Selamat Datang Pada Web Dr. Priyono, MM yang merupakan terobosan baru untuk kelanjaran dan keberlangsungan sebuah proses pembelajaran bagi Mahasiswa UNIPA Surabaya…!!!! Priyono is The Best Lecturers: Banyak Puskesmas Belum Siap Dengan BOK

Senin, 20 Februari 2012

Banyak Puskesmas Belum Siap Dengan BOK

Ditulis Oleh Shokhiyan


Kamis, 25 Februari 2010 
Beberapa puskesmas di Kupang ternyata belum siap dengan program atau kegiatan dalam mendukung program Biaya Operasional Kesehatan (BOK) yang akan diberlakukan.

         Itulah salah satu temuan permasalahan yang mengemuka dalam kunjungan kerja yang dilakukan Deputi Bidang Kependudukan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup  Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat bersama Deputi representati UNCEF ke kupang NTT 11-13 Februari lalu.
         Kunjungan kerjasama tersebut menurut Deputi Bidang Kependudukan, Kesehatan dan Lingkungan Hidup Kemenko Kesra Emil Agustiono, bertujuan mengevaluasi pencapaian kegian UNICEF tahun 2004-2009 dan rencana kegiatan tahun 2010.
        Dalam programnya UNICEF  telah membantu pemerintahan kabupaten dan kota di NTT yang meliputi Kabupaten  Kupang, Kabupaten TTS,  Kabupaten Rote Ndao, Kabupaten Alor, Kabupaten Sikka, Kabupaten Ende, Kabupaten Sumba Timur, Kabupaten Sumba Tengah, Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten Sumba Barat Daya dan Kota Kupang.
         Bantuan tersebut diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keberlangsungan hidup dan perkembangan anak, pengembangan mutu pendidikan dan remaja, serta kebijakan perlindungan sosial.
Masalah lain yang mengemuka di bidang kesehatan adalah prevelensi penyakit menular yang tinggi selain kematian ibu dan anak pasca kelahiran. Kecenderungan kenaikan KLB yang selalu melanda daerah ini antaralain gizi buruk, diare, DBD, malaria dan campak.
        Kondisi tersebut disebabkan karena keterbatasan tenaga medis khususnya dokter spesialis yang enggan ditugaskan di daeraj terpencil. Ditambah lagi keterbatasan sarana dan prasarana kesehatan di daerah-daerah yang sulit dijangkau.
       “Para dokter spesialis masih enggan untuk ditugaskan di daerah terpencil sehingga berpengaruh terhadap kualitas layanan kesehatan yang ada,” ungkap Emil yang tertulis dalam rilisnya.
       Dalam kesempatan yang sama Pemprov NTT mengungkapkan bahwa guna mendukung ketersediaan dokter yang bersedia ditempatkan di puskesmas kabupaten-kabupaten, tambahnya, Pemprov NTT melalui dinas kesehatan sejak tahun 2003 telah memberikan  beasiswa bagi mahasiswa asal NTT yang kuliah di Fakultas Kedokteran.
       Di sisi lain untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak pasca persalinan, Pemprov NTT melalui Kepala Dinas meminta dukungan Kementerian Kesehatan tambahan ambulan bagi daerah-daerah terpencil.
Sedangkan upaya mencegah dan menanggulangi wabah diare, Pemprov NTT melalui Kementerian Kesra memohon dukungan sarana penyediaan air minum bersih dan sehat bagi masyarakat utamanya yang tinggal di perkotaan dan perdesaan terpencil.
      Untuk persoalan program Jamkesmas, Pemprov NTT mengungkapkan bahwa masih belum sepenuhnya mencakup warga miskin yang ada. Hal ini menginggat masih belum sinkronnya data jumlah penduduk miskin (unifed data base).  Oleh karena itu dipandang perlu dukungan pendanaan melalui APBD tambahan APBN untuk mendukung kekurangan alokasi Jamkesmas bagi masyarakat miskin yang ada.
     Pada kunjungan tersebut, rombongan juga menijau langsung SD Inpres 3 Oetete Kupang sebagai SD teladan yang telah dibantu UNICEF dua unit komputer. Bantuan ini untuk menunjang program pembelajaran siswa yang mempraktekkan kompetensi ini mulai dari kelas III hingga kelas VI.  (yn/humaskesra)