kepentingan para penghubung, peneliti juga bisa berbenturan dengan kepentingan politik. Kita melihat balik sejarah kehidupan politik di Indo­nesia, pada masa pemerintahan orde baru banyak sekali data penelitian yang tidak dipublikasikan ke masyarakat akan tidak hanya itu, penelitian yang sekiranya mengarah pada usaha menemukan sisi negatif pemerintahan pun dilarang  untuk dilakukan. Adanya kontrol kuat terhadap kritik secara tidak langsung menghambat perkembangan ilmu pengetahuan, dan juga membuat seseorang peneliti melanggar  etika penelitian. Tidak jarang dalarn perbenturan ini nyawa peneliti dan mungkin juga nyawa orang-orang terdekatnya menjadi terancam. Benturan kepentingan yang  berkaitan dengan dana juga menjadi masalah yang tidak mudah bagi peneliti. Untuk melakukan suatu penelitian yang boleh dikatakan sempurna membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk mencapai hasil yang ideal, dibutuhkan dana besar. Di sisi lain, sedikit sekali peneliti yang memiliki kemampuan  tuituk memenuhi biaya yang dibutuhkai dal-mm penelitian yang akan dilakukan. Dalam kondisi ini sering penelitian menjadi prioritas berikutnya.
              Dilema yang dialami oleh peneliti juga semakin sulit ketika dalam kasus-kasus tertentu terdapat kondisi di mana secara etika tindakan seseorang dianggap sebagai tindakan yang melanggar etika, namun secara hukum tindakan seseorang tersebut tidak melanggar hukum. Ambil saja kasus ketika seseorang yang memakai pemikiran seorang profesor yang pernah menyampaikan gagasannya dalam sebuah kuliah, dan ketika orang tersebut menyampaikan gagasan tersebut kepada orang lain, diakui sebagai gagas­annya sendiri. Secara hukum, tindakan tersebut tidak bisa dikategorikan pelanggaran hukum karena belum ada pengakuan secara luas, misalnya dalam bentuk hak paten. Namun secara etika kejadian tersebut dapat dikategorikan pelanggaran etika. Kondisi seperti ini sering kali terjadi, baik dalam bentuk yang disengaja maupun tidak sengaja dila­kukan. Dari uraian yang sudah ada, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa etika penelitian berperan untuk menjembatani peneliti dalam mengambil tindakan atau keputusan berkaitan dengan proses penelitian yang dilakukan. Satu hal yang perlu dipegang teguh dalam menghadapi dilema yang terjadi adalah bahwa terhadap apa yang terbaiknya dilakukan dan apa yang sebaiknya tidak dilakukan pada akhirnya kembali kepada individu masing-masing. Individu tidak hanya hidup dengan berpedoman pada etika penelitian saja, namun juga berpedoman pada etika moral, etika keluarga, serta etika lainnya.