2.1 KESIAPAN BERWIRAUSAHA
Seseorang
yang berniat memasuki dunia usaha sebaiknya sejak awal telah mempersiapkan diri
dengan berbagai bekal yang diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Dunia
usaha yang akan dimasuki oleh Seseorang memang tidak serupa dengan dunia ketika
seseorang menjadi pegawai atau menjadi karyawan pada organisasi Pemerintah atau
organisasi swasta. Meskipun organisasi tersebut merupakan organisasi yang dalam
aktifitasnya juga adalah organisasi yang bertujuan mencari laba. Tidak
serupanya terletak pada besarnya tanggung jawab dalam mengelola kesinambungan
dan pertumbuhan usaha. Hal lain yang menjadi landasan utama bagi seseorang yang
akan memasuki dunia usaha adalah komitmen terhadap tujuan dan rencana yang
telah ditetapkan.
Seseorang
yang menjadi pegawai pada organisasi Pemerintah lazimnya bekerja pada sebuah
lembaga yang sistemnya sudah tertata, baik sistem kerja, sistem renumerasi dan
atau budaya kerjanya. Dengan demikian maka selama yang bersangkutan bekerja
sesuai dengan pola dan alur yang sesuai dengan sistem yang ada, maka seseorang
tersebut pada dasarnya telah melakukan tugasnya dengan baik. Sangat berbeda
halnya dengan seseorang yang telah menetapkan tekadnya untuk menjadi
wirausaha, karena sejak saat itu ia tidak lagi bisa melepaskan diri dari
seluruh kegiatan yang bertujuan untuk mencapai sasarannya. Tiga bekal kesiapan
yang kiranya sangat penting untuk diantisipati bagi seseorang untuk memasuki
dunia usaha meliputi, kesiapan mental, kesiapan pengetahuan kesiapan sumber daya.
2.1.1
Kesiapan Dalam
Sikap Mental
Yang
dimaksud dengan kesiapan mental disini adalah kesiapan diri pribadi seseorang
yang berniat memaski dunia wirausaha. Seseorang yang tidak siap mental memasuki
dunia usaha akan merasa tertekan dirinya dengan kondisi lingkungannya, seperti
malu apabila bertemu orang lain seperti teman, saudara, atau kerabat atau
kenalan lainnya. Apabila kondisi ini tidak dipersiapkan sebelumnya, maka bukan
tidak mungkin sebelum sampai pada tahap berikutnya, maka calon wirausahawan ini
akan mengalami kegagalan. Oleh karena itu maka sejumlah kesiapan mental perlu
dipupuk atau dipersiapkan sejak awal
sebelum seseorang memasuki dunia usaha.
Pada
bab 2 telah dikemukakan bahwa wirausahawan memiliki scjumlah bakat guna
mendukung kemandirian keberhasilannya.
Apakah kesiapan seseorang dalam memasuki dunia wirausaha tersebut karena
memiliki bakat yang berdiri sendiri atau gabungan dari satu dua bakat, belum
ditemukan dari hasil penelitian. Namun dikatakan bakat ternyata dapat
dipelajari, setidaknya seseorang mencoba untuk membekali diri dengan satu atau
beberapa bakat dengan cara mempelajari dan mengembangkan diri. Bila demikian
halnya maka dalam rangka kesiapan berwirausaha, seseorang seyogyanya menyiapkan
did mclalui jalur bakat yang dimiliki seorang wirausahawan. Kesiapan dimaksud
meliputi,
a.
Meningkatkan
Rasa Percaya Diri.
Pepatah mengatakan bahwa seekor keledai tidak akan jatuh untuk kedua kalinya
ditempat yang sama. Apalagi wirausahawan sebagai seorang insan kamil, pasti
akan lebih berhati-hati agar tidak gagal untuk yang kedua kalinya untuk hal
yang sama. Salah satu penyebab kegagalan termasuk kegagalan dalam berwirausaha
adalah kurangnya rasa percaya diri. Rasa percaya diri akan meningkat apabila
kita mengetahui memahami tentang sesuatu
hal yang akan kita lakukan kita
jalankan. Kekurang tahuan kekurang pahaman
akan suatu bidang usaha akan mengakibatkan perasaan ragu, bila diteruskan mungkin berdampak kegagalan.
Karena itu dalam rangka meningkatkan rasa percaya diri seorang wirausahawan
perlu menggali banyak pengetahuan keterampilan.
Caranya tidak terlalu sulit; apabila seseorang ingin memasuki usaha peternakan
ikan hias misalnya, ia bisa belajar dari para peternak yang telah terlebih
dahulu menekuni bidang usaha itu. Artinya apabila seseorang telah bertekad akan
menjalankan usaha bidang peternakan ikan hias, rnaka seyogyanya segera memasuki
komunitas peternak ikan hias. Akan terasa aneh kalau kita mendengar seseorang
yang berkiprah didunia ikan hias, akan tetapi menjalin komunitas dibidang
otomotif, sesuatu yang sangat bertolak belakang. Akan lebih baik- lagi apabila
selain menggali dari para pendahulu, juga mencari dan menggali pengetahuan dan
informasi yang terkait, dari buku, majalah, terbitan atau dari web-site.
b.
Berusaha Selalu
Fokus Pada Sasaran.
Dalam kaitan dengan hal ini, ketika pertama kali seseorang terjun kedunia
usaha, maka fokus sasaran pertama adalah dapat terwujudnya usaha. Fokus
sasaran yang kedua usaha tersebut mampu menjalankan kegiatannya. Berikutnya
fokus sasaran ketiga usaha dimaksud mampu bertahan hidup (survive). Dan fokus
sasaran selanjutnya usaha yang telah bertahan hidup ini mampu berkembang serta
memberikan manfaat bagi lingkungannya. Kembali pada fokus sasaran yang pertama
secara konkrit wujud terbentuknya usafia berupa wadah organisasi. Wadah
organisasi usaha tidak terkecuali pada usaha yang sifatnya perorangan. Disebut
dengan wadah organisasi oleh karena dalam menjalankan kegiatan operasionalnya
sebuah usaha melibatkan berbagai sumber daya.
c.
Sumber
daya yang dilibatkan dalam setiap usaha meliputi orang, peralatan fisik, dana,
pola, informasi dan tentu saja waktu. Sesuai dengan besaran usaha pelibatan
sumber daya bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang sangat
canggih. Secara konkrit wujud organisasi usaha bergerak gradual dari yang
sederhana seperti usaha rumahan berupa usaha perorangan kemudian meningkat
berbentuk usaha dagang, perseroan komanditer sampai dengan perseroan terbatas.
Ketika wadah organisasi usaha sudah terbentuk, pelaku usaha harus tetap fokus
sedemikian rupa agar kegiatan operasional berjalan sesuai rencana.
Mempertahankan kegiatan operasional tetap berlangsung bukanlah merupakan tugas
mudah. Diperlukan pemantauan secara konsisten darr berkalanjutan, guna men jaga
seluruh aktifitas berjalan sesuai rencana. Tidak diharapkan adanya deviasi
antara pelaksanaan dan perencanaan. Kalaupun terjadi, hal ini harus merupakan
indikator terjadinya penyimpangan, sehingga harus segera dilakukan tindakan
koreksi dalam bentuk penyesuaian seperlunya. Memperlambat langkah koreksi atau
penyesuaian dikhawatirkan pelaksanaan akan melenceng perencanaan.
d.
Mempelajari Cara
Mengenali dan Mengatasi Risiko. Resiko adalah suatu peristiwa yang
tidak dikehendaki yang mungkin terjadi. Kapan terjadinya suatu peristiwa yang
tidak dikehendaki dimaksud terjadi, belum dapat diketahui secara pasti. Apabila
suatu risiko benar-benar terjadi maka akibatnya akan menimbulkan dampak
kerugian baik materi maupun non materi. Setiap kita, kapan saja, dan dimana
saja menghadapi risiko. Risiko ada disekitar kita dan setiap saat bisa
mengancam keberdaan kita. Kegiatan apapun yang kita kerjakan, atau kita tidak
mengerjakan kegiatan apapun risiko bisa terjadi. Peristiwa apakah yang akan
terjadi dimasa datang tidak dapat kita ketahui secara pasti.
Namun dari data
masa lalu, dengan sedikit melakukan system analisis, kita dapat memperkirakan
kemungkinan terjadinya risiko dan dampak kerugian yang mungkin ditimbulkannya.
Inilah yang disebut dengan manajemen risiko. Pengetahuan ini perlu dipelajari
oleh setiap pelaku usaha dalam rangka persiapan memasuki dunia usaha, yakni
upaya menghindari risiko apapun. Ketidak berhasilan atau yang kita sebut dengan
kegagalan dari sesuatu yang kita kerjakan merupakan sesuatu yang tidak kita
kehendak. Dengan demikian kegagalan dapat dikategorikan sebagai sebuah risiko.
Seseorang yang menjalankan suatu kegiatan usaha, tidak kedap dari risiko
kegagalan, kegagalan usaha. Apabila dampak kegagalan tersebut relatif kecil,
mungkin ini merupakan dinamika normal suatu kegiatan usaha. Namun bila dampak
yang ditimbulkan dari kegagalan tersebut sangat material, maka sudah barang
tentu sangat tidak dikehendaki. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa sekitar
44% kegagalan disebabkan oleh ketidakmampuan mengurus usaha, sebesar 17%,
kegagalan disebabkan oleh kekurangan pengalaman dalam menjalankan
manajemen sebesar 16% kegagalan
disebabkan oleh karena kekurang seimbangan dalam cara menggunakan sumber daya.
Ketidak mampuan mengurus usaha, kekurangan pengalaman dalam menjalankan
manajemen dan kekurang seimbangan dalam penggunaan sumber daya, ternyata
berpotensi menjadi risiko kegagalan. Dengan demikian maka hal yang berpotensi
menjadi penyebab kegagalan telah dapat diditeksi. Ketiga penyebab tersebut
berasal dari kondisi internal perusahaan. Lalu bagaimana dengan penyebab yang
berasal dari dinamika lingkungan eksternal? Inilah hal-hal yang selalu harus
diwaspadai oleh setiap pelaku usaha, yakni mengenali dan menghindari risiko.
e.
Melatih
DiriUntuk Bekerja Keras. Hanya mereka yang mampu bertahan yang akan tampil
menjadi pemenang. Bertahan dalam kegiatan sektor riil sama artinya dengan
bekerja keras. Karena itu setiap pelaku usaha perlu mempersiapkan diri bekerja
keras. Bekerja keras menuntut kesiapan fisik
mental prima, artinya tidak mudah menyerah dalam kondisi apapun. Pengetahuan,
ketrampilan dan sikap dipadu menjadi kekuatan yang harmonis memberdayakan
seluruh sumber daya yang tersedia. Seluruh sumber daya harus digunakan secara
efektif efisien dengan cara yang benar.
Dalam menghadapi situasi dan kondisi lingkungan dewasa ini dimana dinamika
perubahan belangsung begitu cepat
memberikan tekanan yang lebih berat dari masa sebelumnya, maka bekerja
keras saja tidak cukup, namun harus juga dibarengi dengan kerja cerdas. Pelaku
usaha yang selama ini belum bekerja keras, harus mempersiapkan diri untuk
bekerja lebih keras. Apabila selama ini telah melakukan kerja keras, maka mulai
saat ini harus dibarengi dengan kerja cerdas. Apa yang dimaksud dengan kerja
cerdas? Tidak ada batasan yang baku,
namun kerja cerdas merupakan kecenderungan yang terjadi dewasa ini, dimana
didalam melaksanakan suatu kegiatan atau
tugas pekerjaan senantiasa memperhatikan
mewaspadai perubahan dan perkembangan lingkungan yang sedang terjadi.
Jika mungkin dalam melaksanakan kegiatan
tugas pekerjaan dimaksud sekaligus melakukan antisipasi tentang apa yang
akan terjadi dimasa datang. Kondisi yang demikian hanya bisa dilaksanakan
apabila pelaku usaha senantiasa melakukan monitoring terhadap perubahan dan
perkembangan lingkungan, khususnya yang terkait dengan dunia usaha. Pada dekade
ini kita mengenal pola kerja contracting
out dan atau out-sourching. Pola
ini dapat dianggap sebagai cara kerja keras tapi cerdas, karena Lmtuk
memproduksi suatu barang pelaku usaha tidak selalu harus memiliki sebuah pabrik
yang lengkap dengan mesin-mesin, peralatan, pekerja dan sebagainya, tetapi
cukup mempunyai konsep produksi.
f.
Selalu Mencoba
Berinovasi.
Inovasi diperlukan karena setiap pelaku usaha ingin tampil beda. Karena itu
pelaku usaha harus selalu mencoba melakukan inovasi. Inovasi dapat dilakukan
pada seluruh bauran pernasaran. Pada bauran produk, pada bauran saluran
distribusi, pada bauran peralatan pendukung fisik dan sebagainya. Tampil beda
dalam produk barang dan atau jasa yang ditawarkan artinya memiliki keunikan
dibanding produk yang sama yang ditawarkan pesaing. Atau produk yang ditawarkan
memiliki kelebihan dari produk pesaing. Disamping itu pelaku usaha perlu
menyadari bahwa setiap pembeli dalam memperoleh kebutuhan dan keinginannya
selalu menginginkan barang dan atau jasa dengan cara yang lebih dekat, lebih
mudah, lebih murah dan lebih menyenangkan. Dengan kata lain perilaku konsumen
selalu berubah setiap saat. Atas dasar kebutuhan dan keinginan konsumen yang
selalu berubah inilah, pelaku harus trus berusaha berinovasi untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen. Kebutuhan dan keinginan ini harus memberikan
inspirasi bagi pelaku usaha, bahwa arah dari inovasi yang dilakukan harus mampu
menjawab kebutuhan dan keinginan konsumen yang terus berubah. Inovasi sejatinya
merupakan temuan khusus tentang sesuatu hal yang muncul dari seorang yang
menemui kebuntuan solusi. Apabila kemudian ia menemukan cara untuk mengatasi
kebuntuan tersebut atau menemukan jalan keluar, maka jadilah hal tesebut
sebagai inovasi. Dewasa ini di Jakarta
telah muncul pelaku usaha yang mengoperasikan taksi ojek yang kehadirannya
diilhami oleh kemacetan yang sering terjadi. Demikan juga munculnya bahan bakar
hydrogen untuk kendaraan bermotor di dorong oleh selain semakin mahalnya bahan
bakar minyak juga guna memperkecil polusi udara yang semakin mengancam. Masih
banyak contoh-contoh lain lain terjadinya inovasi yang dipicu oleh perubahan
kebutuhan dan keinginan manusia. Sekali lagi dalam rangka persiapan usaha
seyogyanya pelaku usaha harus senantiasa mencoba melakukan inovasi.
g.
Memahami Semua
Aspek Guna Meningkatkan Rasa Tanggung Jawab. Seorang wirausahawan memang
memikul tanggung jawab yang besar. Tanggung jawab besar tersebut utamanya
terletak pada mempertahankan agar kegiatan usahanya tetap mampu bertahan hidup
ditengah dinamika kehidupan lingkungannya. Lingkungan dimaksud sebagaimana
dimaksud oleh Porter (1983), meliputi perusahaan dan para pasaingnya, pemasok,
palanggan, produk pengganti dan pendatang baru. Mereka, dewasa ini bukan hanya
berasal dari lingkungan local, malainkan juga berasal dari lingkungan global.
Pelaku usaha rumah makan, dewasa ini bukan hanya bersaing dengan sesama pelaku
rumah makan lokal, melainkan juga bersaing dengan pelaku rumah makan yang dari
lingkungan luar dan berskala global. Oleh karena itu termasuk dalam persiapan
berwira usaha adalah upaya pelaku usaha senantiasa meningkatkan rasa tanggung
jawab. Bila tidak maka tidak tertutup kemungkinan akan tergusur dari arena
pasar. Rasa tanggung jawab dapat ditingkatkan apabila pelaku usaha senantiasa
mengikuti dan memahami setiap perubahan yang terjadi utamanya perubahan
lingkungan eksternal. Dengan demikian maka monitoring terhadap lingkungan usaha
merupakan suatu keharusan. Seorang wirausahawan umumnya berusaha keras untuk
mencapai keberhasilan, atau dia tidak ingin dianggap gagal. Guna mengukur
tingkat kinerjanya wirausahawan harus menggunakan tolok ukur. Tolok ukur
dimaksud dilakukan dengan cara membandingkan kinerja yang dicapai pada saat ini
dengan kinerja yang dicapai pada masa lalu. Dengan membandingkan kedua posisi
tersebut dapat diketahui apakah usaha mengalami kemajuan, jalan ditempat atau
bahkan mengalami kemunduran. Tanpa menggunakan instrurnerrt tolok ukur, agaknya
sulit memahami apakah kondisi saat ini lebih baik, sama saja atau justru lebih
buruk.
Dengan
senantiasa melakukan pemantauan terhadap kinerja setiap saat, maka pelaku dapat
secepatnya melaksanakan langkah antisipasi. Seyogya perubahan apapun yang
terjadi harus mendapat tanggapan bagi pelaku usaha. Jika kinerja saat ini lebih
baik dari bulan lalu, perlu dicari penyebabnya. Kenaikan yang terjadi tersebut
disebabkan oleh penyebab internal atau penyebab eksternal. L,ebih-lebih lagi
apabila yang terjadi adalah sebaliknya, yakni kinerja saat ini lebih buruk
dari kinerja pada bulan lalu. Dengan memahami semua aspek yang terjadi
diharapkan akan meningkatkan rasa tanggung jawab
2.1.2
Kesiapan
Pengetahuan dan Ketrampilan
Tidak
setiap orang memiliki bakat baik sebagian apalagi seluruhnya sebagaimana telah
digambarkan sebelum ini. Namun bukan berarti menjadi pelaku usaha tidak bisa
dipelajari. Dewasa ini hampir setiap malam kita saksikan tayangan Man di media
layar kaca yang bertujuan mendorong generasi muda untuk menempuh jalur
pendidikan pada sekolah kejuruan. Sekali lagi hal ini membuktikan bahwa menjadi
seorang wirausahawan tidak harus selalu dimulai dengan memiliki bakat. Dalam
beberapa kali rapat dan pertemuan yang dihadiri penulis, sejak sekarang kedepan jumlah sekolah kejuruan yang dalam
hal ini sekolah menengah kejuruan jumlahnya akan lebih ditingkatkan melebihi
sekolah lanjutan atas. Alasan utama dari diberlakukannya kebijakan tersebut
untuk mengurangi jumlah penggangguran. Kebijakan ini sekaligus menunjukkan
bahwa kesempatan berwirausaha dimasa depan semakin terbuka. Beberapa bank milik
Pemerintah juga sudah mulai memprogramkan pembinaan bagi pelaku usaha muda atau
pelaku usaha mandiri. Pembinaan bukan hanya diberikan dalam bentuk pelatihan,
akan tetapi juga dalam bentuk bantuan pendanaan. Berangkat dari perkembangan
diatas, kiranya sudah saatnya masyarakat berpaling dari paradigma lama, dimana
bekerja sama artinya dengan menjadi pegawai negeri sipil, kepada paradigm baru
yang berarti bekerja itu sama artinya dengan usaha mandiri dan membuka
kesempatan kerja bagi orang lain. Untuk sampai kepada paradigma baru dimaksud
kiranya perlu kesiapan akan pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang usaha,
sebagai dijelaskan berikut.
2.1.3
Pengetahuan
Kewirausahaan
Seyogyanya
sebelum memasuki dunia usaha seseorang perlu membekali diri dengan pengetahuan
tentang bidang usaha yang akan digeluti. Mengetahui dan mamahami tentang seluk
beluk suatu bidang usaha sama artinya dengan menguasai kompetensi. Apabila
ingin memasuki bidang usaha peternakan ikan hias, misalnya perlu membekali diri
dengan semua hal yang berkaitan dengan seluk beluk bidang usaha ikan hias.
Banyak hal yang sebaiknya diketahui guna membekali diri sebelum memasuki usaha
ini. Cara paling baik untuk membekali diri dengan pengetahuan terkait adalah
dengan mencoba mencari jawaban dari sejumlah pertanyaan, seperti apa, mengapa,
dimana, kapan, bagaimana seberapa jauh.
Apabila menggunakan contoh usaha dalam bidang peternakan ikan hias, maka untuk
mempraktekkan mencari jawaban dari sejumlah pertanyaan diatas akan menjadi
berikut.
2.1.4
Menjawab
Pertanyaan Apa
Apa
yang dimaksud dengan ikan hias itu. Ikan hias termasuk dalam kategori hidup
dalam air tawar atau air asin. Jenis apa saja yang masuk dalam kategori air
tawar, jenis apa saja yang masuk dalam
kategori air asin. Jenis apa saja yang pada saat ini sangat lazim diternakkan
orang. Jenis mana saja yang termasuk dalam kategori jenis pengrusak. Apa nama
penyakit yang biasa mengganggu ikan hias. Dimana, dapat diperoleh obat-obatan
guna menjaga kesehatan ikan. Apa nama organisasi yang bergerak dibidang ikan hias.
Apakah Pemerintah memberikan bimbingan terhadap pengrajin dan pengusaha ikan
hias. Apa nama lembaga keuangan yang selama ini banyak membantu dalam
pembiayaan peternakm ikan hias. Apa saja kendala yang terdapat dalam usaha budi
daya peternakan ikan hias. Dan masih banyak pertanyaan yang berawal kata apa
yang bisa dikembangkan dalam rangka memperdalam pengetahuan bagi seseorang yang
ingin memasuki dunia usaha dengan budi daya ikan hias.
2.1.5
Menjawab
Pertanyaan Mengapa
Mengapa
orang memilih beternak ikan. Mengapa orang mimilih beternak ikan hias. Mengapa
orang memilih beternak pada jenis ikan hias air tawar. Mengapa orang memilih
berternak pada jenis ikan hias air laut. Mengapa peternak lebih memilih jenis
air tawar. Mangapa peternak lebih memilih jenis air laut. Mengapa para peternak
ikan hias lebih banyak didaerah tertentu. Mengapa peternak ikan hias lebih
menyukai untuk jenis ikan air tawar atau
sebaliknya. Mengapa didaerah tertentu tidak terdapat banyai peternak ikan
hias. Mengapa peternak ikan hias jenis air laut kurang berkembang didaerah
pesisir masih banyak lagi pertanyaan
yang didahului dengan mengapa. Semaikin banyak jawaban yang diperoleh, semakin
banyak pula informasi yang didapat. Dengan demikian pengetahuan yang diperoleh
juga semakin lengkap.
2.1.6
Menjawab
Pertanyaan Dimana
Dimana
pusat membenihan ikan hias air tawar. Dimana pusat pembenihan ikan hias jenis
air laut. Dimana bisa mendapatkan informasi yang lengkap tentan peternakkan
ikan hias. Dimana mendapatkan benih dengan harga yang relatif murah. Dimana
bisa mendapatkan peralatan-peralatan yang diperlukan guna peternakan ikan hias.
Dimana pasar untuk jual beli ikan hias. Dimana biasanya para peternak ikan hias
mengadakan semacam pameran. Dimana lembaga pendidikan yang selama ini
memberikan penyuluhan tentang budi daya ikan hias. Dimana saja lembaga
pembiayaan yang bersedia membantu usaha peternakaan ikan hias. Tidak beda
dengan pertanyaan lainnya semakin banyak pertanyaan yang terjawab semakin
membantu pelaku usaha peternak ikan hias.
2.1.7
Menjawab Pertanyaan
Kapan
Menjawab
sejumlah pertanyaan yang dimulai dengan kapan akan meningkatkan pemahaman kita
tentang usaha dalam bidang peternakan ikan
khususnya ikan hias. Pertanyaan-pertanyaan ini berkisar tentang bidang
usaha berternak, seperti, kapan waktu terbaik jika ingin memulai berternak
ikan, musim kemarau atau musim penghujan. Kapan waktu yang tepat untuk memulai
beternak ikan hias jenis air tawar. Kapan waktu yang tepat untuk memulai
berternak ikan bias jenis air laut. Kapan benih-benih ikan mulai dibeli, dan
kapan mulai ditebarkan kedalam kolam-kolam pemeliharaan. Semakin banyak
kemampuan menjawab pertanyaan tentang kapan yang bisa dijawab, semakin lengkap
pengetahuan tentang berternak ikan baik untuk air tawar maupun untuk air laut.
2.1.8
Menjawab
Pertanyaan Bagaimana
Bagaimana
cara paling baik untuk memulai usaha dalam bidan& peternakan ikan.
Bagaimana memulai usaha berternak ikan hias jenis air tawar. Bagaimana memulai
usaha berternak ikan hias air laut. Bagaimana cara menghindari kegagalam dalam
berternak ikan hias jenis air tawar. Bagaimana cara menghindari kegagalan
dalam berternak ikan hias jenis air laut. Bagaimana suhu udara yang sesuai
untuk peternakan ikan hias jenis air tawar. Bagaimana suhu udara yang sesuai
untuk peternakan ikan hias jenis air laut. Bagaimana bentuk dan kolam yang
paling sesuai. Dan masih banyak pertanyaan yang dimulai dengan bagaimana yang
bisa dikembangkan lagi dalam upaya lebih meningkatkan pemahaman tentang
beternak ikan hias.
2.1.9
Menjawab
Pertanyaan Sejauh Mana
Sejauh
ini bagaimana kondisi usaha peternakan ikan hias di Indonesia. Seberapa jauh Pemerintah
melakukan pembinaan terhadap usaha sektor ini. Sejauh ini bagaimana peran yang
dilakukan oleh organisasi peternak ikan hias. Sejauh mana perkembangan kegiatan
perdagangan expor ikan hias. Seberapa jauh negara-negara pengimpor respons pada
para peternak ikan hias. Sejauh mana perkembangan perdagangan ikan hias lokas.
Sejauh ini bagaimana hubungan antar pengrajin peternak untuk kawawan Asean. Dan
sejumlah pertanyaan yang dimulai dengan sejauh mana masih bisa dikembangkan
lagi.
Dengan
mengumpulkan seluruh jawaban dan hasil pengembangan jawaban pertanyaan baru
dari jawaban, maka dengan mudah kita menarik benang merah tentang seluk beluk
cara berternak ikan pada umumnya ikan
hias khususnya. Dengan bekal yang demikian ini kiranya seseorang cukup memiliki
bekal untuk memasuki usaha dibidang ikan hias. Apabila dimungkinkan ada baiknya
apabila menyempatkan diri untuk melakukan pemagangan atau mengambil kursus
singkat tentang ikan hias. Jika ini dapat dilakukan maka semakin lengkaplah
pengetahuan dan pemahaman kita mengenai seluk beluk berternak ikan hias.
Selanjuanya dalam rangka untuk senantiasa mendapatkan masukan-masukan baru
tentang usaha ikan hias, seyogyanya pelaku usaha mencoba berlangganan majalah,
terbitan atau bacaan lainnya yang relevan,serta mencoba bergabung dengan
organisasi para peternak ikan hias.
2.1.10 Pemahaman Terhadap Entry and Exit Barrier
Sebagaimana
telah diutarakan sebelum ini, memulai sebuah usaha seberapapun ukurannya pasti
memerlukan sejumlah sumber daya. Seseorang yang akan membuka usaha, misalkan,
berupa rumah makan sekelas warung Tegal membutuhkan lokasi tempat berjualan,
membutuhkan sebuah gerobak untuk tempat makanan serta sekaligus peralatan makan
dan minum seperti piring, sendok garpu, gelas, teko, tempat nasi, tempat
sayuran, peralatan masak dan sejenis lainnya. Demikian juga dengan bangku
panjang atau dingklik bagi pembeli yang akan makan. Ini semua merupakan
peralatan dalam bentuk fisik dan perlengkapan usaha. Sesudah itu pelaku juga
membutuhkan sejumlah dana untuk keperluan pengadaan bahan baku seperti beras, sayur-mayur, lauk pauk,
bumbu dan rempah-rempah serta pelengkap makanan dan minuman lainnya. Sumber
daya ini berupa sejumlah dana yang harus selalu tersedia guna kelanjutan
tersedianya barang dagangan.
Kemudian
pelaku juga memerlukan sejumlah tenaga kerja untuk membantu melayani para
pembeli. Pada posisi awal mungkin seluruh kegiatan dapat dilakukan oleh suami
istri dan anak atau sanak keluarga lainnya. Namun apabila sejalan dengan
perjalanan waktu menunjukkan perkembangan maka diperlukan tenaga kerga
tambahan. Untuk ini serruta memerlukan pengorbanan energy dan pengorbanan
psikologis yang tidak sedikit. Seluruh pengorbanan sumber daya ini disebut
dengan biaya masuk kedalam pasar usaha dibidang rumah makan atau lebih dikenal
dengan istilah entry costs. Setiap
pelaku usaha baru yang akan memasuki pasar sudah pasti akan berhadapan dengan
masalah entry costs. Semakin rumit
jenis usaha yang akan dimasuki maka semakin besaur pula entry costs yang harus dikeluarkan. Suatu pasar yang ketika seorang
pelaku usaha akan memasuki menghadapi persyaratan-persyaratan yang tinggi
disebut dengan hambatan masuk, atau sering disebut dengan entry-barrier. Sebaliknya dari entry-barrier
adalah exit barrier, yakni apabila
seseorang merasa telah gagal dalam bidang usaha yang digeluti dan akan keiuar
dari industry maka ia akan berhadapan dengan kondisi exit barrier. Seseorang pelaku usaha sebelum memutuskan untuk
keluar dari pasar, perlu berfikir dua kali, karena apabila hal tersebut
dilakukan maka ia harus mengorbankan berbagai sumber daya yang telah
dikorbankannya (exit costs) ketika
akan memasuki suatu industry.
2.1.11 Kesiapan Ketrampilan
Yang
dimaksud dengan ketrampilan adalah kemampuan untuk merencanakan, menjalankan
dan mengendalikan kemampuan yang dimiliki didalam praktek usaha. Sebagai contoh
seorang guru olah raga berenang dituntuk tidak hanya mengetahui dan memahami
teori tentang berenang, akan tetapi juga mampu memperlihatkan ketrampilan untuk
berenang. Mangetahui dan memahami teori saja tidak cukup. Akan tetapi masih
diperlukan kemampuan lain yakni keterampilan mempraktekkannya. Keterampilan
bagi seorang pelaku usaha sangat diperlukan, meskipun pada suatu saat ia tidak
harus melaksanakan sendiri pekerjaan tersebut atau paling tidak ia pernah
melakukannya sendiri.
2.1.12 Kesiapan Sumber Daya
Sumber
daya merupakan modal utama pada setiap kegiatan usaha. Seorang pakar ilmu
ekonomi menyebutkan sumber daya produksi meliputi orang (man), uang (money),
barang (materials), metoda (methods), dan pasar (market). Sedangkan pakar lain menye
butkan sumber daya usaha, meliputi somber daya manusia (human resources), sumber daya finansial (financial resources), sumber daya fisik (physical resources), sumber daya informasi (information resources). Dan pakar lainnya, menyatakan bahwa masih
ada satu lagi sumber daya yang sangat penting, yakni sumber daya waktu (time resources). Dalam praktek bisnis
secara nyata bisa kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari pendapat ketiga
pakar tersebut diatas benar adanya. Maka untuk memahami lebih jauh tentang
sumber daya usaha berikut digambarkan secara lebih rinci.
2.1.13 Sumber Daya Manusia
Sumber
daya manusia yang pertama adalah diri yang bersangkutan sendiri, atau seseorang
yang telah berniat dan bertekad memasuki dunia wirausaha. Sebagai seseorang
yang telah berniat dan bertekad memasuki dunia wirausaha, sudah barang tentu
yang bersangkutan harus benar-benar siap menghadapi semua permasalahan yang
lazimnya terjadi dalam lingkungan usaha. Lingkungan dunia usaha yang lazim
dihadapi meliputi fihak pembeli, fihak pemasok, fihak pesaing dan fihak-fihak
lain yang terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan kegiatan usaha.
Kemudian apabila usaha yang dirintis telah berhasil melalui tahapan pertama,
dalam arti tidak gagal atau dengan kata lain usaha tidak mati, maka kebutuhan
turutannya akan muncul, seperti kebutuhan akan tenaga kerja yang diperlukan
untuk membantu pelaksanaan berbagai tugas pekerjaan, misalnya kebutuhan akan
tenaga pembersih ruangan, atau tenaga untuk penjaga tempat kerja.
Pemenuhan
kebutuhan seperti ini tentunya tidak serta merta atau dengan mudah dapat segera
dipenuhi; satu dan lain hal oleh kerena setiap penambahan tenaga kerja akan
berdampak pada peningkatan biaya. Disamping itu lazimnya pada perusahaan yang
baru pemenuhan kebutuhan dana untuk mendukung pembiayaan tidak selalu tersedia.
Yang menjadi pertanyaan, apakah pada saat itu organisasi usaha sudah mampu
memikul beban tambahan biaya yang diakibatkan oleh bertambahnya tenaga kerja
tersebut. Pelaku usaha harus mampu menjawab dan menyelesaikan persoalan
tersebut.
2.1.14 Sumber Daya Keuangan
Keluhan
yang paling sering kita dengar dari sebagian pelaku usaha ialah kurangnya
modal. Dari seringnya terdengar keluhan ini sekilas terkesan bahwa yang
dimaksud oleh sebagian besar pelaku usaha kecil dan menengah dengan modal
adalah sejumlah uang yang segara dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan
usaha. Dari hasil pengamatan ternyata sebagian besar dari meraka, memiliki
tanah, memiliki bangunan rumah, seonggok bahan baku
barang jadi yang siap untuk dipasarkan.
Nampaknya
mereka belum memahami bahwa barang-barang dimaksud sebenarnya merupakan
sejumlah potensi kekayaan yang dapat digunakan untuk mencari bantuan permodalan.
Merespons keluhan seorang ibu yang juga menjadi seorang pengusahana konveksi
rumahan, ketika dilakukan survey. ternyata mereka mengerjakan usaha konveksi
dirumahnya sendiri. Sebuah rumah permanen diatas lahan seluas 700 meter
persegi. Didalam rumah yang merangkap sebagai industry kecil rumahan tersebut
terdapat sejumlah mesin berbagai jenis, seonggok bahan baku
setumpuk barang jadi siap jual. Keluhan yang disampaikan, pesanan banyak
akan tetapi merasa kekurangan modal sehingga sulit memenuhi permintaan pasar.
Menyimak
hasil penelitian tantang tingkat angka kegagalan pelaku usaha kecil menengah sebesar 44% semakin menyadarkan
penulis bahwa sinyalemen tersebut menunjukkan bahwa ibu pelaku usaha ini
termasuk yang kurang memahami pengetahuan dan ketrampilan manajemen. Menelusuri
lebih jauh keluhan ibu pelaku usaha rumahan ini, ternyata dari seluruh barang
yang dimiliki tersebut tidak dijumpai dokumen pendukung yang menjelaskan bahwa
barang tersebut miliknya. Rumah yang ditempati tidak memiliki, ijin mendirikan
bangunan, tanah yang dimiliki tidak memiliki sertifikat yang ada hanya selembar
kertas kumal yang kita kenal dengan surat
C desa. Mesin jahit yang ada sebanyak sembilan buah tidak dapat diingat lagi
kapan benda-benda itu dibeli. Bahan baku
berupa gundukan kain kiloan juga tidak ada bukti-bukti pembelian. Dan terakhir
tumpukan barang jadi siap jual juga tidak dijumpai catatan pendukungnya. Yang
sangat memprihatinkan tidak dijumpai catatan tentang pesanan barang oleh
pemesan/ pembeli barang. Dengan kata lain pada pelaku usaha tersebut tidak
dijumpai informasi internal tentang potensi kekayaan yang dimiliki. Dengan
ilustrasi seperti ini semakin menguatkan dugaan bahwa pembinaan terhadap pelaku
usaha kecil masih sangat diperlukan. Kalau saja seluruh barang yang merupakan
potensi kekayaan tersebut didukung oleh dokumen kepemilikan, maka dokumen yang
ada tersebut dapat digunakan sebagai agunan untuk mendapatkan dukungan
permodalan dari lembaga pembiayaan. Dengan tidak tersedianya dokumen
kepemilikan agaknya sulit bagi lembaga pembiayaan untuk memberikan bantuan
keuangan.
2.1.15 Sumber Daya Fisik
Menyimak
uraian tentang masalah dokumen diatasnamakan jelas kiranya bahwa pencatatan
atas seluruh kekayaan yang dimiliki pelaku usaha kecil/ menengah sangat penting
namun sering kali diabaikan. Diabaikannya pencatatan dimaksud dugaan terbesar
diakibatkan oleh kekurang pahaman akan arti penting dokumen kepemilikan informasi internal. Sumber daya fisik tidak
selalu dimiliki oleh pelaku usaha. Apabila seorang pelaku usaha memiliki beberapa
jenis sumber daya fisik sebenarnya telah dapat dianggap sebagai memiliki
potensi modal. Sumber daya fisik dimaksud tidak harus dijual untuk memperoleh
modal, namun perlu dilengkapi dokumen kepemilikan, yang kelak dapat digunakan
sebagai barang agunan manakala benar-benar diperlukan.
Demikian
juga dengan dokumen bukti pesanan/ pembelian dari pelanggan. Dokumen pesanan
yang dikerjakan secara konsisten merupakan kompulan dokumen yang sangat penting
dan berharga. Dikatakan penting karena dengan adanya dokumen tersebut
perusahaan dapat melakukan monitoring atas jumlah pesanan, jenis barang yang
dipesan, jumlah penjualan, waktu deliveri dan sejumlah manfaat lainnya.
Sedangkan dikatakan sebagai berharga karena kumpulan dokumen pesanan dapat
dijadikan bukti kepada lembaga pembiayaan tentang besarnya potensi piutang
usaha yang tidak lain juga sama dengan potensi kekayaan perusahaan. Kumpulan
dokumen pesanan dan atau catatan piutang usaha dan atau catatan tentang
persediaan bahan baku
dan barang jadi, dalam kondisi tertentu dapat dijadikan agunan dalam memperoleh
bantuan pembiayaan. Hal lain yang nampaknya kurang mendapat perhatian pelaku
usaha kecil/ menengah terhadap sumber daya fisik adalah masalah pemeliharaan.
Apabila
diatas telah dibahas tentang kurangnya pemahaman tentang manfaat dokumen
kepemilikan, maka tidak berbeda jauh dengan masalah pemeliharaan. Dengan
mengambil contoh usaha konveksi rumahan diatas, ternyata bahan baku, bahan pembantu dan barang jadi juga
diletakkan seadanya dan dimana saja. Tidak ada semacam pemisahan tempat untuk
bahan baku,
bahan pembantu dan barang jadi. Mungkin kondisi seperti ini mudah dipahami
disebabkan oleh keterbatasan sumber daya fisik yang dimiliki, sehingga tidak
tersedia gudang atau tempat yang khusus untuk itu.
2.1.16 Sumber Daya Informasi
Dewasa
ini informasi telah menjadi sebuah komodisi yang sangat penting. Mobilitas
manusia yang sangat tinggi telah menyebabkan nilai scbuah informasi menjadi
sangat berharga. Perkembangan teknologi juga menyebabkan hubungan antar bangsa
diseluruh belahan bumi menjadi semakin luas. Sifat hubungan ini tidak hanya
bersifat pribadi, melainkan lebih luas dari itu, seperti hubungan industri dan
perdagangan, hubungan diplomatik, militer dan sebagainya. Perbedaan kemajuan
social ekonomi setiap negara juga juga menyebabkan perbedaan kebutuhan dan
saling ketergantungan negara satu dengan negara lainnya sangat besar. Negara
maju membutuhkan sumber daya tertentu yang dimiliki oleh negara kurang maju.
Sebaliknya negara berkembang membutuhkan mesin dan peralatan lainnya yang
dihasilkan oleh negara maju. Terjadilah hubungan industri dan perdagangan yang
sangat intens. Hubungan yang intents ini menyebabkan terjadinya persaingan
dagang semakin meningkat antar negara antar bangsa. Selain itu seyogyanya pelaku
usaha juga menjaga konistensi dalam mengumpulkan dan mengembangkan sumber daya
informasi. Sumber daya informasi tentang budi daya ikan hias misalnya, sangat
diperlukan dan sangat menunjang dalam rangka mengembangkan usahanya. Maka sudah
seharusnya berbagai sumber daya yang terkait dengan bidang usahanya, perlu
dipelihara dan dikembangkan. Dewasa ini banyak media yang menyediakan sumber
daya untuk setiap bidang usaha, seperti Koran, majalah, buku dan bahkan dari
website.
2.1.17 Sumber Daya Waktu
Sumber
daya waktu disinggung panjang lebar oleh Peter F. Drucker (2006), dalam bukunya
yang berjudul The Effective Executive.
Dikatakan bahwa tidak satupun kegiatan usaha yang tidak melibatkan komponen
waktu. Disamping itu komponen waktu juga mengenal keterbatasan (scarcity), yakni tidak lebih dari dua
puluh empat jam dalam sehari semalam. Karena begitu pentingnya komponen waktu
sampai-sampai pepatah mengatakan time is money, sementara tidak ada yang
mengatakan human resource is money, atau sumber daya yang lain sebagai money.
Dalam
praktek sumber daya waktu banyak digunakan produk jasa (services products), meskipun juga tidak sedikit diperlukan dalam
produk barang (goods products).
Penggunaan komponen waktu pada produk jasa terutama guna menetapkan besarnya
nilai harga jual. Sebagai contoh, semakin lama waktu penerbangan semakin mahal
harga tiket pesawat terbang. Contoh lainnya, semakin lama seseorang menginap di
hotel semakin besar biaya hotel yang harus dibayar. Sedangkan contoh penggunaan
komponen waktu dalam produk barang, deliveri pesanan produk barang yang
terlambat akan dikenakan denda oleh pihak pemesan. Contoh lainnya, penyimpanan
persediaan barang dagangan yang terlalu lama disebuah gudang akan mengakibatkan
beban biaya sewa yang mahal. Besaran waktu dalam sehari semalan tidak mungkin
diperpanjang. Dengan demikian apabila suatu paket pekerjaan yang telah
direncanakan tidak selesai pada hari ini, maka pada dasarnya telah menaikkan
besarnya biaya produksi. Demikian juga apabila sebuah kamar hotel yang tidak
digunakan pada hari ini, pada dasarnya telah mengurangi hasil pendapatan yang
telah direncanakan.
2.2 Menyusun Rencana Usaha
Tetangga
didepan rumah sebelah sana
terlihat sibuk yang ketika didekati, ternyata sedang menyiapkan sebuah kolam
yang terbuat dari kayu dan plastik warna hitam. Kolam tersebut rencananya akan
digunakan tuntuk mencoba memelihara ikan gurameh. Tetangga ini dikenal sebagai
seorang pegawai negeri sipil pada kantor Pemerintah. Ketika pada suatu ketika
terjadi pergantian pimpinan, maka ia terkena giliran mutasi dari tempat kerja
yang sekarang ketempat kerja yang relatif lebih jauh meskipun masih dalam
lembaga yang sama.
Ditempat
kerjanya yang baru, mungkin dalam rangka penyesuaian iklim kerja, ia merasa
kegiatannya tidak sepadat ketika ditempat kerja yang lama. Maka guna
menyalurkan energy yang berlebih tersebut ia mencoba menyalurkan hobinya dengan
mencoba berternak ikan. Diketahui bahwa usianya pada saat ini sekitar 48 tahun
sehingga sekitar 8 tahun lagi ia akan memasuki masa pensiun. Ketika ditanya mengapa
hobi tersebut tidak dibina untuk menjadi hobi yang menghasilkan uang. Maka
jawabnya spontan, saya tidak punya modal. Inilah jawaban klasik yang selalu
kita dengar dari sebagian teman yang belum memahami bagaimana seharusnya
memobilisasi dana untuk memulai sebuah usaha. Pada kesempatan lain ketika
bertemu dengan seorang pelaku usaha kecil, ketika ditanya apa yang anda rasakan
selama berkecimpung sebagai pelaku usaha, maka jawabnya tidak berbeda, saya
kesulitan mendapatkan bantuan modal.
Keluhan
demikian
wajar saja, karena memang tidak semua pelaku usaha mempersiapkan diri
melaksanakan apa yang seharusnya dilakukan. Tidak melaksanakan apa yang
seharusnya dilakukan ini, bisa diakibatkan oleh bermacam sebab. Salah
satu
penyebabnya akibat ketidak siapan mengelola sebuah usaha. Sedangkan
mengapa
lembaga ini atau lembaga itu tidak membantu, disebabkan oleh
ketidaktahunan
tentang kemana seharusnya mencari informasi. Kata kuncinya hanya satu
yaitu
para usaha kurang mau belajar untuk mempersiap diri menjadi pelaku
usaha. Para pelaku usaha sebaiknya mempersiapkan diri sebelum
terjun kedunia usaha. Namun bagi mereka yang telah terjun ke dunia usaha
tidak
ada salahnya untuk menambah pengetahuan dan keterampilannya dalam dunia
usaha.
Tidak ada kata terlambat untuk belajar, karena setiap detik kondisi dan
situasi
selalu berubah dan berkembang. Para pelaku
usaha sehaiknya tidak menyerah dan atau tidak putus asa; jelasnya tidak
boleh
patah semangat, bangkitlah dengan kemampuan sendiri dan jangan terlalu
rnengharapkan bantuan pihak manapun.
Menjadi
pelaku usaha harus tegar dan mencoba menghadapi semua persoalan tanpa rasa
putus asa. Guna sedikit membantu meningkatkan kinerja usaha yang telah ada
cobalah menyusun kembali sebuah rencana tentang seluruh kegiatan yang akan di
jalankan dalam lima
tahun kedepan. Bayangkan dalarn fikiran dan imajinasikan seberapa besarkah
usaha tersebut sesudah berjalan lima
tahun dari sekarang. Rencana sebaiknya didasarkan pada situasi dan kondisi yang
ada saat ini. Kondisi yang dimaksud disini terutama yang berkaitan dengan
kondisi internal perusahaan. Kondisi internal ini meliputi bukan hanya kekuatan
dan kelebihan yang dimiliki, melainkan juga kekurangan dan kelemahan yang ada
pada saat ini. Apabila tempat usaha yang di gunakan selama ini merupakan milik
sendiri, sebenarnya ini merupakan kekuatan. Demikian juga apabila memiliki
beberapa orang pegawai yang setia, maka ini juga menjadi kekuatan dalam
melangkah lebih jauh.
Sebaliknya
hubungan yang kurang baik dengan para pegawai akan menjadi kelemahan, demikian
juga hubungan yang kurang serasi dengan para pemasok akan menyita pengorbanan
yang lebih besar. Selanjutnya juga perlu mencoba dan berusaha memahami
bagaimana perkembangan kondisi dan situasi yang diluar perusahaan pada saat
ini. Kondisi ini disebut dengan faktor eksternal. Faktor eksternal terdiri
dari kesempatan yang di peroleh dan hambatan yang di hadapi dan rasakan.
Hubungan yang dekat dengan lembaga keuangan merupakan sebuah kesempatan baik
dalam memperoleh bantuan financial, sedangkan hubungan yang luas dengan banyak
teman merupakan peluang bagi perusahaan untuk memperoleh bantuan. Sebaliknya
kekurang pedulian kepada lingkungan akan menjadi kendala untuk memperoleh
informasi maupun untuk melangkah lebih jauh. Urutan kegiatan dibawah ini
merupakan pengembangan kegiatan perencanaan yang dibuat oleh pakar manajemen
usaha kecil dan menengah, Siropolis,
pada tahun 1994, sesuai gambar 4.1. Penjelasan lebih lanjut diuraikan sebagai
berikut, Penjelasan Gambar:
Sumber : Siropolis, 1994, Small Business Management, Houghton Miffin Company, Boston, USA.
(Disadur)
Gambar
4.1 Rencana Pengembangan Usaha
Penjelasan
Gambar
1.
Niat
Menjadi Pelaku Usaha
2.
Menganalisis
kemampuan pribadi
3.
Menetapkan
Pilihan Produk Barang atau Produk Jasa
4.
Mempelajari
Pasar
5.
Merencanakan
Hasil Penjualan
6.
Menentukan
Lokasi
7.
Mengembangkan
Produk
8.
Mengembangkan
Pemasaran
9.
Mengembangkan
Organisasi
10.
Mengembangkan
Aspek Yuridis
11.
Mengembangkan
Administrasi
12.
Mengembangkan
Proteksi Melalui Asuransi
13.
Merencanaan
komputerisasi
14.
Mengembangkan
Manajemen Mutu
15.
Mengembangkan
Rencana Keuangan
16.
Menyiapkan
Prasarana Surat
Menyurat
2.2.1
Niat Menjadi
Pelaku Usaha
Tetapkanlah
secara bulat niat dan komitmen untuk menjadi seorang pelaku usaha. Ajaran
membenarkan bahwa segala sesuatu yang akan kita kerjakan harus dilandasi oleh
niat yang baik. Dengan demikian ketika melangkah lebih jauh tidak ada
sedikitpun perasaan ragu-ragu. Langkah pertama sesudah niat adalah selalu
berusaha untuk menjaga dan mempertahankan komitmen dan konsistensi. Komitmen
adalah janji; dengan demikian apabila telah berniat menjadi seorang pelaku
usaha, maka harus selalu berusaha memenuhi janji untuk tetap pada posisi
sebagai seorang pelaku usaha.
Menjaga
dan mempertahankan komitmen menjadi landasan yang sangat penting, karena dalam
perjalanan waktu senantisa akan dihadapi berbagai perkembangan dan perubahan
situasi kondisi. Apabila
perkembangan perubahan situasi kondisi ini memberikan peluang bagi usaha
maka tentunya inilah yang sangat diharapkan. Namun sebaliknya apabila perkembangan perubahan yang terjadi justru mempersulit
usaha yang tengah dijalankan maka disinilah pelaku usaha diuji untuk mampu
mengatasi dampak yang ditimbulkannya. Dengan kata lain harus berusaha untuk
memenuhi serta mempertahankan komitmen sebagai seorang pelaku usaha. Harus
teguh menghadapi meskipun sejumlah kendala akan menghadang didepan kita.
2.2.2
Menganalisis
Kemampuan Pribadi
Dengan
jujur lakukanlah analisis terhadap diri anda, meskipun anda telah memiliki niat
dan tekad yang kuat. Niat tekad saja
tidak cukup masih perlu didukung oleh pengetahuan ketrampilan. Pada tahap awal sedikit pengetahuan
yang terkait dengan bidang usaha yang akan di masuki harus dipelajari guna
menghindari risiko kegagalan yang tidak perlu. Jangan malu bertanya kepada
orang lain yang telah memiliki pengalaman terlebih dahulu. Dengan belajar dari
pengalaman orang lain sedikitnya kita telah memahami suka suka sebagai pelaku pemula. Sebagai pelaku
pemula sudah pasti akan mengalami hal-hal yang selama ini belum pernah dialami.
Dengan bertanya belajar dari orang lain,
hal-hal yang spesifik dan tidak pernah dibayangkan tidak perlu terjadi.
Sebagai
contoh bila akan memasuki usaha peternakan ikan hias, maka banyak-banyak
bergaulah dan bertanyalah kepada mereka yang lama menekuni bidang usaha budi
daya tersebut lebih dulu. Timbalah pengalaman-pengalaman mereka sehingga tidak
perlu membuat kesalahan yang sama. Masih banyak cara untuk menganalisis
kemampuan diri. Cara yang mudah selain mempelajari pengalaman orang lain ialah
membaca banyak buku tentang bidang usaha yang akan kita masuki. Dengan membaca
buku dan bertanya kepada pelaku yang sudah berpengalaman, kita akan memperoleh
bekal pengetahuan keterampilan yang
sangat berharga. Selain bertanya membaca
masih ada cara lain yang dianjurkan apabila masih mempunyai waktu, yakni magang
(apprentice) kepada peternak yang sudah ada. Dengan melakukan magang akan
diperoleh pengalaman secara langsung. Kiranya dengan cara bertanya,
membaca magang lengkaplah bekal yang
diperlukan ketika memasuki usaha budi daya petemakan ikan hias.
2.2.3
Menetapkan
Pilihan Produk Barang atau Produk Jasa
Tetapkanlah
jenis produk yang akan anda jadikan komoditi untuk dibuat dipasarkan. Pilihlah produk barang atau
produk jasa, yang sangat menarik minat kita. Memilih produk yang kita minati
akan sangat memotivasi kita dalam pengembangannya kelak. Produk barang hasil
olahan seperti, kueh dan kek, minuman dalam kemasan, kerajinan tangan, gerabah
dari rotan, gerabah dari tembikar, masih
banyak contoh lainnya. Atau produk jasa seperti, rumah makan atau produk jasa
seperti salon kecantikan, penyelenggara acara (event organizer). Alasan untuk menekuni produk yang anda minati
sangat rasional.
Dengan
memilih jenis produk yang paling anda kuasai kompetensi ilmunya atau paling
menarik minat kita akan lebih memberikan dorongan untuk mengembangkannya.
Apabila kita tertarik untuk memilih lebih dari satu mata dagangan, sebaiknya
pilihlah yang berada dalam satu alur. Misalnya apabila kita ingin membuka usaha
kursus bahasa Inggris pengembangbannya bisa diperluas dengan kursus bahasa
Belanda, atau membuka usaha kueh bisa diperluas dengan usaha catering. Dengan
membuka usaha dalam mata dagangan yang satu alur akan membantu anda untuk
mengatasi masalah apabila timbul.
2.2.4
Mempelajari
Pasar
Salah
satu pendekatan dalam memulai satu usaha ialah melalui peluang pasar.
Pendekatan peluang pasat artinya kita membuka usaha imtuk menjual barang atau
jasa yang sedang laku dipasar. Dalam kaitannya dengan peluang pasar pelajarilah
kondisi pasar paling tidak selama setahun terakhir ini. Barang atau jasa apakah
yang pada saat ini paling laku dan atau sedang dicari pembeli dan harganya
relatif bagus. Dalam hubungan dengan peluang ini, tidak ada salahnya apabila
anda menghubungkan dengan kebutuhan yang bersifat musiman, seperti kebutuhan
masyarakat akan pupuk, kebutuhan akan bibit pada saat musim tanam dan
sebagainya. Masih banyak kebutuhan akan barang jasa yang sifatnya musiman,
seperti menjual korma pada bulan suci Ramadhan, atau berjualan pakaian muslim
menjelang hari Raya Idul Fitri. Atau bisa juga anda merencanakan membuka usaha
dan menjual barang yang tidak terpengaruh oleh musim, artinya pada musim apapun
pembeli tetap membutuhkan barang tersebut, contohnya adalah dagang sembako.
Merencanakan barang atau jasa yang akan dijadikan mata dagangan sangat penting,
karena sekali anda telah menetapkan maka konsekwensi ekonomisnya sangat
panjang. Antara lain yang terkait dengan entry-costs sebagaimana telah dibahas
sebelum ini.
2.2.5
Merencanakan
Hasil Penjualan
Secara
sederhana rumus untuk menghitung hasil penjualan sangat mudah, yakni total
penjualan dikurangi biaya operasional. Hal yang sangat penting disini jangan
sampai terjadi total penjualan setelah dikurangi biaya operasional hasilnya
minus. Jika hat demikian yang terjadi, maka usaha yang harus dilakukan adalah
meningkatkan total penjualan sedemikian rupa sehingga sesudah dikurangi biaya
operasional hasilnya tidak minus. Akan tetapi perlu diingat bahwa usaha
menaikkan penjualan berakibat meningkatnya biaya pemasaran.
Pada
kegiatan usaha yang masih baru kondisi hasil penjualan yang minus memang wajar
terjadi. Diperlukan beberapa waktu untuk membuat selisih tersebut menjadi
surplus. Berapa jumlah waktu diperlukan sangat tergantung pada banyak faktor.
Faktor tersebut bisa berasal dari internal perusahaan atau bisa juga dari
eksternal perusahaan. Faktor internal, secara mudah sebagai akibat dari
lemahnya manajemen, sedangkan faktor dari luar penyebabnya antara lain
disebabkan lemahnya daya beli masyarakat atau produk yang kurang diserap pasar.
Menentukan sebab secara tepat masih diperlukan penelitian dan kajian faktor
mana yang paling dominan. Disamping itu hasil penjualan pada suatu periode
waktu tertentu juga ditentukan ketika pertama kali seseorang menentukan
pendekatan dalam memasuki dunia usaha. Apabila pelaku usaha melakukan
pendekatan sumber daya, maka sudah dapat dipastikan bahwa hasil penjualan yang
tidak positif tidak terlalu menjadi masalah, karena sudah diperhitungkan
sebelumnya.
2.2.6
Menentukan
Lokasi
Untuk
beberapa mata dagangan lokasi atau tempat usaha memiliki peran yang sangat
strategis. Dengan mengambil contoh mata dagangan pupuk, maka lokasi tempat
usaha merupakan faktor yang menentukan terutama akses jalan yang nantinya
dilalui oleh kendaraan yang akan mensuplai persediaan pupuk yang akan anda
jual. Lokasi yang tidak memiliki akses seperti diatas, akan berdampak pada
besarnya biaya angkut yang akan berpengaruh terhadap harga pupuk yang akan anda
jual. Seringkali pelaku menghadapi masalah delamatis dalam menentukan lokasi.
Lokasi yang strategis pada umumnya harga atau sewanya relative lebih mahal.
Sementara
harga atau sewa yang tersedia hanya cukup untuk lokasi yang kurang bahkan tidak strategis. Disinilah seorang
pelaku usaha dituntut untuk mengembangkan kreatifitas dan inovasinya. Mungkin
ia perlu menempuh jalan kompromi. Jalan kompromi dimaksud, misalnya untuk
lokasi yang strategis tetapi mahal disewa secukupnya untuk keperluan tempat
penjualan. Itupun kalau pemilik tanah atau bangunan bersedia. Sedangkan untuk tempat
penimbunan atau gudang ditempatkan di lokasi yang kurang strategis. Masih
banyak cara yang bisa dikembangkan sejalan dengan sifat karakter produk yang akan dijual.
2.2.7
Mengembangkan
Produk
Jika
usaha pelaku seperti diuraikan pada bahasan diatas yakni berjualan pupuk, maka
perencanaan yang perlu dilakukan adalah mencari jenis pupuk yang paling laku
dipasar dimana anda memilih lokasi tempat berjualan. Sebaliknya apabila anda
menjual jenis pupuk yang kurang diminati, kecil memungkinan calon pelanggan
membeli ke kios anda. Atau masih membutuhkan upaya anda untuk memperkenalkan
jenis pupuk yang kurang diminati atau dicari oleh calon pelanggan tersebut.
Mengembangkan perencanaan produk tidak terbatas hanya kepada produk hasil
olahan sendiri, akan tetapi termasuk juga pada jenis produk yang akan
dipasarkan dimasa datang sejalan dengan kebutuhan dan keinginan pasar.
Sebaiknya
setiap pembeli menanyakan sesuatu produk, ia dapat memperolehnya dari toko
kita. Dewasa ini kebijakan pelaku usaha berusaha membuat pelanggan berada dalam
one-stop shoping, yakni sekali masuk kesebuah toko semua barang yang dicari
tersedia. Pelanggan didorong untuk datang kesuatu tempat, dan membeli
barang-barang yang dibutuhkan diinginkan
sampai tuntas. Biasanya pembeli yang demikian tidak terlalu sensitif terhadap
harga. Artinya harga yang berbeda sedikit dari tempat lain tidak terlalu jadi
masalah, karena pelanggan berhitung juga dengan pengorbanan waktu dan energy
untuk pergi ketempat lain.
2.2.8
Mengembangkan
Pemasaran
Produk
yang akan di pasarkan erat kaitannya dengan kelompok masyarakat yang akan
membeli produk tersebut. Kelompok masyarakat pembeli ini disebut segmen pasar.
Ketika merencanakan hasil penjualan sesuatu produk perlu dihitung perkiraan
tentang besarnya segmen yang akan menjadi sasaran penjualan. Apabila di suatu
arena pasar yang dituju tidak cukup banyak target pembeli, perlu dipikirkan
kemungkinannya imtuk masuk ke arena pasarnya lainnya. Mengembangkan rencana
pemasaran, mempunyai beberapa alternatifi, yakni,
a)
Membuka
pasar yang baru untuk produk yang telah ada,
b)
Membuka
pasar yang baru untuk produk yang baru,
c)
Membuka
pasar yang sudah ada untuk produk yang baru,
d)
Membuka
pasar yang sudah ada untuk produk yang sudah ada.
Alternatif
yang manapun yang dipilih semuanya memerlukan perencanaan. Untuk menyusun
rencana diperlukan informasi yang cukup mendukung. Disinilah pentingnya
informasi tentang pasar. Informasi pasar berkaitan dengan produk sendiri,
produk milik pesaing, jumlah pelaku usaha, kelompok pembeli, pendatang baru,
barang tiruan dan masih banyak lagi. Semua informasi terkait menjadi penting
ketika kita membuat perencanaan. Informasi itu sendiri harus dihimpun secara
sistematis dan berkelanjutan.
2.2.9
Mengembangkan
Organisasi
Seiring
dengan berjalannya waktu dan berkembangnya usaha ternyata sumber daya yang ada
miliki terasa menjadi kurang. Ruangan yang pada tahLm lalu cukup ternyata
sekarang menjadi terasa sempit. Tenaga administrasi yang setahun lalu bisa
dirangkap oleh pelaku usaha sekarang terasa agak sulit sehingga memerlukan tenaga
tambahan. Listrik yang dahulu cukup sekian watt, dengan bertambahnya mesin
computer dan mesin fax terasa kurang. Kondisi ini menunjukkan bahwa dalam
setahun terakhir mi terjadi peningkatan kegiatan, dan memerlukan tambahan
sumber daya.
Sumber
daya dimaksud meliputi tenaga kerja, keuangan, peralatan fisik dan
data/informasi. Oleh karena itu, perlu direncanakan pengembangan organisasi
dan menajemen. Untuk perencanaan pengembangan organisasi dan menajemen, ada
baiknya kalau menimba pengalaman dari perusahaan lain yang telah berhasil
mengembangkan diri. Beberapa perusahaan biasanya menyusun rencana dalam
tahapan-tahapan. Lazimnya perencanaan disusun rencana jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang. Rencana jangka pendek lazimnya berdurasi setahun,
rencana jangka menengah berjangka antara setahun sampai dengan tiga tahun, dan
rencana jangka panjang lazimnya berjangka waktu lima tahun. Proses perencanaan itu sendiri
memerlukan kejujuran, terutama yang terkait dengan kekuatan dan kelemahan
internal organisasi. Dengan demikian yang sangat berkaitaan dengan analisis
SWOT.
2.2.10 Mengembangkan Aspek Yuridis
Sejalan
dengan berjalannya waktu, nampakanya perusahaan perlu lebih menanamkan
kepercayaan masyarakat. Apabila perusahaan belum mempunyai status hukum yang
kuat kiranya perlu dibentuk usaha yang memiliki badan hukum. Tujuannya jelas
dengan memiliki badan hukum tanggung jawab kepada masyarakat menjadi lebih
jelas. Perusahaan dengan badan hukum lebih memberikan kepercayaan kepada
masyarakat dibanding dengan bentuk usaha perorangan. Oleh karena itu jika
telah memungkinkan sebaiknya anda mengembangkan usaha perorangan menjadi usaha
yang berbadan hukum.
Bentuk-bentuk
badan hukum di Indonesia
sangat beragam, dari yang paling sederhana seperti usaha perorangan, usaha
rumahan sampai dengan perseroan terbatas terbuka. Secara rinci bentuk
badan-badan hukum perusahaan akan dibahas pada bagian akhir dari bab ini. Untuk
menjadikan sebuah perusahaan memiliki status badan hukum, memang diperlukan
beberapa persyaratan. Persyaratan dimaksud antara lain data tentang pemilik,
maksud dan tujuan membuka usaha, bidang usaha yang akan dimasuki, lokasi dan
alamat tetap dan masih banyak. Dari pengamatan selama ini mengurus status hukum
sebuah badan usaha tidak terlalu rumit, namun diperlukan konsistensi sebagai
pelaku usaha sebagaimana telah dibahas sebelumnya.
2.2.11 Mengembangkan Administrasi
Ketika
usaha anda telah berjalan beberapa waktu, untuk menjalankan langkah selanjutnya
anda perlu membuat rencana kedepan. Disamping itu anda juga perlu membuat
keputusan-keputusan baik untuk kegiatan pembelian, kegiatan pabrikasi, kegiatan
penjualan, perluasan produk dan masih banyak lagi. Untuk keperluan tersebut
sudah barang tentu diperlukan data dan informasi yang relavan guna mendukung
rencana dan keputusan yang akan diambil. Sebuah contoh yang sederhana, berapa
harga jual produk yang telah diberikan kepada relasi A pada tiga bulan lalu,
tentunya sudah tidak mudah diingat lagi, kecuali apabila tersedia catatan
penjualan.
Apalagi
bila transaksi penjualan selama tiga bulan terakhir ini begitu banyak. Demikian
juga dengan masalah piutang usaha, berapa lama relasi B telah menerima barang
pesanannya dan apakah sudah menyelesaikan seluruh pembayarannya. Maka untuk
mengantisipasi kebutuhan data dan informasi dimaksud, sudah selayaknya
direncanakan dan dikembangkan sistem administrasi. System adminitrasi yang
dibutuhkan dalam rangka mendukung dan menciptakan system informasi internal,
meliputi system akuntansi, sistem informasi keuangan, system informasi kepegawaian,
system informasi akademik bagi perguruan tinggi dan masih banyak lagi.
2.2.12 Mengembangkan Proteksi Melalui Asuransi
Sebagaimana
telah dibahas sebelumnya salah satu sifat wirausahawan adalah keberanian
menghadapi risiko (Willingness to take
Risks). Tentu saja sifat berani mengambil dan menghadapi risiko disini
bukan asal-asalan, melainkan risiko yang diperhitungkan (calculated risks). Risiko telah merupakan bagian dari bisnis yang
dampaknya mungkin terjadi setiap saat, seperti risiko kebakaran pada bangunan,
persediaan bahan baku,
bahan pembantu dan bahan jadi, dan atau risiko kecelakaan pegawai atau gabungan
dari semuanya. Oleh karena itu pelaku usaha harus mengembangkan perencanaan
proteksi terhadap asset dan kegiatan operasional usaha dengan membeli asuransi.
Salah satu cara untuk mengelola risiko tentu saja dengan mempelajari manajemen
risiko. Akan tetapi untuk mempelajarinya memerlukan waktu cukup panjang,
terutama bagi seorang pelaku usaha yang waktunya sangat terbatas. Maka cara
yang paling memadai adalah mencoba menengarai bagian-bagian dari setiap
kegiatan, atau bagian-bagian proses pekerjaan yang berpotensi terjadi risiko.
Risiko bisa disebabkan oleh akibat kebakaran, kebanjiran, kecurian, kebongkaran
dan sejenisnya. Demikian juga yang berkaitan dengan sumber daya manusia, yakni
para staf dan pegawai, yang didalam melaksanakan tugas pekerjaannya tidak
terlepas dari kemungkinan terkena dari dampak risiko yang terjadi.
Risiko
dimaksud antara lain disebabkan kecelakaan, tabrakan, dibajak perusahaan
pesaing dan lain sebagainya. Kemudian untuk memberikan ketenangan kepada
pimpinan perusahaan, sebaiknya seluruh asset yang berpotensi rusak dan atau
musnah oleh sebab-sebab sebagai digambar diatas, dibelikan proteksi asuransi.
Untuk bangunan, inpentaris, persediaan bahan baku, bahan pembantu dapat diproteksi dengan
asuransi untuk risiko kebakaran, kebanjiran dan gempa bumi. Sedangkan untuk
pegawai dipoteksi diproteksi asuransi untuk risiko kecelakaan diri. Apabila
perusahaan telah berkembang sebaiknya program proteksi asuransi juga
disesuaikan dengan kebutuhan misalnya dengan membeli asuransi untuk mengatasi
gangguan usaha (business interruption), gangguan ketidak setiaan pegawai (dishonesty of the employees) dan masih
banyak lagi.
2.2.13 Merencanaan Komputerisasi
Sejalan
dengan perkembangan teknologi -maka pelaku usaha tidak lagi bisa menutup mata
tentang fakta ini. Penggunaan teknologi dan utamanya computer dilingkungan
dunia usaha sudah sudah menjadi suatu kebutuhan. Mesin tik yang selama ini
menjadi andalan telah lama digeser oleh komputer. Beberapa pegawai yang
dilahirkan pada tahun 80-an, nampak asing bila melihat mesin tik masih
digunakan. Yang mereka tahu dewasa ini menggunaan mesin computer merupakan hal
yang biasa. Penggunaan alat komunikasi berupa pesawat telegram yang beberapa
tahun lalu menjadi andalan, telah tergesar oleh perangkat pesat telex. Pesawat
telex inipun sekarang telah tergesar oleh mesin faxcimili yang lebih canggih.
Namun
kini mesin faximile terancam tergesar oleh media komunkasi melalui e-mail.
Demikian juga penggunaan media cetak sebagai tempat promosi masih dianggap
kurang. Saat ini penggunaan web-site sebagai media promosi telah menjadi bagian
dari kelengkapan komunikasi perusahaan. Pelaku usaha tidak mungkin tidak acu
dengan perkembangan teknologi ini, atau pesaing yang akan menggunakan lebih
dahulu dan pelaku usaha kemiungkinan ditinggalkan oleh para pelanggannya. Bila
hal ini sampai terjadi, maka untuk menggembalikan pada posisi semula
memerlukan pengorabanan yang sangat besar dan pasti hal yang demikian akan
sangat merugikan pelaku usaha sendiri.
2.2.14 Mengembangkan Manajemen Mutu
Tidak
ada bisnis tanpa persaingan atau dengan kata lain setiap pelaku usaha harus
selalu siap menghadapi persaingan usaha. Oleh karena itu seorang pelaku usaha
harus selalu melakukan monitoring terhadap perkembangan dunia usaha, utamanya
yang terkait dengan bidang usahanya. Salah satu tujuan dari monitoring
lingkungan usaha, agar pelaku usaha senantiasa memiliki informasi terkini,
terutama yang berkaitan dengan kegiatan pesaing dan strategi yang dijalankannya
serta perilaku konsumen. Setiap saat perilaku konsumen selalu berubah.
Perubahan terjadi pada kebutuhan, keinginan dan pola pembelian. Sedangkan
pesaing akan selalu mempertajam strategi agar setiap saat mampu beradaptasi
dengan perubahan kebutuhan, keinginan
pola membeli. Karena itu apabila pelaku usaha tidak proaktif melakukan
monitoring lingkungan usaha, maka dikhawatirkan tertinggal dengan langkah yang
dilakukan oleh pesaing. Perubahan perilaku konsumen pada umumnya diakibatkan
oleh selalu berubahnya kebutuhan
peningkatan kualitas barang jasa
yang dibeli.
Maka
tidak ada pilihan lain bagi setiap pelaku usaha kecuali harus selalu berinovasi
atas produk barang dan jasa yang ditawarkan. Disamping itu perlu diingat bahwa
konsumen senantiasa menuntut peningkatan kualitas barang dan jasa yang dibeli.
Guna mengantisipasi kondisi pasar yang demikian maka pelaku usaha sudah harus
siap dengan pengembangan manajemen mutu. Pengembangan manajemen mutu tidak
hanya untuk waktu sesaat, melainkan harus dijalankan secara konsisten berkesinambungan. Dewasa ini di Indonesia
telah banyak lembaga konsultan yang bisa membantu para pelaku usaha "untuk
membangun manajemen mutu, baik untuk produk barang maupun produk jasa.
2.2.15 Mengembangkan Rencana Keuangan
Setelah
sekian lama usaha anda berjalan maka anda menyadari intensitas mutasi uang
keluar uang masuk terjadi peningkatan.
Dari lain lintas uang keluar uang masuk
tersebut, maka anda akan segera mengetahui mana yang lebih besar, mutasi uang
keluar atau mutasi uang masuk. Jika yang terjadi mutasi uang masuk lebih besar,
maka hal ini merupakan surplus kondisi
ini merupakan hal yang positif, namun pabila yang terjadi sebaliknya maka hal
ini merupakan indikasi bahwa jalannya usaha kurang sehat meskipun masih perlu
penelitian lebih lanjut. Oleh karena itu sudah waktunya dikembangkan perencanaan
keuangan, agar lalu lintas sumber daya finansial dapat dikendalikan dengan
baik. Kondisi yang baik antara lain ditandai oleh adanya atau terjadinya
surplus dana. Surplus dana ini harus diperoleh dari hasil kegiatan operasional,
dan bukan berasal clad sumber lain. Ada
kalanya surplus dana diperoleh dari sumber lain, misalnya dari lembaga
pembiayaan karena adanya pinjaman atau pinjaman lainnya dari sumber lain. Harap
dipastikan bahwa surplus terjadi berasal
dari hasil operasional.
2.2.16 Menyiapkan Prasarana Surat Menyurat
Sebagai
media kegiatan komunikasi kepada masyarakat umumnya relasi pada khususnya
sebaiknya dipersiapkan sarana prasarana
pendukung. Sarana pendukung dimaksud berupa barang cetakan (stationaries)
seperti, kop surat,
amplop, map, kuitansi, faktur sejenis
lainnya yang dilengkapi dengan logo nama
perusahaan, serta alamat lengkap. Hal ini perlu dilakukan sebagai bukti
perusahaan memang layak tampil secara nyata di masyarakat. Berbagai alat
pendukug sebagaimana disebutkan diatas juga dimaksudkan sebagai sarana
komunikasi perusahaan kepada masyarakat maupun sebagai sarana informasi dari
masyarakat kepada perusahaan.
Sarana
pendukung diatas sebaiknya dibuat dengan disain yang seindah rnungkin serta
menggunakan bahan yang berkualitas sepadan dengan kondisi perusahaan.
Selanjutnya selain disiapkan sarana pendukung komunikasi, juga perlu ditentukan
format baku
untuk seluruh dokumen perusahaan khususnya ,urat keluar. Format yang baku mencerminkan bahwa
di dalam perusahaan telah mulai dibangLm budaya perusahaan. Selanjutnya baik
sarana, prasarana maupun budaya ini perlu dijaga konsistensinya. Konsistensi
dalam komunikasi mencerminkan adanya keterlibatan manajemen dalam setiap
tindak langkah yang telah, sedang dan
akan dijalankan perusahaan.
Ke-enam
belas butir ini merupakan hasil penelitian tentang masalah umum yang selalu
dihadapi oleh para pelaku usaha kecil dan menengah pada umumnya. Bisa terjadi
pelaku usaha telah melakukan satu atau beberapa dari butir-butir tersebut
diatas.
2.3 Memilih Bentuk Badan Usaha
Sebuah
usaha sejatinya adalah sebuah organisasi badan usaha. Kata lain organisasi
merupakan wadah kegiatan sebuah usaha. Produk barang dan produk jasa yang
dihasilkan akan lebih konsisten apabila dilakukan dengan system dan prosedur
yang tersusun terselenggara dengan baik.
Maka untuk itu pelaku usaha seyogyanya membentuk sebuah organisasi usaha.
Organisasi usaha dapat dibentuk dari yang paling sederhana sampai dengan yang
paling canggih. Hendaknya diketahui bahwa dengan memiliki usaha yang berbentuk
badan usaha, akan lebih menambah kepercayaan masyarakat umumnya khususnya para calon pembeli.
Di
Indonesia bentuk-bentuk organisasi usaha telah diatur oleh tlndangUndang dalam
berbagai bentuk. Pelaku usaha dapat memilih salah satu bentuk sesuai dengan
sifat produk yang akan ditawarkan dan besarnya skala usaha. Pada kondisi yang
telah memungkinkan pelaku usaha dapat langsung membentuk badan usaha yang
paling tinggi tingkatnya seperti Perseroan Terbatas. Akan tetapi pada kondisi
yang masih sangat terbatas pelaku usaha dapat memulai dari skala yang paling
kecil, seperti usaha perorangan atau usaha rumahan. Berikut dijelaskan beberapa
bentuk badan usaha yang telah digunakan oleh banyak pengusaha di Indonesia.
2.3.1
Perseroan
Terbatas (disingkat dengan PT)
Perseroan
Terbatas sebelum tahun 2008 tunduk kepada Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995;
namun dewasa ini telah diperbaharui dengan UndangUndang Nomor 40 Tahun 2008.
Perseroan Terbatas merupakan suatu badan hukum yang melaksanakan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham-saham. Perseroan
Terbatas didirikan berdasarkan perjanjian
sesuai dengan persyaratan yang ditentukan Undang-Undang. Perseroan
Terbatas dibedakan dalam Perseroan Terbatas Terbuka, yaitu perseroan yang
modal jumlah pemegang saham memenuhi
kreteria tertentu atau Perseroan Terbatas yang melaksanakan penawaran umum
sesuai dengan peraturanperaturan dibi-dang pasar modal. Sedangkan Perseroan
Terbatas Tertutup yaitu perseroan yang saham-sahamnya belum dilaksanakan
penawaran umum. Organ Perseroan terdiri dari, Rapat Umum Pemegang Saham atau
biasa disingkat dengan RUPS, Direksi
Komisaris. Secara hierarchi tugas
tanggLing jawab masing-masing adalah, RUPS memegang kekuasaan tertinggi
dalam PT memegang segala kekuasaan PT
yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris. Tugas tanggung jawab Direksi adalah, bertanggung
jawab penuh atas pengurusan PT untuk
kepentingan PT, mewakili PT di
dalam di Luar pengadilan sesuai dengan
Anggaran Dasar. Dan terakhir, tugas dan tanggung jawab Komisaris adalah,
bertugas untuk melaksanakan pengawasan secara umum atau khusus serta memberikan nasihat kepada
Direksi.
PT
didirikan oleh dua orang atau lebih dengan akta pendirian secara notariil yang
berbahasa Indonesia.
Jangka waktu pendirian PT tidak terbatas kecuali bila dalam anggaran dasar
ditentukan lain. Penjelasan tentang hal ini dimuat dalam pasal 6. Sedangka
tempat kedudukan PT di wilayah negara kesatuan Republik Indonesia.
Penjelasan tentang hal ini dimuat dalam pasal 5. Dalam pendirian PT tahap-tahap
yang harus dilalui adalah, membuat akta pendirian, pengesahan akta pendirian
oleh Menteri Hukum HAM,, mendaftarkan
akta pendirian beserta surat
pengesahan Menteri Hukuk HAM dalam
daftar perusahaan dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara. Setiap perubahan
akta pendirian harus mendapat persetujuan dari Menteri Hukum HAM
harus didaftarkan dalam daftar perusahaan serta bila diumumkan,
mencakup, nama PT, maksud dan tujuan, kegiatan usaha PT, jangka waktu,
berdirinya PT, besarnya modal dasar, pengurangan modal ditempatkan disetor, status PT tertutup menjadi terbuka
dan sebaliknya. Pembubaran PT diatur dalam pasal 114, didasarkan atas, keputusan RUPS, jangka waktu
telah berakhir atau penetapan oleh Pengadilan.
2.3.2
Persekutuan
Firma (Disingkat dengan Fa)
Perusahaan
Firma atau biasa disingkat Fa, merupakan perkumpulan yang bukan badan hukum
namun diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (selanjutnya disingkat
dengan KUHD), pasal 16. prosedur pendirian Fa, melalui tahapan-tahapan,
didirikan dengan Akta, didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negari dan
diumumkan dalam Berita Negara. Ketentuan yang berlaku dalam Fa, antara lain,
sekutu memutuskan dengan musyawarah-mufakat sesuai pasal 32 dan 35 KUHD, sekutu
baru dapat masuk menjadi sekutu jika ada persetujuan. Ada sekutu baru harus dinyatakan dengan akta
otentik didaftarkan di kepaniteraan Pengadilan Negeri diumumkan Tambahan Berita Negara sesuai pasal
31 KUHD, penggantian sekutu dilarang tanpa persetujuan pengurus, sekutu yang
keluar tetap bertanggung jawab atas hutang persekutuan yang belum dibayar pada
saat keluar sebagai sekutu.
Tanggung
jawab sekutu diatus sesuai dengan pasal 18m KUHD, yaitu pribadi untuk
keseluruhan (tiap sekutu bertanggung jawab pribadi pada semua perikatan
meskipun dibuat oleh sekutu lain termasuk perbuatan melawan hukum. Sedarigkan
sekutu yang berbuat melawan hukum dituntut ganti rugi berdasarkan pasal
1365/1367 KUHPer. Berakirnya Fa diatur sesuai pasal 31 KUHD dilaksanakan dengan akta otentik,
didaftarkan diUmurnkan dalam berita
negara Republik Indonesia.
2.3.3
Persekutuan
Komanditer (Disingkat dengan CV)
Persekutuan
Firma yang punya satu atau beberapa orang sekutu komanditer (sekutu yang hanya
menyerahkan uang, barang, tenaga sebagai pemasukan dalam CV tidak turut campur dalam pengurusan/
penguasaan CV). Terdapat dua macam sekutu, yaitu sekutu kerja (atau sekutu
komplementer) sekutu tidak kerja (atau
sekutu komanditer). Sedangkan CV dibedakan dalam dua jenis, yakni, CV diam
(yakni CV yang belum menyatakan terangterangan) CV terang-terangan (yakni CV yang telah
menyatakan sebagai badan usaha kepada pihak III), CV dengan saham (yakni CV yang menyatakan
terang-terangan dengan saham). Dewasa ini yang banyak dikenal dalam masyarakat
adalah jenis yang ketiga.
2.3.4
Perusahaan
Dagang (sering disingkat dengan UD)
Perusahaan
dagang merupakan bentuk usaha yang paling sederhana, karena bisa dilakukan oleh
satu orang, dengan modal yang dimilikinya. Prosedur pendirian juga relatif
sederhana, yakni pengusaha atau yang diberi kuasa membuat akta pendirian secara
notariil. Akta ini tidak perlu dimintakan pengesahan dari Departemen Hukum HAM, namun disarankan mendaftarkan usaha
yang dijalankan kepada Pemerintah Daerah setempat yang dalam hal ini Kantor
Dinas Perindustrian Perdagangan.
Dengan
mendaftarkan kegiatan usaha kepada Pemerintah Daerah setempat, setidaknya
apabila ada agenda atau program
Pemerintah yang berkaitan dengan usaha, misalnya program pembinaan usaha
kecil atau menengah, maka pelaku usaha
dapat ikut serta dalam program tersebut. Pelaku usaha pada perusahaan dagang
terikat terhadap perikatan yang timbul dari perbuatan hukum bertanggung jawab terhadap perikatan yang
timbul dari perbuatan melawan hukum, sesuai dengan pasal 1365/1367 KUHPer
2.3.5
Koperasi
Koperasi
adalah organisasi ekonomi rakyat yang bersifat sosial. Beranggotakan orang
atau perusahaan berbadan hukum. Koperasi merupakan usaha b-ersama yang
berasaskan kekeluargaan. Koperasi didirikan dengan persetujuan anggota
sedikitnya 20 orang. Akte pendirian memuat peraturan umum yang ~Jisebut
anggaran dasar. Dibawah anggaran dasar aturan teknik yang disebut lengan
anggaran rumah tangga. Akta pendirian memuat nama koperasi :empat kedudukan, tujuan, keanggotaan,
permodalan, pembagian sisa hasil .:Naha aturan pembubaran. Modal koperasi berasal
dari simpanan pokok, s;mpanan wajib
simpanan sukarela. Organisasi terdiri dari rapat anggota, aengurus,
badan pemeriksa bada penasihat. Lebih
lanjut koperasi diatur oleh Undang-Undang dan dibawah pembinaan menteri teknik,
yakni Manteri Negara Usaha Mikro, Kecil, Menengah Koperasi.
2.3.6
Menyiapkan
Proposal Usaha
Calon
pelaku usaha yang telah membulatkan niatnya terjun ke dunia wirausaha untuk
menjadi wirausahawan disarankan untuk membuat sebuah deskripsi perencanaan yang
lazim disebut dengan proposal. Tujuan perlunya dibuat proposal sangat berbagai.
Untuk kebutuhan internal dapat dipakai sebagai pegangan dan acuan tentang
sasaran yang akan dituju. Sedangkan untuk kebutuhan eksternal untuk antisipasi
apabila pada suatu saat diperlukan dukungan dari pihak yang terkait, antara
lain perijinan atau lembaga pembiayaan.
Meskipun tidak selalu dijumpai pola atau
pedoman yang baku,
namun diantara sekian banyak proposal yang pernah kita baca pelajari, dapat ditarik satu pedoman umum
yang dapat dijadikan sebagai sebuah pegangan. Bagianbagian dari proposal usaha
dimaksud meliputi,
2.3.7
Paparan Singkat
Sesuai
dengan judulnya paparan singkat berisi tentang maksud tujuan, rencana kerja, hasil yang ingin
dicapai cara melakukan pengendalian.
Bagian ini memuat butir-butir yang sangat penting sehingga uraiannya cukup
singkat padat, namun tekananya harus
mendapat perhatian dart pembaca, dalam hal ini pihak-pihak yang dimintai
persetujuan atau pihak lainnya seperti
investor, pemberi pinjaman lainnya. Oleh
karena itu deskripsi cukup singkat, jelas, tidak bertele-tele, langsung pada
pokok permasalahan mampu menimbulkan
daya tarik
2.3.8
Gambaran Umum
Tentang Perusahaan
Pada
bagian ini menggambarkan inti perusahaan yang akan dibentuk. Diskripsi dimulai
dengan gambaran tentang sosok perusahaan yang diimpikan. Apabila perusahaan itu
sendiri telah ada, maka perlu dijelaskan secara kronologis sejak awal
berdirinya hingga pada saat proposal dibuat. Demikian juga alasan-alasan yang
rasional tentang diajukannya proposal. Uraian juga hams jelas, akurat tidak berbelit-belit.
2.3.9
Rencana Produk
Yang Dipasarkan
Sesuai
dengan judulnya, pada bagian ini menjelaskan tentang produk yang akan
dibuat dipasarkan, berupa produk barang
atau produk jasa. Kemudian segmen yang akan dilayani serta target pasar yang
akan dibidik. Apabila produk yang akan dihasilkan ditawarkan memiliki cirri-ciri atau model yang unik, maka sebaiknya
ditunjukkan dengan toto atau gambar yang disertai penjelasan seperlunya. Bila
dianggap perlu disarankan dibuatkan semacan prototype untuk produk barang atau
deskripsi tentang produk jasa yang bersangkutan
2.3.10 Rencana Pemasaran
Proposal
merupakan sebuah usulan rencana, yang biasanya ditujukan kepada pemilik modal
atau pemberi pinjaman. Sebelum mengambil keputusan lazimnya pemilik dana akan
mempertimbangkan masak-masak masalah segmen pasar, target sasaran pembeli,
strategi pemasaran dan prospek tentang produk kedepan. Oleh karena itu proposal
perlu menggambarkan bagaimana rencana pemasaran untuk produk yang akan
dihasilkan secara komprehensip. Mungkin produk tersebut memiliki keunikan, akan
tetapi belum tentu disukai pembeli atau pengguna. Rencana pemasaran harus
menjelaskan target pasar yang dituju, berapa potensinya berapa lama masa pengenalannya.
2.3.11 Rencana Susunan Manajemen
Pemberi
pinjaman dan atau pemilik modal sudah pasti akan mempelajari siapa dibalik yang
akan berperan dibalik proposal tersebut, dan siapa pula yang akan memimpin menjalankan perusahaan. Hendaknya diketahui
bahwa untuk mempertimbangkan dan menerima sebuah gagasan baru tidak ada jaminan
hanya dari kemampuan menajerial pimpinan usaha, akan tetapi juga dari faktor
lainnya. Oleh karena itu rencana susunan manajemen harus dijelaskan secara
rinci, latar belakang mereka yang akan duduk dalam team manajemen. Demikian
juga perlu disampaikan secara singkat tentang tingkat pendidikan, keterampilan,
pengalaman dan rekam jejak masa lalu.
2.3.12 Rencana Kegiatan Operasional
Bagian
ini menjelaskan bagaimana proses produksi, baik produk barang atau produk jasa
akan dijalankan. Penjelasan yang agak rinci meliputi lokasi tempat produksi
diproses, tingkat strategis lokasi usaha, jarak antar tempat produksi dengan
pemasok bahan baku bahan pembantu, kesinambungannya, jarak
dengan sasaran pasar, mesin dan peralatan yang diperlukan, ketersediaan
berbagai sumber daya dan sejenisnya. Berkaitan dengan tempat produksi diproses
perlu dijelaskan bagaimana sikap lingkungan terhadap keberadaan kegiatan
tersebut. Apabila proses produksi telah dilaksanakan dan menghasilkan limbah
bagaimana pula penanganan terhadap;, limbah dimaksud. Rencana kegiatan
operasional tidak sebatas hanya pada proses produksi akan tetapi juga sampi
dengan terjangkaunya produk dimaksud oleh pasar.
2.3.13 Rencana Keuangan
Setelah
membahas tentang rencana operasional, maka perlu dijelaskan tentang rencana
keuangan. Bagian ini relatif lebih rumit, mengingat didalamnya terdapat
berbagai analisis tentang arus keluar masuknya uang angka-angka ratio. Rencana keuangan yang
lazim diutarakan meliputi rencana laba/rugi pada, rencana neraca informasi tentang rencana arus kas pada tahun
pertama. Dengan menyampaikan rencana keuangan maka calon investor ataLl pemberi pinjaman akan mendapat gambaran
yang lebih jelas. Pada beberapa proposal rencana keuangan ini dibuat selama lima tahun kedepan.
2.3.14 Rencana Bentuk Perusahaan
Perusahaan
pada dasarnya suatu rangkaian kegiatan yang berdurasi panjang dengan tujuan
untuk mendapatkan manfaat bukan hanya bagi perusahaan itu sendiri, melainkan
juga bagi lingkungannya. Hubungan keduanya diharapkan berlangsung secara
harmonis. Namun kenyataan dalam praktek hal yang demikian tidak selalu menjadi
kenyataan. Seringkali berbagai permasalahan muncul kemudian yang tidak pernah
dibayangkan pada awal pendiriannya.
Untuk
itu maka perusahaan memerlukan wadah organisasi. Selanjutnya tentu disusul
dengan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen sebagaimana layaknya. Untuk itu,
maka perusahaan perlu menyiapkan rencana tentang bentuk perusahaan.
Bentuk-bentuk perusahaan telah dijelaskan pada bahasan sebelum ini. Artinya
secara yuridis perusahaan memiliki bentuk sebagai badan usaha, apakah usaha
perorangan, bentuk CV atau bentuk PT.
2.3.15 Sistem Pengendalian Manajemen
Perusahaan
yang telah dibangun harus dijaga agar tetap hidup, tumbuh berkembang sesuai rencana. Proposal perlu
memberikan sekilas gambaran tentang bagaimana cara manajemen menjalankan sistem
pengendalian. System pengendalian digambarkan melalui uraian singkat tentang
visi, misi, sasaran, strategi, program kerja
kerangka waktu pelaksanaan. Secara singkat juga perlu digambarkan
tentang organisasi, pembagian tugas, wewenang
tanggungjawab masing-masing unit kerja. Dengan mengetahui memahami gambaran yang disampaikan diharapkan
pemberi keputusan lebih meyakini keberhasilan tentang proposal yang dimajukan.
Lampiran-Lampiran
Lampiran-lampiran
yang disertakan pada proposal biasanya merupakan dokumen tambahan yang
berfungsi sebagai pendukung informasi
atau memberi penjelasan tambahan. Dengan demikian maka seluruh lampiran
harus memiliki relevansi dengan materi yang dituangkan dalam proposal.
Disamping itu sifat data dan informasi yang termuat dalam lampiran seyogyanya
yang terkini (up-to-date). Lampiran-lampiran yang tidak ada relevansinya
sebaiknya tidak perlu disertakan, apalagi apabila hanya untuk menambah tebalnya
proposal.
2.4 STUDI KASUS
KASUS 4.1: WANITA SEBAGAI PENGUSAHA
JANGAN TAKUT BERBISNIS (oleh Rhenald
Kasali)
Seorang
entrepreneur adalah orang yang menyukai perubahan, melakukan berbagai temuan
yang membedakan dirinya dari orang lain, menciptakan nilai tambah, serta
memberi manfaat bagi dirinya dan orang lain. Siapapun pasti berani mencoba
berbisnis, bila mengetahui beberapa fakta berikut ini:
DAN PERILAKU BISA BERUBAH
Takut
memulai bisnis, tak memiliki tantangan, dan tak tahu harus berbisnis apa, bsa
menjawab dengan teori DNA perilaku yang bisa berubah. Jika hanya bergaul
dilingkungan pekerja, maka akan terbentuk cara berfikir yang hanya mencari
aman, mengejar gaji tetap, berusaha naik gaji, mengejar fasilitas, dan akhirnya
dapat pensiun. Selamanya Anda akan takut meninggalkan zona nyaman. Kalau Anda
orang seperti itu, cobalah memperluas pergaulan dengan para pengusaha yang
terbiasa yang biasa berfikir optimistis. Sedikit demi sedikit cara berfikir dan
perilaku Anda bisa berubah, sehingga Anda tertantang untuk berbisnis.
MENDEKTE PASAR
Jangan
takut memulai usaha. Teori marketing mengatakan, mulailah dari pasar. Sedangkan
teori entrepreneurship manyarankan, mulailah dari apa yang anda sukai. Jika
mengerjakan sesuatu yang disukai, Anda akan menemukan pasar sendiri, karena
Anda mudah memodifikasi ide-ide. Contohnya adalah mendiang Anita Roddick.
Awalnya, berbagai produk perawatan tubuh yang diramunya, dikomentari tak ada
pasarnya. Namun sebagai aktivis lingkungan, Anita bisa meramalkan perilaku
orang kedepan, maka pasarpun bisa didekte olehnya. Contoh lain, Southwest, yang
membuat penerbangan murah, yang kemudian diikuti oleh perusahaan penerbangan
lainnya. Atau Zafira, perusahaan busana muslim yang mengupayakan kiblat busana
muslim berada di Indonesia, bukan di Arab. Pengusaha harus bisa menerobos cara
berfikir konsumen.
MANFAATKAN KELEBIHAN KHAS WANITA
Ø Bisa
bernegosiasi dengan profesional sekaligus luwes dan Mampu mengurus sesuatu
dengan detail
Ø Bisa berperan
ganda, kerena dilain sisi Anda adalah istri dan ibu
TAHAN BANTING
Menjaga
gairah bisnis agar tahan banting. Lakukan lompatan-lompatan kecil, namun
menghasilkan keuntungan sedikit demi sedikit. Misalnya mendirikan salon tak perlu
langsung menyewa ruang di mal. Mulailah dari rumah dahulu.
TEKAN RISIKO
Ø Salah satu
kemampuan yang harus dimiliki seorang entrepreneur adalah mampu menghadapi
risiko. Takut boleh saja, karena hal itu justru membuat seseorang bekerja
keras. Namun sebenarnya risiko bisa ditekan dengan:
Ø Dilarang nekat.
Mengukur risiko ibarat.mengukur dalamnya sungai. Pelajari sungai
perlahan-lahan, dengan mencelupkan kaki. Lewati sungai selangkah demi selangkah
sambil menambah keberanian, dengan bantuan sebuah kayu pengukur kedalaman.
Sampai akhirnya Anda berani mengambil risiko setelah melewati perhitungan yang
matang.
Ø Miliki
pengetahuan. Pengetahuan yang luas membuat seorang pengusaha percaya diri. Gali
berbagai informasi, ikuti berbagai pelatihan.
Ø Memilih partner
kerja pegawai berdasarkan kompetensi.
Sahabat sekalipun belum tentu cocok sebagai teman usaha. Jika perlu minta
bantuan profesional untuk menyeleksi dan merekrut pegawai.
Ø Perluas
jejaring. Kita cenderung nyaman dengan orang yang berlatar belakang sama.
Sebagai pengusaha, utamakan memperluas jejaring dengan siapa saja, dan dari
kalangan mana saja.
Ø Open minded dan bisa menerima perusahan. Realitas
bisnis adalah perubahan.
Sumber:
dikutip dari Majalah Femina No. 12/XXXVI.20-26 Maret 2008, hal 45.
KASUS 4.2: PELUANG USAHA
CACING TAK LAGI MENJINJIKKAN
Judul
tulisan di atasa berkesan propokatif. Bagi yang takut, bagaimana mungkin hewan
invertebrate (tidak memiliki tulang belakang) itu dapat dikatakan tidak
menjinjikkan? Tulisan ini memang dimaksudkan untuk melihat sisi positif cacing
tanah, terutama dari aspek ekonomisnya yang cukup menjanjikan. Gambaran
sederhana untuk melihat nilai ekonomis cacing tanah bisa dicermati dari
maraknya hobi memancing di sungai, rawa, waduk, atau kolam pemancingan. Artinya
kita bisa menjual langsung cacing tanah di sekitar lokasi mancing. Jika mau
lebih serius, peternakan cacing tanah bisa dijadikan usaha tetap atau sambilan
untuk berbagai keperluan pasar. Misalnya cacing tanah mampu menghancurkan bahan
organic, sehingga dapat memperbaiki aerasi serta struktur tanah. Dengan alasan
itulah, kini mulai beredar pupuk organic yang menggunakan cacing tanah sebagai
bahan baku
utamanya. Produk itulah yang dikenal sebagai kascing (bekas cacing). Nah,
peternak cacing dapat membuat kascing dan menjualnya langsung ke para petani
terdekat. Bukan hanya itu! Cacing tanah juga dapat dijadikan bahan pakan
alternative bagi ternak. Mulai dari unggas (termasuk burung berkicau), ikan,
udang dan katak. Pasalnya cacing tanah memiliki kandungan protein dan mineral yang
tinggi. Masih ada lagi jalur pemasaran cacing tanah, kendati diperlukan kerja
keras untuk menembus pabrikpabrik besar. Mengapa? Bukan rahasia lagi jika
cacing tanah digunakan sebagai salah satu bahan baku dalam industry farmasi dan kosmetika.
Industry industri besar cenderung menggantungkan supliabahan baku dari pemasok yang bisa saja menjadi
“tengkulak” bagi peternak cacing. Jika skala usaha kecil, lebih baik mencoba
dulu memasok cacing tanah ke beberapa ahli pengobatan alternative yang juga
kerap membutuhkan cacing tanah. Sebab hewan ini biasa digunakan dalam pembuatan
jamu tipes, atau menyembuhkan demam, hipertensi, bronchitis, reumatik sendi, dan sakit gigi.
Tahap awal.
Kalau
berminat, anda dapat memulai usaha ini dengan menyediakan beberapa bahan dasar
seperti tanah, bahan organic, cacing dan tentu saja lokasi pemeliharaan. Tanah
sebagai media hidup harus mengandung bahan organic dalam jumlah besar.
Bahan-bahan organic bisa berasal dari dedaunan kering yang luruh (serasah),
kotoran ternak, dan tanaman mati. Cacing tanah sangat menyukai bahan yang mudah
membusuk, karena lebih mudah dicerna. Usahakan derajad keasaman (pH) tanah
berada dalam kisaran 6,0-7,2. Artinya, sedikit asam sehingga sedikit basa.
Dalam kondisi inilah bacteria dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal
untuk mengadakan pembusukan (fermentasi). Kandang atau lokasi pemeliharaan
diusahakan tidak terkena sinar matrahari secara langsung. Buatlah kandang,
misalnya dibawah pohon rindang, tepi rumah, atau ruangan khusus yang atapnya tidak
terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar atau tidak menyimpan
panas. Perhatikan suhu dan kelembaban kandang. Suhu optimal untuk pertumbuhan
cacing tanah dan penetasan kokon (telur cacing) adalah 15-25 derajat Celcius.
Suhu diatas 25 derajat Celcius masih dimungkinkan, asalkan kandang diberi
naungan yang cukup. Sedangkan kelembaban ideal antara 15-30 persen. Dalam skala
besar, kandang bisa dibangun dengan ukuran 1,5 x 18 meter (tinggi 45 cm).
dalarn skala kecil, buatlah kandang dengan ukuran 100 x 250 cm2 (tinggi 30 cm).
bahan-bahan kandang relative sederhana, misalnya bambu atau papan bekas, dengan
atap ijuk, rumbia atau genting bekas. Bagian dalam kandang diberi rakrak yang
menjadi wadah pemeliharaan. Rak-rak ini boleh berupa baki bertingkat, kotak
bertumpuk, pancing bertingkat, atau pancing berjajar.Pemeliharaan
Ada beberapa metode
dalam pemeliharaan cacing tanah all in all out. Sejak kecil hingga besar,
cacing dipelihara dalam kandang yang sama. Sebagai patokan, kandang berukuran
100 x 250 cm2 (tinggi 30 cm) bisa digunakan untuk menampung 10.000 ekor cacing
cacing dewasa. Kedua, pemeliharaan berpindah. Jika cacing sudah dewasa,
sehingga kandang tak memadai, sebagian ternak dipindah ke kandang terpisah.
Ketiga, pemeliharaan mulai dari kokon sampai anak. Jadi, setelah dewasa
dipindah ke bak lain. Keempat, pemeliharaan cacing dewasa sampai pembibit.
Prosesm paling rumit adalah ketika memulai usaha ini, terutama saat memasukkan
bibit cacing ke kandang. Masukkan bibit cacing tanah jenis lumbrikus rubellus
sedikit demi sedikit. Apabila cacing man masuk ke media, barulah masukkan
bibit-bibit lainnya.
Pemberian pakan
Pemberian
pakan dilakukan sekali, pada malam hari, dengan kuantitas sebanyak bobot semua
cacing di media/kandang. Pakan terdiri atas kotoran hewan, kecuali kotoran yang
khusus dipakai sebagai media. Sebelum diberikan, pakan mesti diolah menjadi
bubuk/bubur dengan cara diblender. Perlu ditambah air dulu, dengan perbandingan
1:1. Bubur pakanditabur merata di atas media, tetapi jangan sampai menutupi
seluruh permukaan media. Setelah itu pakan ditutup plastik, karung atau bahan
lain yang tidak tembus cahaya. Jika dijalankan dengan tekun, usaha ini cukup
menguntungkan. Persoalan terpenting adalah mencari dan/atau membuka pasar baru.
Anda bisa memetik dua panen dari usaha ini. Pertama, biomas atau cacing itu
sendiri. Yang kedua media bekas cacing (kascing). Sedangkan pemenenan cacing
dapat dilakukan dengan membalik sarang. Sebab dibalik sarang yang gelap
itulah, cacing-cacing biasanya berkumpul. (Dudung AM-32)
Sumber
: Dikutip dasi Harian Suara Merdeka, 8 Agustus 2008
KASUS 4.3: LIBUR LEBARAN
PERAJIN YOGYAKARTA
MENJARING PEMUDIK
YOGYAKARTA, KOMPAS-
memanfaatkan momentum liburan hari raya Idul Fitri, para perajin Yogyakarta aktif menarik pembeli dengan mengikuti
pameran. Mereka menggelar produk dalam pameran di mal hingga halaman gedung
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. Di halaman gedung DPRD DIY, misalnya, sejumlah
pelaku sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) itu mengikuti pameran pada
23-29 September. Mereka menawarkan produk kreasinya, mulai dari kerajinan batik
kayu, tas dai agel daun pandan, hingga
pakaian. Salah seoang peserta pameran, Ngadino, mengatakan, selain mendekati
konsumen, ia juga ikut pameran untuk memeriahkanb Lebaran yang banyak dipadati
pemudik."Pengunjung Malioboro banyak. tetapi sejauh ini yang mampir
kesini, apalagi belanja, hanya sedikit. Kemarin daiam sehari saya hanya dapat
Rp. 170.000," ujanya. Ngadino yang berasal dari sentra batik kayu Krebet
Bantul ini mengatakan, selama libur Lebaran ia sengaja aktif mengikuti pameran
agar produknya semakin dikenal. Apalagi harga sewa stan Rp. 250.000 selama
pameran di nilai relative terjangkau. Manurut Ari, penjaga stan produk tas dompet, jumlah pengunjung pemeran memang
banyak. Dalam sehari omzetnya hanya sekitar Rp. 400.000 Namun pemeran ini
atetap dinilai strategis untuk memperkenalkan poduknya. “Biasanya, produk
tas dompet ini diambil oleh pedagang
dari Yogyakarta Bali untuk di ekspor.
Jadi sudah ada pelanggan tetapnya,"ujarnya. Selain di halaman gedung DPRD,
sejumlah pelaku UMKM yang lain menggela produk mereka di Atrium Mal Malioboro.
Sebagian besar peserta pameran menjual berbagai model pakaian batik. Lokasi
yang strategis membuat pameran ini dipadati pengunjung. Salah seorang penjaga
stan batik, Anisa, menutukan, minat pengunjung untuk datang ke pameran yang
akan berakhir pada 29 September ini cukup tinggi. Stan yang ia jaga hampir
tidak pernah sepi pengunjung. Mereka tertarik untuk membeli pakaian berbahan
batik tulis di stannya."Penjualan selama pameran cukup bagus,"ujarnya
tanpa mau menyebut angka. Di arena utama Saphir Square, sebanyak 38 produsen
makanan minuman juga memasarkan produk
dalam Pesta Kuliner Nusantara 2. Lewat acara yang berlangsung mulai 24
September hingga 4 Oktober ini, mereka mencoba mengambil keuntungan dari
banyaknya rumah' makan yang tutup pasca Lebaran."Setelah Lebaran, banyak
rumah makan yang tutup sehingga mencari makan di Yogyakarta
jadi sulit. Masyarakat wisatawan bisa
makan disini," kata Vini Tresni, Koodinator
Promosi Saphir Square. (ARA) Sumber : Dikutip dari
Harian Kompas, Sabtu, 26
September 2009