Selamat Datang Pada Web Dr. Priyono, MM yang merupakan terobosan baru untuk kelanjaran dan keberlangsungan sebuah proses pembelajaran bagi Mahasiswa UNIPA Surabaya…!!!! Priyono is The Best Lecturers: Penelitian Kualitatif

Kamis, 23 Februari 2012

Penelitian Kualitatif

"PENGERTIAN PENELITIAN KUALITATIF"

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan pendekatan induktif, atau lebih jelasnya penelitian Kualitatif ialah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta dikapangan dan juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian.

SUMBER:

http://id.wikipedia.org/wiki/penelitian_kualitatif
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2103467-pengertian-penelitian-kualitatif/



OPINI | 11 February 2011: (Pengertian Data, Analisis Data dan Cara Menganalisis Data Kualitatif)
Oleh: HALIM MALIK
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.
Penelitian kualitatif lebih subyektif daripada penelitian atau survei kuantitatif dan menggunakan metode sangat berbeda dari mengumpulkan informasi, terutama individu, dalam menggunakan wawancara secara mendalam dan grup fokus. Sifat dari jenis penelitian ini adalah penelitian dan penjelajahan terbuka berakhir dilakukan dalam jumlah relatif kelompok kecil yang diwawancarai secara mendalam(Wikipedia: 2009)
Menurut Brannen (1997: 9-12), secara epistemologis memang ada sedikit perbedaan antara penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jika penelitian kuantitatif selalu menentukan data dengan variabel-veriabel dan kategori ubahan, penelitian kualitatif justru sebaliknya. Perbedaan penting keduanya, terletak pada pengumpulan data. Tradisi kualitatif, peneliti sebagai instrument pengumpul data, mengikuti asumsi cultural, dan mengikuti data.
Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif) adalah penelitian yang tidak menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif. Penelitian kualitatif mencakup berbagai pendekatan yang berbeda satu sama lain tetapi memiliki karakteristik dan tujuan yang sama. Berbagai pendekatan tersebut dapat dikenal melalui berbagai istilah seperti: penelitian kualitatif, penelitian lapangan, penelitian naturalistik, penelitian interpretif, penelitian etnografik, penelitian post positivistic, penelitian fenomenologik, hermeneutic, humanistik dan studi kasus.
Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk pengumpulan data seperti transkrip wawancara terbuka, deskripsi observasi, serta analisis dokumen dan artefak lainnya. Data tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian teks yang memaknainya. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial dan institusional. Sehingga pendekatan kualitatif umumnya bersifat induktif.
1. Pengertian Data Kualitatif
Data kualitatif yaitu data yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristk berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata. Data ini biasanya didapat dari wawancara dan bersifat subjektif sebab data tersebut ditafsirkan lain oleh orang yang berbeda (Riduan, 2003: 5-7). Data kualitatif dapat diberi dalam bentuk ordinal atau rangking (skala yang diurutkan dari jenjang terendah atau sebaliknya).
Setiap peneliti selalu melakukan kegiatan pengumpulan data atau informasi dari lapangan dan kemudian mereka akan memperoleh data kualitatif yang banyak. Yang dimaksud data kualitatif menurut Ryan dan Bernard (2002), adalah semua informasi yang berupa test, sit com, email, cerita rakyat, sejarah kehidupan, yang berguna untuk membangun dan mengarahkan pada pengembangan pengertian yang mendalam atas dasar setting orang-orang yang diteliti.
Data tersebut biasanya masih berupa data kasar di antaranya seperti: catatan kancah yang sumbernya bermacam-macam, termasuk sebagai tulisan tangan, tape recorder, ringkasan dokumen dan sebagainya. Data yang ada tanpa melalui angka administrasi secara sistematis dan selanjutnya dianalisis. Analisis data dalam penelitian kualitatif, pada prinsipnya berbeda dengan analisis pada data kuantitatif. Jika pada penelitian kuantitatif, analisis data dilakukan setelah proses pengumpulan data dari lapangan, maka pada penelitian kualitatif, langkah analisis telah dimulai sejak peneliti terjun ke kancah untuk mengambil data yang pertama kali melalui kegiatan refleksi. Pada saat itu secara kontinyu atau on going peneliti mulai menggunakan data yang ada untuk mencapai tujuan penelitian yaitu memecahkan fokus penelitian.
Menurut Lofland & Lofland (1984: 47) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain.
Sementara Barney G. Glasser dan Anselm L. Strauss mengatakan bahwa sumber-sumber data kualitatif baru, oleh para ilmuwan sosial untuk tujuan tertentu mereka kebanyakan menggunakan dokumen yang dihasilkan oleh orang lain seperti: surat-surat, biografi, otobiografi, catatan memori bahan pidato, novel serta berbagai bentuk non fiksi cenderung dipakai untuk penggunaan tujuan-tujuan tertentu. Penggunaannya bermacam-macam seperti: (1) materi itu bisa dipakai terutama pada hari-hari permulaan penelitian, untuk membantu peneliti memahami bidang substantive yang telah ditentukan untuk dikaji, (2) sumber-sumber kualitatif ini dipakai untuk analisis deskriptif, seperti dalam penelitian tentang kewiraswastaan atau partai politik, misalnya menganalisis tradisi ilmu pengetahuan politik dan sejarah, tapi sudah diarahkan pada sosiologi. Penggunaan data kualitatif ini sudah meluas dan sangat bermanfaat, (3) dibentuklah kajian-kajian khusus yang sangat empiris, seperti bila isi novel atau surat kabar dikaji tentang apa yang ditampilkan dari satu zaman, satu kelompok, atau cita rasa yang sedang berubah di satu negara. Rangkaian terbatas dari materi kualitatif yang digunakan oleh para sosiolog ini sebagian besar karena mereka kebetulan memfokuskan diri pada verifikasi. Untuk sebagian besar peneliti, data kualitatif ini sebenarnya mirip dengan hasil kerja lapangan dan interview, yang dikombinasikan dengan dokumen “latar belakang” apa saja yang mungkin diperlukan untuk membuat penelitian itu sejajar dengan konteks. Sebagian sosiolog tidak pernah memikirkan perpustakaan sebagai satu sumber data riil untuk penelitian mereka.
Data kualitatif merupakan sumber-sumber dari deksripsi yang sangat luas dan berlandaskan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkup setempat. Dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab-akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat. Data kualitatif lebih condong dapat membimbing kita untuk memperoleh penemuan-penemuan yang tak diduga sebelumnya dan untuk membentuk kerangka teoritis baru, data tersebut membantu para peneliti untuk melangkah lebih jauh dari praduga dan kerangka kerja awal. Seperti yang dikemukakan oleh Smith 1978 (Miles & Huberman, 1992: 1), penemuan-penemuan dari penelitian kualitatif mempunyai “mutu yang tak dapat disangkal”. Kata-kata, khususnya bilamana disusun ke dalam bentuk cerita atau peristiwa, mempunyai kesan yang lebih nyata, hidup, dan penuh makna, seringkali jauh lebih meyakinkan pembacanya, peneliti lainnya, pembuat kebijakan, praktisi daripada halaman-halaman yang penuh dengan angka-angka.
2. Yang terpenting dalam analisis data kualitatif
Menurut Miles & Huberman (1992: 16) “Bahwa analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan/verifikasi.
- Reduksi Data; reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi penelitian kualitatif berlangsung. Antisipasi akan adanya reduksi data sudah tampak waktu penelitiannya memutuskan (acapkali tanpa disadari sepenuhnya) kerangka konseptual wilayah penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan pengumpulan data mana yang dipilihnya. Selama pengumpulan data berlangsung, terjadilan tahapan reduksi selanjutnya (membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, membuat partisi, membuat memo). Reduksi data/transfoemasi ini berlanjut terus sesudah penelian lapangan, sampai laporan akhr lengkap tersusun.
Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Dengan “reduksi data” peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan transformasikan dalam aneka macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan-nya dalam satu pola yang lebih luas, dsb. Kadangkala dapat juga mengubah data ke dalam angka-angka atau peringkat-peringkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana.
- Penyajian Data; Miles & Huberman membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Mereka meyakini bahwa penyajian-penyajian yang lebih baik merupakan suatu cara yang utama bagi analisis kualitatif yang valid, yang meliputi: berbagai jenis matrik, grafik, jaringan dan bagan. Semuanya dirancang guna menggabungkan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih. Dengan demikian seorang penganalisis dapat melihat apa yang sedang terjadi, dan menentukan apakah menarik kesimpulan yang benar ataukah terus melangkah melakukan analisis yang menurut saran yang dikisahkan oleh penyajian sebagai sesuatu yang mungkin berguna.
- Menarik Kesimpulan; Penarikan kesimpulan menurut Miles & Huberman hanyalah sebagian dari satu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis (peneliti) selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran di antara teman sejawat untuk mengembangkan “kesepakatan intersubjektif” atau juga upaya-upaya yang luas untuk menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain. Singkatnya, makna-makna yang muncul dari data yang lain harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan kecocokannya, yakni yang merupakan validitasnya.
Pendapat di atas sejalan dengan pendapat Moleong (1989: 190), “bahwa analisis data pada umumnya mengandung tiga kegiatan yang saling terkait yaitu (a) kegiatan mereduksi data, (b) menampilkan data, dan (c) melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan”.
Sementara Sukardi (2006: 72), mengatakan “Bahwa Ada beberapa elemen penting dalam analisis data yang penting dalam analisis data kualitatif yang perlu terus diingat oleh setiap peneliti dalam melakukan kegiatan analisis data adalah sebagai berikut:
a. Reduksi Data
Proses analisis data mestinya dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber. Setelah dikaji, langkah berikutnya adalah membuat rangkuman untuk setap kontak atau pertemuan dengan responden. Dalam merangkum data biasanya ada satu unsur yang tidak dapat dipisahkan dengan kegiatan tersebut. Kegiatan yang tidak dapat dipisahkan ini disebut membuat abstraksi, yaitu membuat ringkasan yang inti, proses, dan persyaratan yang berasal dari responden tetap dijaga. Dari rangkuman yang dibuat ini kemudian peneliti melakukan reduksi data yang kegiatannya mencakup unsur-unsur spesifik termasuk (1) proses pemilihan data atas dasar tingkat relevansi dan kaitannya dengan setiap kelompok data, (2) menyusun data dalam satuan-satuan sejenis. Pengelompokkan data dalam satuan yang sejenis ini juga dapat diekuivalenkan sebagai kegiatan kategorisasi/variable, (3) membuat koding data sesuai dengan kisi-kisi kerja penelitian. Kegiatan lain yang masih termasuk dalam mereduksi data yaitu kegiatan memfokuskan, menyederhanakan dan mentransfer dari data kasar ke catatan lapangan. Dalam penelitian kualitatif-naturalistik, ini merupakan kegiatan kontinyu dan oleh karena itu peneliti perlu sering memeriksa dengan cermat hasil catatan yang diperoleh dari setiap terjadi kontak antara peneliti dengan responden.
b. Menampilkan Data
Pada proses ini peneliti berusaha menyusun data yang relevan, sehingga menjadi informasi yang dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar variabel agar peneliti lain atau pembaca laporan penelitian mengerti apa yang telah terjadi dan apa yang perlu ditindaklanjuti untuk mencapai tujuan penelitian. Penampilan atau display data yang baik dan tampak jelas alur pikirnya, adalah merupakan hal yang sangat didambakan oleh setiap peneliti karena dengan display yang baik merupakan satu langkah penting untuk menuju kea rah jalan lancer untuk mencapai analisis kualitatif yang valid dan handal.
c. Verifikasi Data
Pada langkah verifikasi peneliti sebaiknya masih tetap mampu, di samping tetap menuju ke arah kesimpulan yang sifatnya terbuka, juga peneliti masih dapat menerima masukan data dari peneliti lain. Bahkan pada langkah verifikasi ini sebagian peneliti juga masih kadang ragu-ragu untuk meyakinkan dirinya apakah mereka dapat mencapai pada tingkat final, di mana langkah pengumpulan data dinyatakan berakhir. Untuk dapat menggambarkan dan menjelaskan kesimpulan yang memiliki makna, seorang peneliti pada umumnya dihadapkan pada dua kemungkinan strategi atau taktik penting, yaitu: (1) memaknai analisis spesifik, (2) menarik serta menjelaskan kesimpulan.
1. Taktik untuk Memaknai
Menurut Huberman bahwa manusia merupakan penemu makna, yaitu mereka bisa mendapatkan arti suatu gejala yang semula berserakan menjadi memiliki makna arti mendalam tertentu dalam waktu relative cepat. Dan bila dicermati lebih jah Dia mengatakan bahwa ada beberapa cara cepat untuk menggerakkan dari semula gejala yang ada dan bergerak sehingga memiliki makna. Beberapa cara tersebut di antaranya yaitu (1) counting atau menghitung untuk menjelaskan apa yang ada di sama, (2) melihat kemungkinannya, (3) mengelompokkan atau clustering, (4) membantu para peneliti melihat “what goes with what” (apa yang terjadi dengan apa), dan kemudian dikaitkan dengan methapore gejala yang ada, (5) mencapai integrasi antara di antara data-data yang berbeda, (6) melihat keterkaitan mereka secara abstrak, termasuk dalam hal ini menjumlahkan dari particular kea rah general, (7) factoring, (8) analisis analogi seperti yang dilakukan dalam teknik kuantitatif, (9) menentukan variebel perantara atau intervening variable, (10) membangun rantai logika dari data yang ada, (11) akhirnya membangun konsep-konsep dari teori yang bervariasi.
2. Mengkonfirmasi Makna
Untuk mengetahui kualitas data, seorang peneliti dapat menilai melalui beberapa metode seperti: mengecek representativenes atau keterwakilan data, mengecek dari pengaruh peneliti, mengecek melalui triangulasi, melakukan pembobotan bukti dari sumber data-data yang dapat dipercaya, membuat perbandingan atau mengkontraskan antara variabel, dan penggunaan kasus ekstrim yang direalisasi dengan memaknai data out liers. Dengan mengkonfirmasi makna dari data-data yang diperoleh dengan menggunakan satu cara atau lebih, diharapkan peneliti akan memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk mendukung tercapainya tujuan penelitian.
3. Cara Menganalisis Data Kualitatif
Analisis data menurut Patton (Moleong, 2000: 103) “adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian. Selanjutnya Bogdan dan Taylor (Moleong, 2000: 103) mendefinisikan “analisis data sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti disarankan oleh dan sebagian data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan hipotesis itu. Jika dikaji definisi pertama menitikberatkan pada pengorganisasian data, sedangkan definisi kedua lebih menekankan maksud dan tujuan analisis data. Moleong menyimpulkan bahwa analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Dari rumusan tersebut dapat digarisbawahi bahwa analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data-data yang terkumpul banyak dan terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel, dan sebagainya. Analisis data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengkategori-kannya. Pengorganisasian dan pengelolaan data tersebut bertujuan menemukan tema dan hipotesis kerja yang akhirnya diangkat menjadi teori substantif.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto dsb. Setelah dibaca dipelajari, ditelaah, maka selanjutnya ialah mereduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang inti, proses, dan pernyataan-pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada di dalamnya. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu dilakukan sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data ini, mulailah kini tahap penafsiran data dalam mengolah hasil sementara menjadi substantif dengan menggunakan beberapa metode tertentu.
Uraian tentang proses analisis dan analisis data di atas akan mengikuti pokok-pokok persoalan sebagai berikut:
A. Pemrosesan Satuan
  1. Tipologi Satuan
Satuan atau unit adalah satuan suatu latar sosial. Satuan merupakan alat untuk menghaluskan data.
  1. Penyusunan Satuan
Langkah pertama dalam pemrosesan satuan ialah analisis hendaknya membaca dan mempelajari secara teliti seluruh jenis data yang sudah terkumpul. Setelah itu usahakan agar satuan-satuan itu diidentifikasi. Peneliti memasukannya ke dalam kartu indeks. Penyusunan satuan ke dalam kartu indeks hendaknya dipahami oleh orang lain. Pada tahap ini analis hendaknya jangan dulu membuang satuan yang ada walaupun mungkin dianggap tidak relevan
B. Kategorisasi
1. Fungsi dan Prinsif Kategorisasi
Moleong (2000: 193) mengatakan “Kategorisasi berarti penyusunan kategori. Kategori tidak lain adalah salah satu tumpukan dari seperangkat tumpukan yang disusun atas dasar pikiran, intuisi, pendapat, atau criteria tertentu”. Selanjutnya Lincoln dan Guba (1985: 347-351) menguraikan kategorisasi sbb: Tugas pokok kategorisasi adalah (1) mengelompokkan kartu-kartu yang telah dibuat ke dalam bagian-bagian isi, (2) merumuskan aturan yang menguraikan kawasan kategori dan yang akhirnya dapat digunakan untuk menetapkan inklusi setiap kartu pada kategori dan juga sebagai dasar untuk pemeriksaan keabsahan data, (3) menjaga agar setiap kategori yang telah disusun satu dengan lainnya mengikuti prinsip taat asas. Dapat dikemukakan bahwa sejumlah kategori yang muncul tidak dapat dikatakan seperangkat kategori. Yang dihasilkan seorang analis adalah seperangkat yang menyediakan konstruksi data yang beralasan.
2. Langkah-Langkah Kategorisasi
a. Pilihlah kartu pertama di antara yang telah disusun pada penyusunan satuan. Bacalah kartu itu dan catatlah isinya. Kartu pertama ini mewakili entri pertama dari kategori yang akan diberi nama. Tempatkan kartu itu pada satu sisi.
b. Pilihlah kartu kedua, baca dan catat pula isinya. Buatlah keputusan atas dasar pengetahuan anda atas dasar intuisi, apakah kartu kedua ini tampak sama atau dirasakan sama dengan kartu pertama. Tampak sama berarti isinya itu benar-benar sama. Jika demikian, tempatkan kartu itu ke dalam tempat yang sama dengan kartu pertama, jika tidak maka kartu itu merupakan entri pertama untuk kategori kedua yang akan diberi nama.
c. Lanjutkan dengan kartu-kartu berikutnya. Untuk setiap kartu tetapkan apakah kartu itu tampak atau dirasakan sama dengan kartu-kartu yang telah ditempatkan di dalam kategori yang “mantap” ataukah kartu itu mewakili kategori baru. Lanjutkan kegiatan seperti ini seperti langkah-langkah selanjutnya.
d. Sesudah kartu diproses analis akan merasakan bahwa ada satu kartu yang tidak cocok untuk ditempatkan pada kartu-kartu yang telah ditempatkan pada kategori sebelumnya ataupun tidak cocok untuk menyusun kategori yang baru. Tempatkan kartu itu pada tumpukan lain-lain. Kartu-kartu itu jangan dibuang karena masih akan digunakan untuk keperluan menelaah kembali .
e. Ambil kartu-kartu yang telah terkumpul di dalam kategori dengan ukuran yang kritis. Buat dan susunlah pernyataan-pernyataan ydalam bentuk proporsional akan kawasan-kawasan yang merupakan cirri kartu yang sisa. Gabunglah cirri-ciri ke dalam aturan ilklusi. Berilah kategori itu “nama” atau “judul” yang di dalamnya berisi esensi atauran itu untuk memudahkan pengelompokan berikutnya dan untuk mencatat secepatnya isi setiap kategori.
f. Lanjutkan dengan langkah ketiga, keempat dan kelima, jika ada kategori yang mendekati ukuran kritis sampai seluruh kartu telah diselesaikan. Penyimpangan, konflik atau ketidakcukupan akan semakin menonjol apabila proses ini berjalan terus, dan hal demikian harus diselesaikan seperti pada langkah kelima. Jika hal itu telah ditangani dengan aturan yang telah direvisi, kartu-kartu yang ditumpukkan ke dalam kategori atas dasar pembentukan aturan sebelumnya hendaknya ditelaah kembali untuk memastikan bahwa kartu-kartu itu masih layak dipertahankan pada kategori itu.
g. Apabila tumpukan kartu satuan sudah selesai diproses, keseluruhan perangkat kategori ditelaah lagi. Pertama, hendaknya diberikan pada kartu-kartu yang ditumpukkan ke dalam “lain-lain” kalau ada di antara kartu-kartu itu yang dapat ditumpukkanke dalam kartu lainnya. Kedua, kategori-kategori harus ditelaah untuk memeriksa adanya tumpang tindih. Ketiga, perangkat kategori itu harus diuji untuk menemukan hubungan di antara sesamanya.
h. Kategori yang masih memerlukan data lainnya dapat dilakukan dengan mengikuti strategi seperti berikut: (1) perluasan; peneliti memulai dengan butir-butir yang diketahui tentang informasi yang dijadikan dasar untuk mengajukan pertanyaan atau sebagai petunjuk bagi pengujian dokumen, (2) pengaitan; yang tidak diketahui dan tidak dipahami oleh peneliti dikaitkan agar menjadi sesuatu yang dipahami, (3) pengapungan; proses pengapungan sama dengan proses pembentukan hipotesisi atau menyarankan kategori baru segera setelah subjek kategori yang dikenal ditemukan karena tuntutan logis situasi yang menghendakinya.
i. Akhirnya menetapkan menghentikan pengumpulan dan pemrosesan “keputusan”. Ada empat kriteria: kehabisan sumber, munculnya keteraturan yaitu rasa integritasi walaupun harus berhati-hati jangan sampai menarik kesimpulan yang keliru karena adanya keteraturan dengan cara yang amat sederhana, terlalu diperluas yaitu perasaan peneliti terhadap banyaknya informasi yang digali.
j. Terakhir analis harus menelaah sekali lagi seluruh kategori agar jangan sampai ada yang terlupakan. Setelah selesai dianalisis, sebelum menafsirkan penulis wajib mengadakan pemeriksaan terhadap keabsahan data. Pemeriksaan itu dapat digunakan dengan menggunakan teknik-teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu:
- perpanjangan keikutsertaan; yang menuntut peneliti agar terjun ke dalam lokasi dan dalam waktu yang cukup panjang guna mendeteksi dan memperhitungkan distorsi pribadi, dipihak lain perpanjangan keikutsertaan juga dimaksudkan untuk membangun kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri.
- Ketekunan Pengamatan; berarti bahwa peneliti hendaknya mengadakan pengamatan dengan teliti dan rinci secara berkesi-nambungan terhadap factor-faktor yang menonjol. Kemudian ia menelaahnya secara rinci sampai pada suatu titik sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampah salah satu atau seluruh faktor yang ditelaah sudah dipahami.
- Triangulasi; adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
- Pemeriksaan sejawat melalui diskusi; teknik ini mengandung beberapa maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data; (1) untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran. Dalam diskusi analitik kemencengan peneliti disingkap dan pengertian mendalam ditelaah yang nantinya jadi dasar bagi klasifikasi penafsiran, sehingga pertanyaan yang diajukan dapat diklasifikasi menurut persoalan-persoalan peraturan, etika, atau lain-lain yang relevan, (2) diskusi dengan sejawat memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki dan menguji hipotesis yang muncul dari pemikiran peneliti.
- Analisis Kasus Negatif; dilakukan dengan jalan mengumpulkan contoh dan kasus yang tidak sesuai dengan pola dan kecenderungan informasi yang telah dikumpulkan dan digunakan sebagai bahan pembanding.
- Kecukupan Referensi; oleh Einser (1975, Lincolndan Guba, 1981: 313) sebagai alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan kritik tertulis untuk keperluan evaluasi. Video atau film misalnya dapat digunakan sebagai alat perekam yang pada saat senggan dapat dimanfaatkan untuk membandingkan hasil yang diperoleh dengan kritik yang telah terkumpul.
- Pengecekan Anggota; dapat dilakukan baik secara formal maupun tidak formal. Banyak hal tersedia untuk mengadakan pengecekan anggota, yaitu setiap hari pada waktu peneliti bergaul dengan subjeknya. Misalnya ikhtiar wawancara dapat diperlihatkan untuk dipelajari oleh satu atau beberapa anggota yang terlibat dan mereka diminta pendapatnya.
- Uraian Rinci; teknik ini menuntut peneliti agar melaporkan hasil penelitiannya sehingga uraiannya itu dilakukan seteliti dan secermat mungkin yang menggambarkan konteks tempat penelitian diselenggarakan. Uraiannya harus mengungkap secara khusus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar ia dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh.
- Auditing; Penelurusan audit (audit trail) tidak dapat dilaksanakan apabila tidak dilengkapi dengan catatan-catatan peleksanaan penelusuran proses hasil auditing istudi. Pencatatan pelaksanaan itu perlu diklasifikasi terlebih dahulu sebelum auditing itu dilakukan sebagaimana yang dilakukan pada auditing fiscal.
- Klasifikais itu dapat dilaksanakan seperti yang dilakukan oleh Halpen 1983, dan Lincoln dan Guba, 1985; 319-320) sebagai berikut: (1) data mentah, termasuk bahan yang yang direkam secara elektronik, catatan lapangan tertulis, dokumen, foto dan semacamnya, serta hasil survey, (2) data yang direduksi dan hasil kajian, termasuk di dalamnya penulisan secara lengkap catatan lapangan, ikhtiar catatan, informasi yang dibuat persatuan, (3) rekonstruksi data dan hasil sistesis, termasuk di dalamnya struktur, kategori, tema, definisi dan hubungan-hubungannya, penemuan dan kesimpulan, dan laporan akhir dan hubungannya dengan kepustakaan mutakhir, integrasi konsep, hubungan dan penafsirannya, (4) catatan tentang proses penyelenggaraan, termasuk di dalamnya catatan metodologi, prosedur, desain, strategi, rasional, catatan tentang keabsahan data; berkaitan dengan derajat kepercayaan, ketergantungan dan kepastian, dan penelusuran audit, (5) bahan yang berkaitan dengan maksud dan keinginan, termasuk usulan penelitian, catatan pribadi: catatan reflektif dan motivasi; dan harapan: harapan dan peramalan, (6) informasi tentang pengembangan instrument, termasuk berbagai formulir yang digunakan untuk penjajakan, jadwal pendahuluan, format pengamat, dan survey. Tahap akhir rentetan auditing ialah mengakhiri auditing itu sendiri (closure).
C. Penafsiran Data
Penafsiran data dijabarkan ke dalam: (1) Tujuan penafsiran data, tujuan deskripsi semata-mata, analisis menerima dan menggunakan teori dan rancangan organisasional yang telah ada dalam suatu disiplin. Dengan hasil analisis data, analis menafsirkan data itu dengan jalan menemukan kategori-kategori, (2) proses umum penafsiran data; analisis data itu terjalin secara terpadu dengan penafsiran data. Data ditafsirkan menjadi kategori yang berarti sudah menjadi bagian dari teori dan dilengkapi dengan penyusunan hipotesis kerjanya sebagai teori yang nantinya diformulasikan dengan penyusunan deskriptif maupun secara proporsional., (3) Peranan hubungan kunci dalam penafsiran data; proses ini berlangsung selama peleitian berjalan. Kategori dan hubungannya diberi label dengan pernyataan sederhana berupa proporsisi yang menunjukkan hubungan. Proses ini diteruskan hingga diperoleh hubungan yang cukup padat, yaitu sampai analis menemukan petunjuk metafora atau kerangka berpikir umum, yaitu sampai analis menemukan hubungan kunci, yaitu suatu metafora, model, kerangka umum, pola yang menolak, atau garis riwayat, (4) peranan integorisasi data; interogasi terhadap data berarti mengajukan seperangkat pertanyaan pada data sehingga terungkaplah banyak persoalan dari data itu sendiri.
Langkah-langkah menganalisis data atau cara menganalisis data di atas sejalan dengan pendapat Milles dan Huberman, namun mereka merinci lebih jelas setiap proses analisis, bahkan dilengkapi dengan contoh bagan-bagan yang digunakan dalam menganalisis data kualitatif, yakni sebagai berikut:
1. Analisis selama pengumpulan data yang terdiri dari: lembar ringkasan kontak yang memuat lembar isian ringkasan dokumen, kode dan pengkodean yang terdiri atas (catatan reflektif, catatan pinggir, menyimpan dan mendapatkan kembali teks), pembuatan kode pola, membuat memo yang diperlukan untuk pengembangan proposisi, pertemuan analisis situs dan ringkasan situs sementara dengan menyediakan catatan data.
2. Analisis di dalam situs; yang terdiri atas: bagan konteks yang menampilkan bagan konteks variabel khusus, matriks daftar cek, masalah yang tertata waktunya, matriks peranan tertata (matriks peranan dengan waktu dan matriks peranan dengan kelompok), matriks gerombol konseptual, matriks pengaruh eksplanatori, matriks dinamika situs tentang proses-keluaran, memasukkan peristiwa dalam daftar (bagian kejadian penting, jenjang pertumbuhan, jaringan peristiwa keadaan) jaringan kausal dalam bentuk verifikasi, membuat dan menguji prediksi.
3. Analisis lintas situs; yang terdiri atas: matriks meta tak tertata, matriks deskriptif yang tertata menurut situs (mengurutkan situs melalui indeks yang diringkas, tabel ringkasan dan matriks tertata menurut situs dua variabel), matriks prediktor keluaran situs tertata (membuat sub struktur variabel, table kontraks, dan matriks prediktor-keluaran-konsekuensi), matriks meta waktu tertata, bagan pencar (bagan pencar lintas waktu), matriks efek situs tertata, model-model kausal (rangkaian kausal), jaringan kausal-analisis lintas situs (matriks anteseden)
4. Penyajuan matriks; yang terdiri dari: membangun penyajian matriks, memasukkan data matriks, menganalisis data matriks.
5. Matriks dan menguji kesimpulan yang terdiri dari: taktik untuk merapatkan kesimpulan (perhitungan, memperhatikan pola, tema, melihat kemasukakalannya, penggurumbulan, membuat metafosa, memilih variabel, menggolongkan yang khusus dan yang umum, penentuan factor, memperhatikan hubungan antarvariabel, menemukan variabel penyela, membangun rangkaian logis mengenai bukti, membuat pertalian konseptual/teoritis), taktik untuk menguji dan memastikan temuan (memeriksa kerepresentatian, memeriksa pengaruh peneliti, triangulasi, memberi bobot pada bukti, membuat pertentangan/perbandingan, memeriksa makna segala sesuatu yang di luar, menggunakan kasus eksteren, menyingkirkan hubungan palsu, membuat replika temuan, mencari penjelasan tandingan, memberi bukti yang negatif, dan mendapatkan umpan balikan dari informasi dan informan). Bila kita mengikuti alur yang ditawarkan oleh Miles dan Huberman, maka akan sulit memahami, namun cara menganalisis data seperti yang dilakukan oleh mereka telah ditulis oleh Moleong yang didukung dengan pandangan-pandangan para pakar lainnya lebih simple dan mudah dipahami bila kita tertarik dengan penelitian kualitatif.
Para peneliti kualitatif mencoba memahami kepribadian orang lain dari pendapat dan kerangka berpikir mereka. Pusat dan pandangan dari peneliti kualitatif adalah realitas yang dialami sebagai pengalaman dari responden. Mereka empati, dan mengenal dengan orang yang mereka teliti untuk memahami bagaimana mereka melihat sesuatu perspektif mereka, sedangkan interpretasi dan dugaan peneliti ditempatkan untuk menangkap proses yang terjadi dalam kerangka pengalaman dan satuan perbuatan yang dilakukan. Artinya penelitian kualitatif selalu berada dalam setting kerja lapangan (field work). Karena berorientasi pada proses, maka saya mengatakan bahwa penelitian kualitatif digunakan untuk memecahkan permasalahan penelitian yang berkaitan dengan kehidupan manusia di masyarakatnya, konekuensi masyarakat atas hasil pembangunan, perilaku siswa di sekolah, partisipasi kelompok dalam masyarakat dalam kaitannya dengan adaptasi lingkungan dll, dimana dalam
Penelitian kualitatif pada aplikasinya tidak harus menggunakan jumlah subyek atau obyek yang besar, tetapi memerlukan deskripsi secara tebal atau thick description dan komprehensif, sehingga mampu memberikan gambaran luas, kaya dan hidup. Oleh karena itu penelitian kualitatif juga digunakan untuk skalah kecil dan bersifat kasus dengan menekankan pada prose salami dengan deskripsi yang intensif dalam setiap langkahnya.
Lukisan mendalam atau thick description seperti hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Clifford Geeztz dalam tafsir kebudayaan adalah salah salah satu contoh hasil penelitian kualitatif “etnografi”. Geertz lebih memperhatikan “makna” seperti juga yang dikatakan oleh Milles dan Huberman. Dia menganjurkan seseorang untuk lebih mencari pemahaman makna daripada sekedar mencari hubungan sebab akibat. Untuk menagkap apa yang disebut makna kebudayaan, perlulah terlebih dahulu mengetahui cara menafsir symbol-simbol yang setiap saat dan tempat digunakan orang dalam kehidupan umum. Sementara Spradley (1997: xvi) mengatakan “Belajar tentang etnografi berarti belajar tentang jantung dari ilmu antropologi, khususnya antropolgi sosial. Ciri-ciri khas dari metode penelitiannya sifatnya holistic-integratif, thick description, dan analisis kualitatif dalam rangka mendapatkan native’s point of view. Teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi partisipansi dan wawancara terbuka dan mendalam, yang dilakukan dalam jangka waktu yang relative lama, bukan kunjungan singkat dengan daftar pertanyaan yang terstruktur seperti pada penelitian survey.
Lebih lanjut Geertz menawarkan cara menafsir symbol-simbol kebudayaan secara komplit (”thick“). Sebuah tafsiran dengan memaparkan konfigurasi atau system simbol-simbol bermakna secara mendalam dan menyeluruh. Mengingat bahwa symbol-simbol adalah kendaraan pembawa makna. Dalam tiga bab terakhir (Bab 5, 6, 7) Geertz menuangkan contoh-contoh bagaimana Dia membuat lukisan etnografi yang memperhatikan (sejauh mungkin) sudut pandang dari “mata kepala” (pihak yang sedang diteliti). Dia melukiskan perjuangan warga masyarakat (ketiganya tentang Bali) menghadapi, menafsir dan bercerita tentang symbol-simbol kebudayaan yang selama itu tersedia, umum dikenal dan mendefinisikan dunia kehidupan masing-masing warga. Itulah salah satu contoh dari ciri penelitian kualitatif yaitu “thick description” lukisan mendalam terhadap obyek penelitian.
Untuk penelitian etnografis dan paradoknya serta masalah-masalah yang timbul dalam pendidikan social, Stanley (1976-1983: 6) mengutip hasil penelitian Jane White “bahwa etnografi merupakan paradigma penelitian yang tidak sama dan dapat menimbulkan berbagai pertanyaan baru serta memberikan cara yang berbeda pula dalam melihat dan memahami tingkah laku sosial. Dia juga membahas beberapa pertentangan yang bersangkut-paut dengan hal-hal yang memungkinkan dan tidak memungkinkan dilaksanakannya penelitian etnografis. Tinjauan tentang studi etnografis yang relevan dianalisis dalam batas-batas cara studi itu, membantu kita memahami pendidikan proses social. White mengambil posisi bahwa penelitian etnografis itu penemuannya tidak begitu preskriptif seperti studi empirik-analitis.
Kesimpulan:
Dari uraian di atas, tentang data kualitatif, yang terpenting dalam analisis data kualitatif dan cara menganalisis data kualitatif, dapat ditarik kesimpulan atau karakteristik penelitian kualitatif adalah sebagai berikut:
1. Data kualitatif adalah semua informasi yang berupa test, sit com, email, cerita rakyat, sejarah kehidupan, yang berguna untuk membangun dan mengarahkan pada pengembangan pengertian yang mendalam, dan yang berhubungan dengan kategorisasi, karakteristik berwujud pertanyaan atau berupa kata-kata
2. Penelitian kualitatif dilakukan atas dasar induktif yang mengedepankan pengembangan yang berawal dari spesifik seperti: konsep, pandangan dan pengertian yang berasal dari bentuk kata yang ada, untuk kemudian menuju pada kesimpulan akhir.
3. Peneliti melihat setting dan orang yang diteliti secara menyeluruh atau “holistic” dimana komponen-komponen subyek yang diteliti seperti manusia, dan tempat tidak dikurangi atau direpresentasikan sebagai variabel, tetapi mereka melihat secara keseluruhan untuk menjadi pertimbangan dalam analisis data. Para peneliti melakukan studi terhadap manusia dalam konteks yang holistic dan alami dengan situasi dan kondisi mereka sehari-hari.
4. Metode kualitatif adalah metode humanistic yaitu metode yang mempelajari bagaimana kecenderungan masyarakat yang mempengaruhi kita dalam memandang mereka. Mempelajari manusia secara kualitatif berarti mengetahui pribadi mereka, pengakuan dan pengalaman mereka alami.
5. Penelitian kualitatif pada prinsipnya adalah tindakan untuk mengetahui konsep kehidupan social orang lain yang menjadi subyek penelitian yang pada umumnya mencakup: (a) pengamatan masyarakat dalam kesehariannya, (b) mendegarkan pembicaraan atau pikiran mereka,
DAFTAR PUSTAKA
Anselm Stauss, dan Barney G. Glasser. (1985) Penemuan Teori Grounded beberapa strategi penelitian kualitati( terjemahan) Surabaya: Usaha nasional
Brannen, J. 1997. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif (Terjemahan). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi ketiga cetakan ke tujuh). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Clifford Geertz. (1992) Tafsir Kebudayaa (terjemahan), Yogyakarta: Kanisius.
Guba, E.G dan Lincoln, Y.S. (1981) Effective Evaluation. San Francisco: Jossey Bass Publisher
Milles & Huberman. (1992) Analisis Data Kualitatif (tentang metode-metode baru), Jakarta: UI-Press.
Moleong, Lexy.J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Rosdakarya.
Riduwan. (2003) Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta
Stanley, William, B. (1976-1983) Tinjauan tentang Penelitian dalam Pendidikan Ilmu-ilmu Sosial (diterjemahkan oleh Kaluge Lauren dan Abdul Wahab), Surabaya, Airlangga University Press.
Spradley P. James. (1997) Metode Etnografi (terjemahan), Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
Sukardi, (2006) Penelitian Kualitatif Naturalistik dalam Pendidikan, Yogyakarta: Usaha Keluarga.
http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif (diakses 15 Januari 2009)