Masalah mendasar usaha kecil yang paling menonjol menyangkut menyediakan pembiayaan usaha alias modal usaha. Kebutuhan modal sangat terasa pada saat seseorang ingin memulai usaha baru. Alhasil, biasanya bila motivasinya kuat, seseorang akan tetap memulai usaha kecil tetapi dengan modal seadanya.
Pada usaha yang sudah berjalan, modal tetap menjadi kendala lanjutan untuk berkembang. Masalah
yang menghadang usaha kecil menyangkut kemampuan akses pembiayaan,
akses pasar dan pemasaran, tata kelola manajemen usaha kecil serta akses
informasi. Kesulitan usaha kecil mengakses sumber-sumber modal karena keterbatasan informasi dan kemampuan menembus sumber modal tersebut. Padahal pilihan sumber modal sangat banyak dan beragam.
Lembaga keuangan bank adalah sumber modal terbesar yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha kecil. Namun untuk bermitra dengan bank, usaha kecil dituntut menyajikan proposal usaha yang feasible atau layak usaha dan menguntungkan. Disamping itu lembaga keuangan bank mensyaratkan usaha kecil harus bankable alias dapat memenuhi ketentuan bank. Inilah persoalannya. Akibat bank berlaku prudent
atau hati-hati, maka makin mempersulit usaha kecil untuk mengakses
sumber modal. Usaha kecil yang sulit mengakses bank akan mencari jalan
pintas. Kemana lagi kalau bukan kepada para pelempar uang
alias rentenir tetapi usaha kecil harus rela dengan biaya uang yang
mencekik. Ada anggapan keliru. Seolah olah, usaha kecil tidak
mempermasalahkan biaya bunga yang tinggi dari rentenir. Adalah anggapan
yang sangat keliru. Mereka terpaksa memakai uang rentenir karena
terpaksa akibat sulit mengakses modal dari bank.
Usaha kecil yang berhasil menembus kendala akses modal, pasar dan informasi. Kendala beralih pada yang lebih advance.
Seperti pengembangan produk, pengembangan pasar, melakukan ekspor,
hingga mempertahakan kualitas produk dan kuantitas produksi. Pada
situasi ini, usaha kecil dituntut meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan melakukan inovasi produk melalui pemanfaatan teknologi tepat
guna. Untuk itu usaha kecil harus mengenal lebih dekat konsumennya ‘know your customers’ alias kiwaisi.