Klasik dalam Sejarah Psikologi
An internet
resource developed by Sumber daya internet yang dikembangkan oleh
Christopher D. Green Christopher D. Green
York University, Toronto, Ontario York University, Toronto, Ontario
ISSN 1492-3713 ISSN 1492-3713
Christopher D. Green Christopher D. Green
York University, Toronto, Ontario York University, Toronto, Ontario
ISSN 1492-3713 ISSN 1492-3713
(Return to Classics
index ) (Kembali ke indeks
Classics)
Originally Published
in Psychological Review , 50, 370-396. Originally Diterbitkan
dalam Psychological Review, 50, 370-396.
Posted August 2000 Posted Agustus 2000
[p. [hal 370] I. INTRODUCTION 370] I. PENDAHULUAN
In a previous paper (
13
) various propositions were presented which would have to be included in any
theory of human motivation that could lay claim to being definitive.
Dalam makalah sebelumnya (13)
berbagai proposisi yang disajikan harus disertakan dalam setiap teori tentang
motivasi manusia yang bisa mengklaim menjadi definitif. These conclusions may be briefly summarized as follows:
Kesimpulan ini dapat diringkas secara singkat sebagai berikut:
1.
1. The integrated wholeness of the organism must be
one of the foundation stones of motivation theory. Keutuhan terpadu
organisme harus menjadi salah satu batu fondasi dari teori motivasi.
2. 2. The hunger drive (or any other physiological drive) was
rejected as a centering point or model for a definitive theory of motivation.
Kelaparan drive (atau drive fisiologis lainnya) ditolak sebagai titik berpusat
atau model teori definitif motivasi. Any drive that
is somatically based and localizable was shown to be atypical rather than
typical in human motivation. Setiap drive yang didasarkan dan
dilokalisasi somatically ditunjukkan untuk menjadi atipikal daripada khas dalam
motivasi manusia.
3. 3. Such a theory should stress and center itself upon
ultimate or basic goals rather than partial or superficial ones, upon ends
rather than means to these ends. Teori semacam itu harus stres dan pusat
itu sendiri pada akhir atau tujuan dasar bukan parsial atau yang dangkal,
setelah berakhir bukan berarti tujuan ini. Such a
stress would imply a more central place for unconscious than for conscious
motivations. Seperti stres akan berarti tempat yang lebih sentral untuk
sadar tak sadar daripada motivasi.
4. 4. There are usually available various cultural paths to the
same goal. Therefore conscious, specific, local-cultural desires are not as
fundamental in motivation theory as the more basic, unconscious goals.
Biasanya ada tersedia berbagai budaya jalan menuju tujuan yang sama. Oleh
karena itu sadar, spesifik, keinginan budaya lokal tidak seperti yang
fundamental dalam teori motivasi yang lebih mendasar, tujuan tak sadarkan diri.
5. 5. Any motivated behavior, either preparatory or
consummatory, must be understood to be a channel through which many basic needs
may be simultaneously expressed or satisfied. Setiap termotivasi
perilaku, baik persiapan atau consummatory, harus dipahami sebagai saluran
melalui mana banyak kebutuhan dasar dapat secara bersamaan dinyatakan atau
puas. Typically an act has more than one
motivation. Biasanya suatu tindakan memiliki lebih dari satu motivasi.
6. 6. Practically all organismic states are to be understood as
motivated and as motivating. Hampir semua negara Organismic harus
dipahami sebagai motivasi dan memotivasi.
7. 7. Human needs arrange themselves in hierarchies of
pre-potency. Kebutuhan manusia mengatur diri mereka dalam hierarki
pra-potensi. That is to say, the appearance of one
need usually rests on the prior satisfaction of another, more pre-potent need.
Artinya, tampilan satu perlu biasanya bertumpu pada kepuasan sebelum orang lain,
lebih pra-manjur butuhkan. Man is a perpetually
wanting animal. Also no need or drive can be treated as if it were isolated or
discrete; every drive is related to the state of satisfaction or
dissatisfaction of other drives. Manusia adalah selalu ingin binatang.
Juga tidak perlu atau drive dapat diperlakukan seolah-olah itu terisolasi atau
diskrit; setiap drive yang berkaitan dengan keadaan kepuasan atau ketidakpuasan
drive lain.
8. Lists of
drives will get us nowhere for various theoretical and practical reasons.
8. Daftar tokoh drive akan membawa kita ke mana-mana untuk berbagai
alasan-alasan teoretis dan praktis. Furthermore any
classification of motivations [p. 371] must deal with the problem of levels of
specificity or generalization the motives to be classified. Selanjutnya
setiap klasifikasi motivasi [hal 371] harus berurusan dengan masalah tingkat
kekhususan atau generalisasi motif harus diklasifikasikan.
9. 9. Classifications of motivations must be based upon goals
rather than upon instigating drives or motivated behavior. Klasifikasi
motivasi harus didasarkan atas tujuan dan bukan pada drive atau menghasut
perilaku termotivasi.
10. 10. Motivation theory should be human-centered rather than
animal-centered. Teori motivasi sebaiknya berpusat manusia daripada
berpusat hewani.
11. 11. The situation or the field in which the organism reacts
must be taken into account but the field alone can rarely serve as an exclusive
explanation for behavior. Situasi atau lapangan di mana organisme
bereaksi harus diperhitungkan lapangan sendirian tapi jarang bisa berfungsi
sebagai penjelasan eksklusif perilaku. Furthermore
the field itself must be interpreted in terms of the organism. Selain
itu lapangan itu sendiri harus ditafsirkan dalam kerangka organisme. Field theory cannot be a substitute for motivation
theory. Teori medan
tidak dapat menjadi pengganti teori motivasi.
12. 12. Not only the integration of the organism must be taken
into account, but also the possibility of isolated, specific, partial or segmental
reactions. It has since become necessary to add to these another affirmation.
Bukan hanya integrasi organisme harus diperhitungkan, tetapi juga kemungkinan
terisolasi, spesifik, sebagian atau segmental reaksi. Sejak itu menjadi perlu
untuk menambahkan ini penegasan lain.
13. 13. Motivation theory is not synonymous with behavior theory.
Teori motivasi tidak sama dengan teori perilaku. The
motivations are only one class of determinants of behavior. Motivasi
hanya satu kelas dari faktor-faktor penentu perilaku. While behavior is almost always motivated, it is also
almost always biologically, culturally and situationally determined as well.
Sementara perilaku hampir selalu termotivasi, juga hampir selalu biologis,
budaya dan situationally ditentukan juga.
The
present paper is an attempt to formulate a positive theory of motivation which
will satisfy these theoretical demands and at the same time conform to the
known facts, clinical and observational as well as experimental. It derives
most directly, however, from clinical experience. Kertas sekarang adalah
suatu usaha untuk merumuskan teori positif motivasi yang akan memenuhi tuntutan
teoritis ini dan pada saat yang sama sesuai dengan fakta yang diketahui, klinis
dan pengamatan serta eksperimental. It berasal paling langsung Namun, dari
pengalaman klinis. This theory is, I think, in the
functionalist tradition of James and Dewey, and is fused with the holism of
Wertheimer ( 19
), Goldstein ( 6
), and Gestalt Psychology, and with the dynamicism of Freud ( 4
) and Adler ( 1
). Teori ini, saya pikir, dalam tradisi fungsionalis James dan Dewey,
dan melebur dengan holisme dari Wertheimer (19),
Goldstein (6),
dan Psikologi Gestalt, dan dengan dynamicism Freud (4)
dan Adler (1
). This fusion or synthesis may arbitrarily be
called a 'general-dynamic' theory. Fusi atau sintesis ini dapat secara
sewenang-wenang dapat disebut 'general-dinamis' teori.
It is far easier to
perceive and to criticize the aspects in motivation theory than to remedy them.
Hal ini jauh lebih mudah untuk memahami dan mengkritik aspek-aspek dalam teori
motivasi daripada untuk mengatasinya. Mostly this
is because of the very serious lack of sound data in this area. Sebagian
besar ini adalah karena kurangnya sangat serius data suara di daerah ini. I conceive this lack of sound facts to be due primarily
to the absence of a valid theory of motivation. Saya membayangkan tidak
adanya fakta suara terutama disebabkan tidak adanya teori yang valid motivasi. The present theory then must be considered to be a
suggested program or framework for future research and must stand or fall, not
so much on facts available or evidence presented, as upon researches to be
done, researches suggested perhaps, by the questions raised in this paper.[p.
Teori yang sekarang kemudian harus dianggap sebagai program atau kerangka yang
disarankan untuk penelitian dan harus berdiri atau jatuh, tidak begitu banyak
fakta-fakta yang tersedia atau bukti yang disajikan, seperti di atas harus
dilakukan penelitian, penelitian menyarankan mungkin, dengan pertanyaan yang
muncul dalam kertas. [hal 372] 372]
II. II. THE BASIC NEEDS KEBUTUHAN DASAR
The
'physiological' needs . The 'fisiologis kebutuhan. -- The needs that are usually taken as the starting point
for motivation theory are the so-called physiological drives. -
Kebutuhan yang biasanya diambil sebagai titik awal bagi teori motivasi yang
disebut fisiologis drive. Two recent lines of
research make it necessary to revise our customary notions about these needs,
first, the development of the concept of homeostasis, and second, the finding
that appetites (preferential choices among foods) are a fairly efficient
indication of actual needs or lacks in the body. Dua baris baru-baru ini
membuat riset perlu untuk merevisi adat kita pengertian mengenai
kebutuhan-kebutuhan ini, pertama, pengembangan konsep homeostasis, dan kedua,
temuan bahwa selera (pilihan preferensial di antara makanan) merupakan indikasi
yang cukup efisien dari kebutuhan-kebutuhan aktual atau kurang dalam tubuh.
Homeostasis refers to
the body's automatic efforts to maintain a constant, normal state of the blood
stream. Homeostasis mengacu pada upaya otomatis tubuh untuk menjaga
konstan, keadaan normal aliran darah. Cannon (2)
has described this process for (1) the water content of the blood, (2) salt
content, (3) sugar content, (4) protein content, (5) fat content, (6) calcium
content, (7) oxygen content, (8) constant hydrogen-ion level (acid-base
balance) and (9) constant temperature of the blood. Cannon (2) telah
menggambarkan proses ini untuk (1) kadar air darah, (2) garam konten, (3)
kandungan gula, (4) kandungan protein, (5) kandungan lemak, (6) kalsium konten,
( 7) oksigen konten, (8) konstan ion hidrogen-tingkat (keseimbangan asam-basa)
dan (9) suhu konstan darah. Obviously this list can
be extended to include other minerals, the hormones, vitamins, etc.
Jelas daftar ini dapat diperluas untuk mencakup mineral lainnya, hormon,
vitamin, dll
Young in a recent
article ( 21
) has summarized the work on appetite in its relation to body needs.
Muda dalam artikel terkini (21)
telah diringkas nafsu makan yang bekerja di dalam kaitannya dengan kebutuhan
tubuh. If the body lacks some chemical, the
individual will tend to develop a specific appetite or partial hunger for that
food element. Jika tubuh kekurangan beberapa kimia, individu akan
cenderung mengembangkan suatu selera yang spesifik atau kelaparan parsial untuk
unsur makanan.
Thus it seems
impossible as well as useless to make any list of fundamental physiological
needs for they can come to almost any number one might wish, depending on the
degree of specificity of description. Jadi tampaknya tidak mungkin dan
juga berguna untuk membuat daftar kebutuhan fisiologis dasar karena mereka bisa
datang ke hampir semua nomor satu mungkin ingin, tergantung pada tingkat
kekhususan deskripsi. We can not identify all
physiological needs as homeostatic. Kita tidak dapat mengidentifikasi
semua kebutuhan fisiologis sebagai homeostatis. That
sexual desire, sleepiness, sheer activity and maternal behavior in animals, are
homeostatic, has not yet been demonstrated. Hasrat seksual, kantuk,
aktivitas belaka ibu dan perilaku pada hewan, adalah homeostatik, belum
ditunjukkan. Furthermore, this list would not
include the various sensory pleasures (tastes, smells, tickling, stroking)
which are probably physiological and which may become the goals of motivated
behavior. Selanjutnya, daftar ini tidak akan mencakup berbagai
kesenangan indera (rasa, bau, menggelitiki, mengelus) yang mungkin fisiologis
dan yang mungkin menjadi tujuan dari perilaku termotivasi.
In a previous paper (
13
) it has been pointed out that these physiological drives or needs are to be
considered unusual rather than typical because they are isolable, and because
they are localizable somatically. Dalam makalah sebelumnya (13)
itu telah ditunjukkan bahwa drive atau kebutuhan fisiologis harus dianggap
biasa dan bukan biasa karena mereka isolable, dan karena mereka dilokalisasi
somatically. That is to say, they are relatively
independent of each other, of other motivations [p. Artinya, mereka
relatif independen satu sama lain, motivasi lain [hal 373] and of the organism as a whole, and secondly, in
many cases, it is possible to demonstrate a localized, underlying somatic base
for the drive. 373] dan dari organisme secara keseluruhan, dan kedua,
dalam banyak kasus, adalah mungkin untuk menunjukkan terlokalisasi, yang
mendasari basis somatik drive. This is true less
generally than has been thought (exceptions are fatigue, sleepiness, maternal
responses) but it is still true in the classic instances of hunger, sex, and
thirst. Hal ini benar kurang umum daripada sudah dipikirkan
(pengecualian adalah kelelahan, kantuk, ibu tanggapan) tetapi masih benar dalam
contoh klasik kelaparan, seks, dan haus.
It should be pointed
out again that any of the physiological needs and the consummatory behavior
involved with them serve as channels for all sorts of other needs as well.
Harus ditunjukkan keluar lagi bahwa salah satu dari kebutuhan fisiologis dan
perilaku consummatory terlibat dengan mereka bertindak sebagai saluran bagi
segala macam kebutuhan lain juga. That is to say,
the person who thinks he is hungry may actually be seeking more for comfort, or
dependence, than for vitamins or proteins. Artinya, orang yang
menganggap dirinya lapar sebenarnya bisa mencari lebih untuk kenyamanan, atau
ketergantungan, selain untuk vitamin atau protein. Conversely,
it is possible to satisfy the hunger need in part by other activities such as
drinking water or smoking cigarettes. In other words, relatively isolable as
these physiological needs are, they are not completely so. Sebaliknya,
adalah mungkin untuk memenuhi kebutuhan rasa lapar sebagian oleh kegiatan lain
seperti air minum atau merokok. Dengan kata lain, relatif isolable sebagai
kebutuhan fisiologis ini, mereka tidak sepenuhnya begitu.
Undoubtedly these
physiological needs are the most pre-potent of all needs. Tidak
diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis ini adalah yang paling pra-kuat dari
semua kebutuhan. What this means specifically is,
that in the human being who is missing everything in life in an extreme
fashion, it is most likely that the major motivation would be the physiological
needs rather than any others. A person who is lacking food, safety, love, and
esteem would most probably hunger for food more strongly than for anything
else. Apa ini berarti secara khusus adalah, bahwa pada manusia yang
hilang segala sesuatu dalam hidup di mode ekstrim, hal ini sangat mungkin bahwa
motivasi utama akan kebutuhan fisiologis daripada yang lain. Seseorang yang
kekurangan pangan, keselamatan, cinta , dan harga kemungkinan besar akan
kelaparan untuk makanan lebih kuat daripada untuk hal lain.
If all the needs are
unsatisfied, and the organism is then dominated by the physiological needs, all
other needs may become simply non-existent or be pushed into the background.
Jika semua kebutuhan tidak puas, dan organisme kemudian didominasi oleh
kebutuhan fisiologis, semua kebutuhan lain yang mungkin menjadi hanya tidak ada
atau didorong ke latar belakang. It is then fair to
characterize the whole organism by saying simply that it is hungry, for
consciousness is almost completely preempted by hunger. Hal ini kemudian
adil ciri seluruh organisme dengan mengatakan bahwa itu hanya lapar, untuk
kesadaran adalah hampir sepenuhnya mendahului karena kelaparan. All capacities are put into the service of
hunger-satisfaction, and the organization of these capacities is almost
entirely determined by the one purpose of satisfying hunger. Semua
kapasitas layanan dimasukkan ke kelaparan-kepuasan, dan organisasi kapasitas
ini hampir seluruhnya ditentukan oleh satu tujuan memuaskan rasa lapar. The receptors and effectors, the intelligence, memory,
habits, all may now be defined simply as hunger-gratifying tools.
Reseptor dan efektor, kecerdasan, memori, kebiasaan, semua sekarang bisa
didefinisikan hanya sebagai alat memuaskan rasa lapar. Capacities that are not useful for this purpose lie
dormant, or are pushed into the background. Kapasitas yang tidak berguna
untuk tujuan ini tertidur, atau didorong ke latar belakang. The urge to write poetry, the desire to acquire an
automobile, the interest in American history, the desire for a new pair of
shoes are, in the extreme case, forgotten or become of sec-[p.374]ondary
importance. Dorongan untuk menulis puisi, keinginan untuk mendapatkan
sebuah mobil, suku dalam sejarah Amerika, keinginan untuk sepasang sepatu,
dalam kasus ekstrim, lupa atau menjadi dari detik-[p.374] ondary penting. For the man who is extremely and dangerously hungry, no
other interests exist but food. Bagi orang yang sangat dan berbahaya
lapar, tidak ada kepentingan lain ada tapi makanan. He dreams food, he remembers food, he thinks about food,
he emotes only about food, he perceives only food and he wants only food.
Dia mimpi makanan, ia ingat makanan, ia berpikir tentang makanan, ia hanya
emotes tentang makanan, ia hanya merasakan makanan dan ia hanya menginginkan
makanan. The more subtle determinants that
ordinarily fuse with the physiological drives in organizing even feeding,
drinking or sexual behavior, may now be so completely overwhelmed as to allow
us to speak at this time (but only at this time) of pure hunger drive and
behavior, with the one unqualified aim of relief. Faktor penentu yang
lebih halus yang biasanya menyatu dengan drive fisiologis dalam mengorganisir
bahkan makan, minum atau perilaku seksual, sekarang mungkin sehingga
benar-benar kewalahan untuk memungkinkan kita untuk berbicara pada saat ini
(tapi hanya pada saat ini) kelaparan murni drive dan perilaku, dengan satu
tujuan Wajar Tanpa Pengecualian lega.
Another peculiar
characteristic of the human organism when it is dominated by a certain need is
that the whole philosophy of the future tends also to change. Ciri khas
lain dari organisme manusia ketika itu didominasi oleh kebutuhan tertentu
adalah bahwa seluruh filsafat dari masa depan juga cenderung berubah. For our chronically and extremely hungry man, Utopia can
be defined very simply as a place where there is plenty of food. Bagi
kami sangat lapar kronis dan manusia, Utopia dapat didefinisikan dengan sangat
sederhana sebagai tempat di mana terdapat banyak makanan. He tends to think that, if only he is guaranteed food for
the rest of his life, he will be perfectly happy and will never want anything
more. Ia cenderung berpikir bahwa, kalau saja ia makanan dijamin selama
sisa hidupnya, ia akan sangat bahagia dan tidak akan pernah menginginkan apa-apa
lagi. Life itself tends to be defined in terms of
eating. Kehidupan itu sendiri cenderung didefinisikan dalam istilah
makan. Anything else will be defined as
unimportant. Ada
lagi yang akan didefinisikan sebagai tidak penting. Freedom, love, community feeling, respect, philosophy,
may all be waved aside as fripperies which are useless since they fail to fill
the stomach. Kebebasan, cinta, perasaan masyarakat, rasa hormat,
filsafat, mungkin semua akan mengesampingkan sebagai fripperies yang tidak berguna
karena mereka gagal untuk mengisi perut. Such a man
may fairly be said to live by bread alone. Orang seperti itu bisa
dikatakan cukup untuk hidup dari roti saja.
It cannot possibly be
denied that such things are true but their generality can be denied.
Ini tidak mungkin dapat disangkal bahwa hal-hal seperti itu adalah benar,
tetapi secara umum mereka dapat ditolak. Emergency
conditions are, almost by definition, rare in the normally functioning peaceful
society. Kondisi darurat, nyaris menurut definisi, langka di masyarakat
damai berfungsi normal. That this truism can be
forgotten is due mainly to two reasons. Aksioma ini dapat dilupakan
adalah terutama karena dua alasan. First, rats have
few motivations other than physiological ones, and since so much of the
research upon motivation has been made with these animals, it is easy to carry
the rat-picture over to the human being. Pertama, tikus memiliki sedikit
motivasi yang lain daripada fisiologis, dan karena begitu banyak penelitian
motivasi atas telah dibuat dengan hewan-hewan ini, mudah untuk membawa
tikus-gambar ke manusia. Secondly, it is too often
not realized that culture itself is an adaptive tool, one of whose main
functions is to make the physiological emergencies come less and less often.
Kedua, terlalu sering tidak menyadari bahwa budaya itu sendiri adalah sebuah
alat adaptif, salah satu fungsi utamanya adalah untuk membuat keadaan darurat
fisiologis datang kurang dan kurang sering. In most
of the known societies, chronic extreme hunger of the emergency type is rare,
rather than common. Pada sebagian besar dikenal masyarakat, kelaparan
ekstrem kronis dari tipe darurat langka, bukan umum. In any case, this is still true in the United States.
Dalam setiap kasus, hal ini masih berlaku di Amerika Serikat. The average American citizen is experiencing appetite
rather than hunger when he says "I am [p. 375] hungry."
Rata-rata warga negara Amerika, bukan selera mengalami kelaparan ketika ia
berkata "Aku [hal 375] lapar." He is apt
to experience sheer life-and-death hunger only by accident and then only a few
times through his entire life. Ia cenderung semata-mata pengalaman hidup
dan mati kelaparan hanya karena kecelakaan dan kemudian hanya beberapa kali
melalui seluruh hidupnya.
Obviously a good way
to obscure the 'higher' motivations, and to get a lopsided view of human
capacities and human nature, is to make the organism extremely and chronically
hungry or thirsty. Jelas cara yang baik untuk mengaburkan 'tinggi'
motivasi, dan untuk mendapatkan pandangan miring kapasitas manusia dan sifat
manusia, adalah membuat organisme dan kronis sangat lapar atau haus. Anyone who attempts to make an emergency picture into a
typical one, and who will measure all of man's goals and desires by his
behavior during extreme physiological deprivation is certainly being blind to
many things. Siapa pun yang akan mencoba membuat gambar darurat menjadi
khas satu, dan siapa yang akan mengukur semua tujuan manusia dan keinginan oleh
perilaku selama fisiologis ekstrem kekurangan sudah tentu menjadi buta akan
banyak hal. It is quite true that man lives by
bread alone -- when there is no bread. Memang benar bahwa manusia hidup
dari roti saja - jika tidak ada roti. But what
happens to man's desires when there is plenty of bread and when his belly is
chronically filled? Tapi apa yang terjadi pada keinginan manusia ketika
ada banyak roti dan ketika perut kronis diisi?
At once other (and
'higher') needs emerge and these, rather than physiological hungers,
dominate the organism. Sekaligus lain (dan 'tinggi') perlu muncul
dan ini, bukan lapar fisiologis, mendominasi organisme. And when these in turn are satisfied, again new (and
still 'higher') needs emerge and so on. Dan ketika pada gilirannya ini
puas, sekali lagi baru (dan masih 'lebih tinggi') perlu muncul dan sebagainya. This is what we mean by saying that the basic human needs
are organized into a hierarchy of relative prepotency. Inilah yang kami
maksud dengan mengatakan bahwa kebutuhan dasar manusia yang diatur dalam
hierarki yang relatif hal melebihi.
One main implication
of this phrasing is that gratification becomes as important a concept as
deprivation in motivation theory, for it releases the organism from the
domination of a relatively more physiological need, permitting thereby the
emergence of other more social goals. Salah satu implikasi utama dari
kalimat ini adalah bahwa kepuasan menjadi sama pentingnya sebuah konsep sebagai
kekurangan dalam teori motivasi, karena melepaskan organisme dari dominasi yang
relatif lebih fisiologis perlu, sehingga memungkinkan munculnya lebih banyak
tujuan sosial lainnya. The physiological needs,
along with their partial goals, when chronically gratified cease to exist as
active determinants or organizers of behavior. Kebutuhan fisiologis,
bersama dengan tujuan sebagian mereka, ketika kronis bersyukur tidak ada lagi
sebagai penentu aktif atau perilaku penyelenggara. They
now exist only in a potential fashion in the sense that they may emerge again
to dominate the organism if they are thwarted. Mereka sekarang hanya ada
dalam mode yang potensial dalam arti bahwa mereka mungkin akan muncul lagi
untuk mendominasi organisme jika mereka terhalang. But
a want that is satisfied is no longer a want. Tapi sebuah keinginan yang
puas bukan lagi sebuah inginkan. The organism is
dominated and its behavior organized only by unsatisfied needs.
Organisme ini didominasi dan perilaku yang diselenggarakan hanya oleh kebutuhan
puas. If hunger is satisfied, it becomes
unimportant in the current dynamics of the individual. Jika lapar puas,
itu menjadi tidak penting dalam dinamika saat ini individu.
This statement is
somewhat qualified by a hypothesis to be discussed more fully later, namely
that it is precisely those individuals in whom a certain need has always been
satisfied who are best equipped to tolerate deprivation of that need in the
future, and that furthermore, those who have been de-[p. Pernyataan ini
agak kualifikasi oleh hipotesis yang akan dibahas secara lebih lengkap
kemudian, yaitu bahwa justru orang-orang dalam yang kebutuhan tertentu selalu
puas yang paling siap untuk mentoleransi perampasan yang perlu di masa depan,
dan yang lebih jauh lagi, mereka yang telah de-[p. 376]prived
in the past will react differently to current satisfactions than the one who has
never been deprived. 376] prived di masa lalu akan bereaksi berbeda
terhadap kepuasan saat ini daripada orang yang belum pernah kehilangan.
The safety needs
. Kebutuhan keselamatan. -- If the
physiological needs are relatively well gratified, there then emerges a new set
of needs, which we may categorize roughly as the safety needs. - Jika
kebutuhan fisiologis relatif baik puas, kemudian muncul ada set baru kebutuhan,
yang secara kasar kita dapat mengkategorikan sebagai kebutuhan keselamatan. All that has been said of the physiological needs is
equally true, although in lesser degree, of these desires. Semua yang
telah dikatakan tentang kebutuhan fisiologis juga sama benar, walaupun dalam
tingkat yang lebih rendah, keinginan tersebut. The
organism may equally well be wholly dominated by them. Organisme mungkin
sama baiknya seluruhnya didominasi oleh mereka. They
may serve as the almost exclusive organizers of behavior, recruiting all the
capacities of the organism in their service, and we may then fairly describe
the whole organism as a safety-seeking mechanism. Mereka dapat
memberikan layanan sebagai penyelenggara hampir eksklusif perilaku, merekrut
semua kapasitas organisme dalam pelayanan mereka, dan kami mungkin akan cukup
menggambarkan seluruh organisme sebagai mekanisme mencari keselamatan. Again we may say of the receptors, the effectors, of the
intellect and the other capacities that they are primarily safety-seeking
tools. Sekali lagi kita dapat mengatakan dari reseptor, yang efektor,
intelek dan kapasitas yang lain terutama mereka yang mencari alat keselamatan. Again, as in the hungry man, we find that the dominating
goal is a strong determinant not only of his current world-outlook and
philosophy but also of his philosophy of the future. Sekali lagi,
seperti pada orang lapar, kita menemukan bahwa tujuan mendominasi adalah
determinan yang kuat tidak hanya dari pandangan dunia saat ini dan filsafat,
tetapi juga dari filsafat masa depan. Practically
everything looks less important than safety, (even sometimes the physiological
needs which being satisfied, are now underestimated). Praktis semua
tampak kurang penting dibandingkan keselamatan, (bahkan kadang-kadang kebutuhan
fisiologis yang merasa puas, kini diremehkan). A
man, in this state, if it is extreme enough and chronic enough, may be
characterized as living almost for safety alone. Seorang laki-laki,
dalam keadaan ini, jika cukup ekstrim dan cukup kronis, dapat dicirikan sebagai
hidup hampir untuk keselamatan sendiri.
Although in this
paper we are interested primarily in the needs of the adult, we can approach an
understanding of his safety needs perhaps more efficiently by observation of
infants and children, in whom these needs are much more simple and obvious.
Meskipun dalam makalah ini kita tertarik terutama dalam kebutuhan orang dewasa,
kita dapat mendekati pemahaman tentang kebutuhan keselamatannya mungkin lebih
efisien melalui pengamatan bayi dan anak-anak, di antaranya kebutuhan ini jauh
lebih sederhana dan jelas. One reason for the
clearer appearance of the threat or danger reaction in infants, is that they do
not inhibit this reaction at all, whereas adults in our society have been
taught to inhibit it at all costs. Salah satu alasan yang jelas
munculnya ancaman atau bahaya reaksi pada bayi, adalah bahwa mereka tidak
menghalangi reaksi ini sama sekali, sedangkan orang dewasa dalam masyarakat
kita telah diajarkan untuk menghambat biaya sama sekali. Thus even when adults do feel their safety to be
threatened we may not be able to see this on the surface. Jadi bahkan
ketika orang dewasa merasa keselamatan mereka terancam, kita mungkin tidak
dapat melihat ini di permukaan. Infants will react
in a total fashion and as if they were endangered, if they are disturbed or
dropped suddenly, startled by loud noises, flashing light, or other unusual
sensory stimulation, by rough handling, by general loss of support in the
mother's arms, or by inadequate support.[ 1
][p. 377] Bayi akan bereaksi dengan total fashion dan seolah-olah mereka
terancam, jika mereka terganggu atau menurun tiba-tiba, terkejut oleh suara
keras, cahaya lampu, atau lainnya rangsangan indra yang tidak biasa, penanganan
yang kasar, dengan hilangnya dukungan umum dalam pelukan ibu, atau dengan
dukungan memadai. [1]
[hal 377]
In infants we can
also see a much more direct reaction to bodily illnesses of various kinds.
Pada bayi kita juga dapat melihat langsung yang jauh lebih reaksi tubuh dari
berbagai macam penyakit. Sometimes these illnesses
seem to be immediately and per se threatening and seem to make the child
feel unsafe. Kadang-kadang penyakit ini tampaknya akan segera dan per
se mengancam dan tampaknya membuat anak merasa tidak aman. For instance, vomiting, colic or other sharp pains seem
to make the child look at the whole world in a different way. Misalnya,
muntah, kolik atau nyeri tajam lainnya tampaknya membuat anak melihat seluruh
dunia dengan cara yang berbeda. At such a moment of
pain, it may be postulated that, for the child, the appearance of the whole
world suddenly changes from sunniness to darkness, so to speak, and becomes a
place in which anything at all might happen, in which previously stable things
have suddenly become unstable. Pada saat seperti itu rasa sakit, mungkin
menduga bahwa, bagi anak, penampilan dari seluruh dunia tiba-tiba berubah dari
keadaan terang kepada kegelapan, sehingga untuk berbicara, dan menjadi tempat
di mana apa saja dapat terjadi, di mana sebelumnya stabil hal-hal yang
tiba-tiba menjadi tidak stabil. Thus a child who
because of some bad food is taken ill may, for a day or two, develop fear,
nightmares, and a need for protection and reassurance never seen in him before
his illness. Jadi seorang anak yang karena makanan buruk sakit mungkin,
untuk satu atau dua hari, mengembangkan rasa takut, mimpi buruk, dan kebutuhan
akan perlindungan dan kepastian pernah melihat dalam dirinya sebelum sakit.
Another indication of
the child's need for safety is his preference for some kind of undisrupted
routine or rhythm. Indikasi lain dari kebutuhan anak untuk keselamatan
adalah pilihan untuk beberapa jenis undisrupted rutin atau irama. He seems to want a predictable, orderly world. Ia
tampaknya menginginkan diprediksi, dunia yang teratur. For instance, injustice, unfairness, or inconsistency in
the parents seems to make a child feel anxious and unsafe. Misalnya,
ketidakadilan, ketidakadilan, atau tidak konsisten dalam tampaknya orangtua
membuat anak merasa cemas dan tidak aman. This
attitude may be not so much because of the injustice per se or any
particular pains involved, but rather because this treatment threatens to make
the world look unreliable, or unsafe, or unpredictable. Sikap ini
mungkin tidak begitu banyak karena ketidakadilan per se atau sakit
tertentu yang terlibat, melainkan karena perawatan ini mengancam untuk membuat
dunia tampak tidak dapat diandalkan, atau tidak aman, atau tak terduga. Young children seem to thrive better under a system which
has at least a skeletal outline of rigidity, In which there is a schedule of a
kind, some sort of routine, something that can be counted upon, not only for
the present but also far into the future. Tampaknya anak-anak muda untuk
berkembang lebih baik di bawah suatu sistem yang memiliki setidaknya satu
kerangka garis besar kekakuan, Di mana ada jadwal dari jenis, semacam rutin,
sesuatu yang dapat diandalkan, bukan hanya untuk masa kini tetapi juga jauh ke
masa depan. Perhaps one could express this more
accurately by saying that the child needs an organized world rather than an
unorganized or unstructured one. Mungkin ada yang bisa mengungkapkan
secara lebih akurat dengan mengatakan bahwa anak-anak membutuhkan dunia yang
terorganisir daripada sebuah terorganisir atau terstruktur satu.
The central role of
the parents and the normal family setup are indisputable. Quarreling, physical
assault, separation, divorce or death within the family may be particularly
terrifying. Peran sentral orang tua dan keluarga normal setup yang tak
terbantahkan. Bertengkar, serangan fisik, pemisahan, perceraian atau kematian
dalam keluarga mungkin sangat mengerikan. Also
parental outbursts of rage or threats of punishment directed to the child,
calling him names, speaking to him harshly, shaking him, handling him roughly,
or actual [p. Orangtua juga ledakan amarah atau ancaman hukuman
ditujukan kepada anak, nama-nama memanggilnya, berbicara kepadanya dengan kasar,
gemetar dia, penanganan dengan kasar, atau sebenarnya [hlm 378] physical punishment sometimes elicit such total
panic and terror in the child that we must assume more is involved than the
physical pain alone. 378] kadang-kadang hukuman fisik seperti itu
menimbulkan panik dan teror pada anak bahwa kita harus mengasumsikan lebih
terlibat daripada sakit fisik sendirian. While it
is true that in some children this terror may represent also a fear of loss of
parental love, it can also occur in completely rejected children, who seem to
cling to the hating parents more for sheer safety and protection than because
of hope of love. Meskipun benar bahwa dalam beberapa anak teror ini
mungkin juga mewakili rasa takut kehilangan cinta orangtua, dapat juga terjadi
pada anak-anak benar-benar ditolak, yang tampaknya bersandar kepada yang
membenci semata-mata orang tua lebih besar untuk keselamatan dan perlindungan
dari harapan karena cinta .
Confronting the
average child with new, unfamiliar, strange, unmanageable stimuli or situations
will too frequently elicit the danger or terror reaction, as for example,
getting lost or even being separated from the parents for a short time, being
confronted with new faces, new situations or new tasks, the sight of strange,
unfamiliar or uncontrollable objects, illness or death. Menghadapi anak
rata-rata dengan yang baru, asing, aneh, tidak dapat diatur rangsangan atau
situasi akan terlalu sering menimbulkan bahaya atau teror reaksi, seperti
misalnya, atau bahkan tersesat terpisah dari orang tua untuk waktu yang
singkat, karena dihadapkan dengan wajah-wajah baru, baru situasi atau tugas
baru, pemandangan yang aneh, asing atau benda tak terkendali, penyakit atau
kematian. Particularly at such times, the child's
frantic clinging to his parents is eloquent testimony to their role as
protectors (quite apart from their roles as food-givers and love-givers).
Terutama di saat seperti itu, anak panik menempel pada orang tua adalah
kesaksian fasih peran mereka sebagai pelindung (terlepas dari peran mereka
sebagai pemberi makanan dan cinta-pemberi).
From these and
similar observations, we may generalize and say that the average child in our
society generally prefers a safe, orderly, predictable, organized world, which
he can count, on, and in which unexpected, unmanageable or other dangerous
things do not happen, and in which, in any case, he has all-powerful parents
who protect and shield him from harm. Dari pengamatan ini dan yang
sejenis, kita dapat generalisasi dan mengatakan bahwa rata-rata anak dalam
masyarakat kita umumnya lebih suka yang aman, tertib, diprediksi, dunia
terorganisir, yang ia bisa menghitung, pada, dan di mana tidak terduga, tidak
dapat diatur atau hal-hal berbahaya lainnya tidak terjadi , dan di mana, dalam
kasus apapun, ia memiliki semua orangtua yang berkuasa melindungi dan
melindunginya dari bahaya.
That these reactions
may so easily be observed in children is in a way a proof of the fact that
children in our society, feel too unsafe (or, in a word, are badly brought up).
Itu mungkin reaksi-reaksi ini sangat mudah diamati pada anak-anak adalah dengan
cara bukti fakta bahwa anak-anak dalam masyarakat kita, merasa terlalu tidak
aman (atau, dalam satu kata, yang buruk dibesarkan). Children who are reared in an unthreatening, loving
family do not ordinarily react as we have described above ( 17
). In such children the danger reactions are apt to come mostly to objects or
situations that adults too would consider dangerous.[ 2
] Anak-anak yang dibesarkan di sebuah unthreatening, keluarga yang
mencintai biasanya tidak bereaksi seperti yang kita telah dijelaskan di atas (17).
Dalam bahaya reaksi anak-anak cenderung untuk datang terutama untuk benda-benda
atau situasi bahwa orang dewasa juga akan mempertimbangkan berbahaya. [2]
The healthy, normal,
fortunate adult in our culture is largely satisfied in his safety needs.
Yang sehat, normal, beruntung orang dewasa dalam budaya kita sebagian besar
puas dalam kebutuhan keselamatan. The peaceful,
smoothly [p. Yang damai, lancar [hal 379]
running, 'good' society ordinarily makes its members feel safe enough from wild
animals, extremes of temperature, criminals, assault and murder, tyranny, etc.
Therefore, in a very real sense, he no longer has any safety needs as active
motivators. Just as a sated man no longer feels hungry, a safe man no longer
feels endangered. 379] berjalan, 'baik' masyarakat biasanya membuat para
anggotanya merasa cukup aman dari binatang liar, suhu ekstrem, penjahat,
penyerangan dan pembunuhan, tirani, dll Oleh karena itu, dalam arti yang
sesungguhnya, ia tidak lagi memiliki kebutuhan keselamatan aktif motivator.
Seperti halnya pria terpuaskan tidak lagi merasa lapar, pria yang aman tidak
lagi merasa terancam. If we wish to see these needs
directly and clearly we must turn to neurotic or near-neurotic individuals, and
to the economic and social underdogs. Jika kita ingin melihat kebutuhan
ini secara langsung dan jelas kita harus berpaling kepada neurotik atau
dekat-neurotik individu, dan sosial ekonomi dan underdog. In between these extremes, we can perceive the
expressions of safety needs only in such phenomena as, for instance, the common
preference for a job with tenure and protection, the desire for a savings
account, and for insurance of various kinds (medical, dental, unemployment,
disability, old age). Di antara ekstrim ini, kita dapat melihat ekspresi
kebutuhan keselamatan hanya dalam fenomena seperti, misalnya, preferensi umum
untuk pekerjaan dengan kepemilikan dan perlindungan, keinginan untuk rekening
tabungan, dan asuransi dari berbagai jenis (medis, perawatan gigi ,
pengangguran, cacat, usia lanjut).
Other broader aspects
of the attempt to seek safety and stability in the world are seen in the very
common preference for familiar rather than unfamiliar things, or for the known
rather than the unknown. Lain aspek-aspek yang lebih luas dari upaya
untuk mencari keamanan dan stabilitas di dunia adalah terlihat pada preferensi
sangat umum dikenal bukan hal asing, atau untuk diketahui daripada yang tidak
diketahui. The tendency to have some religion or
world-philosophy that organizes the universe and the men in it into some sort
of satisfactorily coherent, meaningful whole is also in part motivated by
safety-seeking. Kecenderungan untuk memiliki beberapa agama atau
filsafat dunia yang mengatur alam semesta dan orang-orang di dalamnya menjadi
semacam memuaskan koheren, yang berarti juga seluruh sebagian dimotivasi oleh
mencari keselamatan. Here too we may list science
and philosophy in general as partially motivated by the safety needs (we shall
see later that there are also other motivations to scientific, philosophical or
religious endeavor). Di sini juga kita dapat daftar sains dan filsafat
pada umumnya sebagai sebagian dimotivasi oleh kebutuhan keselamatan (kita akan
lihat nanti bahwa ada juga motivasi lain untuk ilmiah, filosofis atau usaha
agama).
Otherwise the need
for safety is seen as an active and dominant mobilizer of the organism's
resources only in emergencies, e. Jika tidak, kebutuhan keamanan
dipandang sebagai aktif dan dominan mobilizer dari sumber daya organisme hanya
dalam keadaan darurat, e. g ., war,
disease, natural catastrophes, crime waves, societal disorganization, neurosis,
brain injury, chronically bad situation. g., perang, penyakit,
bencana alam, gelombang kriminal, disorganisasi sosial, neurosis, cedera otak,
situasi buruk kronis.
Some neurotic adults
in our society are, in many ways, like the unsafe child in their desire for
safety, although in the former it takes on a somewhat special appearance.
Beberapa neurotik orang dewasa dalam masyarakat kita, dalam banyak hal, seperti
anak yang tidak aman dalam keinginan mereka untuk keselamatan, meskipun di
bekas dibutuhkan pada penampilan yang agak khusus. Their
reaction is often to unknown, psychological dangers in a world that is
perceived to be hostile, overwhelming and threatening. Such a person behaves as
if a great catastrophe were almost always impending, ie, he is usually
responding as if to an emergency. Reaksi mereka sering untuk diketahui,
bahaya psikologis dalam dunia yang dianggap bermusuhan, berlebihan dan
mengancam. Seperti orang berperilaku seakan-akan sebuah bencana besar hampir
selalu akan datang, yaitu, ia biasanya merespons seolah-olah keadaan darurat. His safety needs often find specific [p. Kebutuhan
keselamatannya sering menemukan spesifik [hal 380]
expression in a search for a protector, or a stronger person on whom he may
depend, or perhaps, a Fuehrer. 380] ekspresi dalam mencari pelindung,
atau orang yang lebih kuat pada siapa ia tergantung, atau mungkin, seorang
Fuehrer.
The neurotic
individual may be described in a slightly different way with some usefulness as
a grown-up person who retains his childish attitudes toward the world.
Neurotik individu dapat digambarkan dalam cara yang sedikit berbeda dengan
beberapa kegunaan sebagai orang dewasa yang mempertahankan sikap
kekanak-kanakan-nya terhadap dunia. That is to say,
a neurotic adult may be said to behave 'as if' he were actually afraid of a
spanking, or of his mother's disapproval, or of being abandoned by his parents,
or having his food taken away from him. Artinya, orang dewasa yang
neurotik dapat dikatakan berperilaku "seolah-olah 'dia itu benar-benar
takut terhadap pukulan, atau ketidaksetujuan ibunya, atau ditinggalkan oleh
orang tuanya, atau karena makanannya diambil darinya. It is as if his childish attitudes of fear and threat
reaction to a dangerous world had gone underground, and untouched by the
growing up and learning processes, were now ready to be called out by any
stimulus that would make a child feel endangered and threatened.[ 3
] Hal ini seolah-olah sikap kekanak-kanakan dari ancaman ketakutan dan
reaksi terhadap dunia yang berbahaya telah pergi di bawah tanah, dan tak
tersentuh oleh tumbuh dan proses pembelajaran, kini siap untuk dipanggil keluar
oleh setiap rangsangan yang akan membuat anak merasa terancam dan terancam. [3]
The neurosis in which
the search for safety takes its dearest form is in the compulsive-obsessive neurosis.
Neurosis di mana mencari keselamatan mengambil bentuk tersayang dalam-obsesif
kompulsif neurosis. Compulsive-obsessives try
frantically to order and stabilize the world so that no unmanageable,
unexpected or unfamiliar dangers will ever appear ( 14
); They hedge themselves about with all sorts of ceremonials, rules and
formulas so that every possible contingency may be provided for and so that no
new contingencies may appear. Kompulsif-obsessives panik mencoba untuk
memesan dan menstabilkan dunia sehingga tidak diatur, tak terduga atau bahaya
asing akan pernah muncul (14);
Mereka pagar diri tentang dengan segala macam upacara-upacara, aturan-aturan
dan rumus sehingga setiap kemungkinan kontingensi dapat diberikan untuk dan
sehingga tidak ada kemungkinan baru dapat muncul. They
are much like the brain injured cases, described by Goldstein ( 6
), who manage to maintain their equilibrium by avoiding everything unfamiliar
and strange and by ordering their restricted world in such a neat, disciplined,
orderly fashion that everything in the world can be counted upon. Mereka
jauh seperti kasus-kasus cedera otak, yang digambarkan oleh Goldstein (6),
yang mengatur untuk menjaga keseimbangan dengan menghindari segala sesuatu yang
asing dan aneh dan dengan memesan dunia Pembatasan mereka sedemikian rapi,
disiplin, teratur bahwa segala sesuatu di dunia dapat diandalkan. They try to arrange the world so that anything unexpected
(dangers) cannot possibly occur. Mereka mencoba mengatur dunia sehingga
apa pun yang tidak terduga (bahaya) tidak mungkin terjadi. If, through no fault of their own, something unexpected
does occur, they go into a panic reaction as if this unexpected occurrence
constituted a grave danger. Jika, bukan karena kesalahan mereka sendiri,
sesuatu yang tidak terduga terjadi, mereka pergi ke reaksi panik seolah-olah
kejadian tak terduga ini merupakan sebuah bahaya besar. What we can see only as a none-too-strong preference in
the healthy person, e. Apa yang dapat kita lihat hanya sebagai
tidak-terlalu-kuat preferensi dalam orang yang sehat, e. g ., preference for the familiar, becomes a
life-and-death. g., preferensi untuk akrab, menjadi hidup dan
mati. necessity in abnormal cases. keharusan
dalam kasus abnormal.
The love needs
. Kebutuhan cinta. -- If both the
physiological and the safety needs are fairly well gratified, then there will
emerge the love and affection and belongingness needs, and the whole cycle [p.
- Jika kedua fisiologis dan kebutuhan keselamatan puas dengan cukup baik, maka
akan muncul cinta dan kasih sayang dan kepemilikan kebutuhan, dan seluruh
siklus [hal 381] already described will repeat
itself with this new center. 381] telah dijelaskan akan mengulangi
dirinya dengan pusat baru ini. Now the person will
feel keenly, as never before, the absence of friends, or a sweetheart, or a
wife, or children. Sekarang orang akan merasa tajam, seperti sebelumnya,
tidak adanya teman-teman, atau kekasih, atau seorang istri, atau anak-anak. He will hunger for affectionate relations with people in
general, namely, for a place in his group, and he will strive with great
intensity to achieve this goal. Dia akan mendambakan hubungan kasih sayang
dengan orang-orang pada umumnya, yaitu untuk tempat dalam kelompok, dan ia akan
berusaha dengan intensitas yang besar untuk mencapai tujuan ini. He will want to attain such a place more than anything
else in the world and may even forget that once, when he was hungry, he sneered
at love. Dia akan ingin untuk mencapai tempat seperti ini lebih dari apa
pun di dunia dan mungkin bahkan lupa bahwa sekali, ketika ia merasa lapar, ia
mencemooh cinta.
In our society the
thwarting of these needs is the most commonly found core in cases of
maladjustment and more severe psychopathology. Dalam masyarakat kita
terhalangnya kebutuhan ini yang paling sering ditemukan inti dalam kasus
ketidakmampuan menyesuaikan diri dan lebih berat psikopatologi. Love and affection, as well as their possible expression
in sexuality, are generally looked upon with ambivalence and are customarily
hedged about with many restrictions and inhibitions. Cinta dan kasih
sayang, serta mungkin ekspresi mereka dalam seksualitas, umumnya memandang dengan
ambivalensi dan lazim dipagari tentang dengan banyak pembatasan dan hambatan. Practically all theorists of psychopathology have
stressed thwarting of the love needs as basic in the picture of maladjustment.
Many clinical studies have therefore been made of this need and we know more
about it perhaps than any of the other needs except the physiological ones ( 14
). Hampir semua ahli teori psikopatologi terhalangnya telah menekankan
kebutuhan cinta sebagai dasar dalam gambar dari ketidakmampuan menyesuaikan
diri. Banyak studi klinis Oleh karena itu terbuat dari kebutuhan ini dan kami
tahu lebih banyak tentang hal itu mungkin daripada kebutuhan lain kecuali yang
fisiologis (14)
.
One thing that must
be stressed at this point is that love is not synonymous with sex. Satu
hal yang harus ditekankan pada titik ini adalah bahwa cinta tidak sama dengan
seks. Sex may be studied as a purely physiological
need. Seks dapat dipelajari sebagai kebutuhan fisiologis yang murni. Ordinarily sexual behavior is multi-determined, that is
to say, determined not only by sexual but also by other needs, chief among
which are the love and affection needs. Biasanya perilaku seksual
multi-ditentukan, yaitu untuk mengatakan, tidak hanya ditentukan oleh seksual,
tetapi juga oleh kebutuhan lain, kepala di antara yang merupakan kebutuhan
cinta dan kasih sayang. Also not to be overlooked
is the fact that the love needs involve both giving and receiving love.[
4
] Juga tidak boleh dilupakan adalah kenyataan bahwa kebutuhan-kebutuhan
cinta melibatkan baik memberi dan menerima cinta. [4]
The esteem needs
. Kebutuhan penghargaan. -- All
people in our society (with a few pathological exceptions) have a need or
desire for a stable, firmly based, (usually) high evaluation of themselves, for
self-respect, or self-esteem, and for the esteem of others. - Semua
orang dalam masyarakat kita (dengan beberapa pengecualian patologis) mempunyai
kebutuhan atau keinginan untuk yang stabil, kuat didasarkan, (biasanya) tinggi
evaluasi diri, untuk harga diri, atau harga diri, dan untuk menghargai orang
lain . By firmly based self-esteem, we mean that
which is soundly based upon real capacity, achievement and respect from others.
These needs may be classified into two subsidiary sets. Dengan tegas
berdasarkan harga diri, kita berarti bahwa yang nyenyak didasarkan pada
kapasitas nyata, prestasi dan rasa hormat dari orang lain. Kebutuhan ini dapat
diklasifikasikan menjadi dua cabang set. These are,
first, the desire for strength, for achievement, for adequacy, for confidence
in the face of the world, and for independence and freedom.[ 5
] Secondly, we have what [p. Ini adalah, pertama, keinginan untuk
kekuatan, prestasi, untuk kecukupan, untuk kepercayaan diri dalam menghadapi
dunia, dan untuk kemerdekaan dan kebebasan. [5]
Kedua, kita memiliki apa [hal 382] we may call the
desire for reputation or prestige (defining it as respect or esteem from other
people), recognition, attention, importance or appreciation.[ 6
] These needs have been relatively stressed by Alfred Adler and his followers,
and have been relatively neglected by Freud and the psychoanalysts. 382]
kita sebut keinginan untuk reputasi atau prestise (mendefinisikan itu sebagai
rasa hormat atau penghargaan dari orang lain), pengakuan, perhatian, kepentingan,
atau penghargaan. [6]
kebutuhan ini relatif telah ditekankan oleh Alfred Adler dan pengikutnya, dan
telah relatif diabaikan oleh Freud dan para psikoanalis. More and more today however there is appearing widespread
appreciation of their central importance. Semakin banyak hari ini muncul
namun ada apresiasi luas mereka sangat penting.
Satisfaction of the
self-esteem need leads to feelings of self-confidence, worth, strength,
capability and adequacy of being useful and necessary in the world.
Kepuasan harga diri perlu membawa perasaan percaya diri, harga diri, kekuatan,
kemampuan dan kecukupan menjadi berguna dan penting di dunia. But thwarting of these needs produces feelings of
inferiority, of weakness and of helplessness. Tapi terhalangnya
kebutuhan ini menghasilkan perasaan rendah diri, lemah dan tidak berdaya. These feelings in turn give rise to either basic
discouragement or else compensatory or neurotic trends. Perasaan ini
pada gilirannya menimbulkan kekecewaan baik dasar atau kompensasi atau neurotik
tren. An appreciation of the necessity of basic
self-confidence and an understanding of how helpless people are without it, can
be easily gained from a study of severe traumatic neurosis ( 8
).[ 7
] Sebuah penghargaan terhadap kebutuhan dasar kepercayaan diri dan
pemahaman tentang bagaimana orang-orang tak berdaya tanpa itu, dapat dengan
mudah diperoleh dari suatu studi tentang neurosis traumatik yang parah (8).
[7]
The need for self-actualization
. Kebutuhan untuk aktualisasi diri. --
Even if all these needs are satisfied, we may still often (if not always)
expect that a new discontent and restlessness will soon develop, unless the
individual is doing what he is fitted for. - Bahkan jika semua kebutuhan
ini terpenuhi, kami mungkin masih sering (jika tidak selalu) mengharapkan bahwa
ketidakpuasan dan kegelisahan baru akan segera berkembang, kecuali individu
melakukan apa yang cocok untuk. A musician must
make music, an artist must paint, a poet must write, if he is to be ultimately
happy. Seorang musisi harus membuat musik, seniman harus melukis,
seorang penyair harus menulis, jika dia harus akhirnya bahagia. What a man can be, he must be. Apa
seorang pria bisa, dia pasti. This
need we may call self-actualization. Hal ini perlu kita sebut
aktualisasi diri.
This term, first
coined by Kurt Goldstein, is being used in this paper in a much more specific
and limited fashion. Istilah ini, pertama kali diciptakan oleh Kurt
Goldstein, yang digunakan dalam makalah ini yang jauh lebih spesifik dan
terbatas mode. It refers to the desire for
self-fulfillment, namely, to the tendency for him to become actualized in what
he is potentially. Ini mengacu pada keinginan untuk pemenuhan diri,
yaitu, dengan kecenderungan baginya untuk menjadi teraktualisasikan dalam apa
yang berpotensi. This tendency might be phrased as
the desire to become more and more what one is, to become everything that one
is capable of becoming.[p. Kecenderungan ini dapat diungkapkan sebagai
keinginan untuk menjadi lebih dan lebih apa yang kita, untuk menjadi segala
sesuatu yang salah mampu menjadi. [Hal 383]
383]
The specific form
that these needs will take will of course vary greatly from person to person.
Bentuk khusus bahwa kebutuhan ini akan tentu akan sangat bervariasi dari orang
ke orang. In one individual it may take the form of
the desire to be an ideal mother, in another it may be expressed athletically,
and in still another it may be expressed in painting pictures or in inventions.
It is not necessarily a creative urge although in people who have any
capacities for creation it will take this form. Dalam satu individu itu
mungkin mengambil bentuk keinginan untuk menjadi ibu yang ideal, di lain hal
itu dapat dinyatakan atletis, dan dalam hal yang lain lagi dapat dinyatakan
dalam gambar atau lukisan di adakan. Hal ini tidak selalu merupakan dorongan
kreatif meskipun pada orang yang memiliki kapasitas untuk penciptaan itu akan
mengambil formulir ini.
The clear emergence
of these needs rests upon prior satisfaction of the physiological, safety, love
and esteem needs. Jelas munculnya kebutuhan ini terletak pada kepuasan
sebelum fisiologis, keselamatan, cinta dan harga kebutuhan. We shall call people who are satisfied in these needs,
basically satisfied people, and it is from these that we may expect the fullest
(and healthiest) creativeness.[ 8
] Since, in our society, basically satisfied people are the exception, we do
not know much about self-actualization, either experimentally or clinically. It
remains a challenging problem for research. Kita akan memanggil
orang-orang yang puas dalam kebutuhan ini, pada dasarnya orang-orang puas, dan
dari ini bahwa kita dapat mengharapkan sepenuhnya (dan sehat) kreativitas. [8]
Karena, dalam masyarakat kita, pada dasarnya orang puas pengecualian, kita
lakukan tidak tahu banyak tentang aktualisasi diri, baik secara eksperimental
atau secara klinis. Ini tetap menjadi masalah yang menantang untuk penelitian.
The preconditions
for the basic need satisfactions . Prasyarat untuk kepuasan
kebutuhan dasar. -- There are certain
conditions which are immediate prerequisites for the basic need satisfactions.
- Ada
kondisi-kondisi tertentu yang segera prasyarat bagi kepuasan kebutuhan dasar. Danger to these is reacted to almost as if it were a
direct danger to the basic needs themselves. Bahaya ini adalah bereaksi
untuk hampir seolah-olah itu bahaya langsung dengan kebutuhan dasar itu
sendiri. Such conditions as freedom to speak,
freedom to do what one wishes so long as no harm is done to others, freedom to
express one's self, freedom to investigate and seek for information, freedom to
defend one's self, justice, fairness, honesty, orderliness in the group are
examples of such preconditions for basic need satisfactions. Thwarting in these
freedoms will be reacted to with a threat or emergency response.
Kondisi-kondisi seperti kebebasan berbicara, kebebasan untuk melakukan apa yang
diinginkan selama tidak membahayakan dilakukan untuk orang lain, kebebasan
untuk mengekspresikan diri sendiri, kebebasan untuk menyelidiki dan mencari
informasi, kebebasan untuk membela diri sendiri, keadilan, keadilan, kejujuran,
ketertiban dalam kelompok merupakan contoh prasyarat untuk kepuasan kebutuhan
dasar. menggagalkan dalam kebebasan tersebut akan bereaksi dengan ancaman atau
tanggap darurat. These conditions are not ends in
themselves but they are almost so since they are so closely related to
the basic needs, which are apparently the only ends in themselves.
Kondisi ini tidak berakhir dalam diri mereka sendiri tetapi mereka hampir
jadi karena mereka begitu erat terkait dengan kebutuhan dasar, yang ternyata
hanya berakhir dalam diri mereka. These conditions
are defended because without them the basic satisfactions are quite impossible,
or at least, very severely endangered.[p. Kondisi ini dipertahankan
karena tanpa mereka kepuasan dasar sangat tidak mungkin, atau paling tidak,
sangat sangat terancam. [Hal 384] 384]
If we remember that
the cognitive capacities (perceptual, intellectual, learning) are a set of
adjustive tools, which have, among other functions, that of satisfaction of our
basic needs, then it is clear that any danger to them, any deprivation or
blocking of their free use, must also be indirectly threatening to the basic
needs themselves. Jika kita ingat bahwa kapasitas kognitif (persepsi,
intelektual, belajar) adalah seperangkat alat adjustive, yang memiliki, di
antara fungsi-fungsi lain, bahwa kepuasan dari kebutuhan dasar kita, maka jelas
bahwa setiap bahaya kepada mereka, setiap kekurangan atau menghalangi gratis
mereka gunakan, juga harus secara tidak langsung mengancam akan kebutuhan dasar
itu sendiri. Such a statement is a partial solution
of the general problems of curiosity, the search for knowledge, truth and
wisdom, and the ever-persistent urge to solve the cosmic mysteries. Pernyataan
seperti adalah sebagian solusi dari masalah-masalah umum keingintahuan,
pencarian pengetahuan, kebenaran dan kebijaksanaan, dan yang selalu gigih
dorongan untuk memecahkan misteri kosmik.
We must therefore
introduce another hypothesis and speak of degrees of closeness to the basic
needs, for we have already pointed out that any conscious desires
(partial goals) are more or less important as they are more or less close to
the basic needs. Oleh karena itu kita harus memperkenalkan hipotesis
lain dan berbicara derajat kedekatan dengan kebutuhan dasar, karena kita telah
menunjukkan bahwa apapun keinginan sadar (parsial tujuan) lebih atau
kurang penting karena mereka lebih atau kurang dekat dengan kebutuhan dasar. The same statement may be made for various behavior acts.
Pernyataan yang sama dapat dilakukan untuk berbagai perilaku tindakan. An act is psychologically important if it contributes
directly to satisfaction of basic needs. Tindakan secara psikologis
penting jika ia memberi kontribusi langsung untuk kepuasan kebutuhan dasar. The less directly it so contributes, or the weaker this
contribution is, the less important this act must be conceived to be from the
point of view of dynamic psychology. Yang kurang begitu memberikan
kontribusi langsung, atau yang lebih lemah kontribusi ini, yang kurang penting
tindakan ini harus disusun untuk menjadi dari sudut pandang psikologi dinamis. A similar statement may be made for the various defense
or coping mechanisms. Pernyataan serupa dapat dilakukan untuk berbagai
pertahanan atau mekanisme bertahan. Some are very
directly related to the protection or attainment of the basic needs, others are
only weakly and distantly related. Beberapa sangat langsung berhubungan
dengan perlindungan atau pencapaian kebutuhan dasar, yang lain hanya lemah dan
jauh terkait. Indeed if we wished, we could speak
of more basic and less basic defense mechanisms, and then affirm that danger to
the more basic defenses is more threatening than danger to less basic defenses
(always remembering that this is so only because of their relationship to the
basic needs). Memang jika kita berharap, kita bisa berbicara tentang
lebih mendasar dan kurang mekanisme pertahanan dasar, dan kemudian menegaskan
bahwa bahaya yang lebih mendasar pertahanan yang lebih berbahaya daripada
bahaya untuk pertahanan kurang dasar (selalu mengingat bahwa ini adalah benar
hanya karena hubungan mereka dengan kebutuhan dasar).
The desires to
know and to understand . Keinginan untuk mengetahui dan memahami.
-- So far, we have mentioned the cognitive needs
only in passing. - Sejauh ini, kita telah menyebutkan kebutuhan kognitif
hanya sepintas. Acquiring knowledge and
systematizing the universe have been considered as, in part, techniques for the
achievement of basic safety in the world, or, for the intelligent man,
expressions of self-actualization. Memperoleh pengetahuan dan
sistematisasi alam semesta telah dianggap sebagai, dalam bagian, teknik untuk
mencapai keselamatan dasar di dunia, atau, untuk cerdas, ekspresi aktualisasi
diri. Also freedom of inquiry and expression have
been discussed as preconditions of satisfactions of the basic needs.
Juga kebebasan ekspresi penyelidikan dan telah didiskusikan sebagai prasyarat
kepuasan dari kebutuhan dasar. True though these
formulations may be, they do not constitute definitive answers to the question
as to the motivation role of curiosity, learning, philosophizing,
experimenting, etc. They are, at best, no more than partial answers.[p. 385]
Benar meskipun formulasi ini mungkin, mereka tidak merupakan jawaban yang pasti
untuk pertanyaan mengenai peran motivasi rasa ingin tahu, belajar, berfilsafat,
eksperimen, dan sebagainya Mereka adalah, di terbaik, tidak lebih dari jawaban
parsial. [H. 385]
This question is
especially difficult because we know so little about the facts.
Pertanyaan ini sangat sulit karena kita tahu sedikit sekali tentang
fakta-fakta. Curiosity, exploration, desire for the
facts, desire to know may certainly be observed easily enough. Rasa
ingin tahu, eksplorasi, hasrat untuk fakta, keinginan untuk mengetahui mungkin
pasti akan diamati dengan cukup mudah. The fact
that they often are pursued even at great cost to the individual's safety is an
earnest of the partial character of our previous discussion. Kenyataan
bahwa mereka sering bahkan dikejar biaya besar untuk keselamatan individu
adalah sungguh-sungguh dari karakter parsial diskusi kami sebelumnya. In addition, the writer must admit that, though he has
sufficient clinical evidence to postulate the desire to know as a very strong
drive in intelligent people, no data are available for unintelligent people.
Selain itu, penulis harus mengakui bahwa, meskipun dia telah cukup bukti klinis
untuk mendalilkan keinginan untuk kenal sebagai dorongan yang sangat kuat pada
orang-orang cerdas, tidak ada data yang tersedia untuk orang-orang bodoh. It may then be largely a function of relatively high
intelligence. Mungkin kemudian akan sebagian besar merupakan fungsi
intelijen yang relatif tinggi. Rather tentatively,
then, and largely in the hope of stimulating discussion and research, we shall
postulate a basic desire to know, to be aware of reality, to get the facts, to
satisfy curiosity, or as Wertheimer phrases it, to see rather than to be blind.
Agak ragu-ragu, kemudian, dan sebagian besar dengan harapan merangsang diskusi
dan penelitian, kita akan dalil dasar keinginan untuk tahu, untuk menyadari
realitas, untuk mendapatkan fakta, untuk memuaskan rasa ingin tahu, atau
sebagai ungkapan Wertheimer, untuk melihat daripada menjadi buta.
This postulation,
however, is not enough. Ini postulation Namun, tidak cukup. Even after we know, we are impelled to know more and more
minutely and microscopically on the one hand, and on the other, more and more
extensively in the direction of a world philosophy, religion, etc. The facts
that we acquire, if they are isolated or atomistic, inevitably get theorized
about, and either analyzed or organized or both. Bahkan setelah kita
tahu, kita terdorong untuk tahu lebih banyak dan lebih teliti dan mikroskopis
di satu sisi, dan di sisi lain, lebih banyak dan lebih luas dalam arah dunia
filsafat, agama, dan lain-lain fakta-fakta yang kita peroleh, jika mereka
terisolasi atau atomistik, pasti mendapatkan berteori tentang, dan dianalisis
baik atau terorganisir atau keduanya. This process
has been phrased by some as the search for 'meaning.' Proses ini telah
diutarakan oleh beberapa orang sebagai pencarian untuk 'makna. " We shall then postulate a desire to understand, to
systematize, to organize, to analyze, to look for relations and meanings.
Kami kemudian akan dalil keinginan untuk memahami, membuat sistematis, untuk
mengatur, menganalisis, untuk mencari hubungan dan makna.
Once these desires
are accepted for discussion, we see that they too form themselves into a small
hierarchy in which the desire to know is prepotent over the desire to
understand. Begitu keinginan-keinginan ini diterima untuk diskusi, kita
melihat bahwa mereka juga membentuk diri menjadi sebuah hirarki kecil di mana
keinginan untuk tahu adalah unggul atas keinginan untuk memahami. All the characteristics of a hierarchy of prepotency that
we have described above, seem to hold for this one as well. Semua
karakteristik hierarki hal melebihi bahwa kita telah dijelaskan di atas,
tampaknya berlaku untuk yang satu ini juga.
We must guard
ourselves against the too easy tendency to separate these desires from the
basic needs we have discussed above, ie ., to make a sharp dichotomy
between 'cognitive' and 'conative' needs. Kita harus menjaga diri
terhadap kecenderungan yang terlalu mudah untuk memisahkan keinginan-keinginan
ini dari kebutuhan dasar yang telah kita bahas di atas, yaitu., Untuk
membuat dikotomi tajam antara 'kognitif' dan 'conative kebutuhan. The desire to know and to understand are themselves
conative, ie, have a striving character, and are as much personality needs as
the 'basic needs' we have already discussed ( 19
).[p. Keinginan untuk mengetahui dan memahami sendiri adalah conative,
misalnya, memiliki karakter berjuang, dan sebanyak kebutuhan kepribadian
sebagai 'kebutuhan dasar' telah kita bahas (19).
[Hal 386] 386]
III. III. FURTHER CHARACTERISTICS OF THE BASIC NEEDS
SELANJUTNYA KARAKTERISTIK KEBUTUHAN DASAR
The degree of
fixity of the hierarchy of basic needs . Tingkat kepastian
hirarki kebutuhan dasar. -- We have spoken so
far as if this hierarchy were a fixed order but actually it is not nearly as
rigid as we may have implied. - Kami telah berbicara sejauh seakan
hierarki ini adalah perintah tetap tetapi sebenarnya itu bukan hampir sama kaku
seperti kita mungkin telah tersirat. It is true
that most of the people with whom we have worked have seemed to have these
basic needs in about the order that has been indicated. Memang benar
bahwa sebagian besar orang dengan siapa kita bekerja tampak memiliki kebutuhan
dasar ini tentang urutan yang telah ditunjukkan. However,
there have been a number of exceptions. Namun, ada beberapa
pengecualian.
(1) There are some
people in whom, for instance, self-esteem seems to be more important than love.
(1) Ada
beberapa orang di antaranya, misalnya, harga diri tampaknya menjadi lebih
penting daripada cinta. This most common reversal
in the hierarchy is usually due to the development of the notion that the
person who is most likely to be loved is a strong or powerful person, one who
inspires respect or fear, and who is self confident or aggressive. Hal
ini paling umum dalam hirarki Pembalikan biasanya karena perkembangan gagasan
bahwa orang yang paling mungkin untuk dicintai adalah kuat atau orang kuat,
orang yang mengilhami rasa hormat atau rasa takut, dan siapa yang percaya diri
atau agresif. Therefore such people who lack love
and seek it, may try hard to put on a front of aggressive, confident behavior.
Oleh karena itu orang-orang yang tidak memiliki cinta dan mencarinya, mungkin
berusaha keras untuk mengenakan depan agresif, percaya diri perilaku. But essentially they seek high self-esteem and its
behavior expressions more as a means-to-an-end than for its own sake; they seek
self-assertion for the sake of love rather than for self-esteem itself.
Tapi pada dasarnya mereka mencari harga diri yang tinggi dan ekspresi perilaku
lebih sebagai alat-untuk-sebuah-akhir daripada untuk kepentingan sendiri;
mereka mencari penegasan diri demi cinta bukan untuk diri sendiri.
(2) There are other,
apparently innately creative people in whom the drive to creativeness seems to
be more important than any other counter-determinant. Their creativeness might
appear not as self-actualization released by basic satisfaction, but in spite
of lack of basic satisfaction. (2) Ada
yang lain, rupanya bawaan yang kreatif di drive untuk kreativitas tampaknya
lebih penting daripada lainnya kontra-determinan. Kreativitas mereka mungkin
tampak bukan sebagai aktualisasi diri yang dikeluarkan oleh kepuasan dasar,
tetapi meskipun kurangnya dasar kepuasan.
(3) In certain people
the level of aspiration may be permanently deadened or lowered. (3)
Dalam orang-orang tertentu tingkat aspirasi dapat mematikan atau diturunkan
secara permanen. That is to say, the less
pre-potent goals may simply be lost, and may disappear forever, so that the
person who has experienced life at a very low level, i. Artinya,
semakin sedikit pra-sasaran potensial mungkin hanya akan hilang, dan mungkin
hilang selamanya, sehingga orang yang telah mengalami hidup di tingkat yang
sangat rendah, i. e ., chronic
unemployment, may continue to be satisfied for the rest of his life if only he
can get enough food. e., kronis pengangguran, dapat terus menjadi
puas selama sisa hidupnya jika saja dia bisa mendapatkan cukup makanan.
(4) The so-called
'psychopathic personality' is another example of permanent loss of the love
needs. (4) Yang disebut 'psikopat kepribadian' adalah contoh lain dari
hilangnya permanen kebutuhan cinta. These are
people who, according to the best data available ( 9
), have been starved for love in the earliest months of their lives and have
simply lost forever the desire and the ability to give and to receive affection
(as animals lose sucking or pecking reflexes that are not exercised soon enough
after birth).[p. Mereka adalah orang-orang yang, menurut data terbaik
yang tersedia (9),
telah kelaparan demi cinta di awal bulan kehidupan mereka dan telah hilang
selamanya hanya keinginan dan kemampuan untuk memberi dan menerima kasih sayang
(sebagai hewan kehilangan mengisap atau mematuk Refleks yang tidak dilaksanakan
segera setelah lahir). [hal 387] 387]
(5) Another cause of
reversal of the hierarchy is that when a need has been satisfied for a long
time, this need may be underevaluated. (5) penyebab lain pembalikan
hirarki adalah bahwa ketika suatu kebutuhan sudah puas untuk waktu yang lama,
kebutuhan ini dapat underevaluated. People who have
never experienced chronic hunger are apt to underestimate its effects and to
look upon food as a rather unimportant thing. Orang-orang yang tidak
pernah mengalami kelaparan kronis cenderung meremehkan dampaknya dan untuk
memandang makanan sebagai hal yang agak tidak penting. If they are dominated by a higher need, this higher need
will seem to be the most important of all. Jika mereka didominasi oleh
kebutuhan yang lebih tinggi, ini perlu lebih tinggi akan tampak untuk menjadi
yang paling penting dari semua. It then becomes
possible, and indeed does actually happen, that they may, for the sake of this
higher need, put themselves into the position of being deprived in a more basic
need. Ini kemudian menjadi mungkin, dan memang tidak benar-benar
terjadi, bahwa mereka mungkin, demi kebutuhan yang lebih tinggi ini,
menempatkan diri mereka dalam posisi yang kekurangan dalam kebutuhan yang lebih
mendasar. We may expect that after a long-time
deprivation of the more basic need there will be a tendency to reevaluate both
needs so that the more pre-potent need will actually become consciously
prepotent for the individual who may have given it up very lightly. Kita
mungkin berharap bahwa setelah waktu yang panjang yang lebih kekurangan
kebutuhan dasar akan ada kecenderungan untuk mengevaluasi kembali kedua
kebutuhan sehingga lebih pra-manjur butuhkan akan benar-benar menjadi sadar
unggul bagi individu yang mungkin diberikan dengan sangat ringan. Thus, a man who has given up his job rather than lose his
self-respect, and who then starves for six months or so, may be willing to take
his job back even at the price of losing his a self-respect. Jadi,
seorang pria yang sudah menyerah pekerjaannya daripada kehilangan harga diri,
dan yang kemudian kelaparan selama enam bulan atau lebih, mungkin mau mengambil
kembali pekerjaannya bahkan pada harga yang kehilangan harga diri.
(6) Another partial
explanation of apparent reversals is seen in the fact that we have been
talking about the hierarchy of prepotency in terms of consciously felt wants or
desires rather than of behavior. Looking at behavior itself may give us the
wrong impression. (6) penjelasan parsial lain pembalikan jelas
terlihat dalam kenyataan bahwa kita telah berbicara tentang hal melebihi
hierarki dalam hal sadar merasa ingin atau keinginan daripada perilaku. Melihat
perilaku kita sendiri mungkin memberikan kesan yang salah. What we have claimed is that the person will want the
more basic of two needs when deprived in both. Apa yang kita miliki
diklaim adalah bahwa orang tersebut akan menginginkan lebih dari dua kebutuhan
dasar ketika kekurangan dalam keduanya. There is no
necessary implication here that he will act upon his desires. Ada implikasi penting di
sini bahwa dia akan bertindak berdasarkan keinginannya. Let us say again that there are many determinants of
behavior other than the needs and desires. Mari kita mengatakan lagi
bahwa ada banyak faktor-faktor penentu perilaku selain kebutuhan dan keinginan.
(7) Perhaps more
important than all these exceptions are the ones that involve ideals, high
social standards, high values and the like. (7) Mungkin lebih penting
daripada semua pengecualian ini adalah orang-orang yang melibatkan cita-cita,
standar sosial yang tinggi, nilai-nilai yang tinggi dan sejenisnya. With such values people become martyrs; they give up
everything for the sake of a particular ideal, or value. Dengan
nilai-nilai seperti itu orang menjadi martir; mereka melepaskan segalanya demi
ideal tertentu, atau nilai. These people may be
understood, at least in part, by reference to one basic concept (or hypothesis)
which may be called 'increased frustration-tolerance through early
gratification'. Orang-orang ini dapat dipahami, setidaknya sebagian,
dengan mengacu pada satu konsep dasar (atau hipotesis) yang dapat disebut
'meningkat frustrasi-toleransi melalui kepuasan awal'. People who have been satisfied in their basic needs
throughout their lives, particularly in their earlier years, seem to develop
exceptional power to withstand present or future thwarting of these needs
simply because they have strong,[p. 388] healthy character structure as a
result of basic satisfaction. Orang-orang yang telah puas dalam
kebutuhan dasar mereka sepanjang hidup mereka, khususnya dalam tahun-tahun
sebelumnya, tampaknya untuk mengembangkan kekuatan luar biasa untuk menahan
sekarang atau masa depan terhalangnya kebutuhan ini hanya karena mereka kuat,
[p. 388] sehat struktur karakter sebagai akibat kepuasan dasar. They are the 'strong' people who can easily weather
disagreement or opposition, who can swim against the stream of public opinion
and who can stand up for the truth at great personal cost. Mereka adalah
'kuat' orang-orang yang dapat dengan mudah cuaca perselisihan atau pertentangan,
yang dapat berenang melawan arus opini publik dan siapa yang dapat membela
kebenaran di biaya pribadi yang besar. It is just
the ones who have loved and been well loved, and who have had many deep
friendships who can hold out against hatred, rejection or persecution.
Ini hanya orang-orang yang telah mencintai dan dicintai dengan baik, dan yang
telah banyak persahabatan yang mendalam yang dapat bertahan melawan kebencian,
penolakan atau penganiayaan.
I say all this in
spite of the fact that there is a certain amount of sheer habituation which is
also involved in any full discussion of frustration tolerance. Saya
mengatakan semua ini terlepas dari fakta bahwa ada sejumlah belaka habituasi
yang juga terlibat dalam diskusi yang penuh toleransi frustrasi. For instance, it is likely that those persons who have
been accustomed to relative starvation for a long time, are partially enabled
thereby to withstand food deprivation. Sebagai contoh, kemungkinan bahwa
orang-orang yang telah terbiasa relatif kelaparan untuk waktu yang lama,
sebagian dengan demikian memungkinkan untuk menahan kekurangan makanan. What sort of balance must be made between these two
tendencies, of habituation on the one hand, and of past satisfaction breeding
present frustration tolerance on the other hand, remains to be worked out by
further research. Macam apa yang harus dilakukan keseimbangan antara dua
kecenderungan, dari habituasi di satu pihak, dan kepuasan di masa lalu kini
berkembang biak toleransi frustrasi di sisi lain, masih harus dikerjakan oleh
penelitian lebih lanjut. Meanwhile we may assume
that they are both operative, side by side, since they do not contradict each
other, In respect to this phenomenon of increased frustration tolerance, it
seems probable that the most important gratifications come in the first two
years of life. Sementara itu kita boleh berasumsi bahwa mereka berdua
bekerja, berdampingan, karena mereka tidak bertentangan satu sama lain, Dalam
kaitan ini meningkat frustrasi fenomena toleransi, tampaknya mungkin bahwa
kepuasan-kepuasan yang paling penting datang dalam dua tahun pertama kehidupan.
That is to say, people who have been made secure
and strong in the earliest years, tend to remain secure and strong thereafter
in the face of whatever threatens. Artinya, orang-orang yang telah
dibuat aman dan kuat dalam tahun-tahun awal, cenderung tetap aman dan setelah
itu kuat dalam menghadapi apa pun yang mengancam.
Degree of relative
satisfaction . Tingkat kepuasan relatif. -- So far, our theoretical discussion may have given the
impression that these five sets of needs are somehow in a step-wise,
all-or-none relationships to each other. - Sejauh ini, kita diskusi
teoretis mungkin telah memberi kesan bahwa kelima set kebutuhan entah bagaimana
dalam langkah-bijaksana, semua-atau-tidak ada hubungan satu sama lain. We have spoken in such terms as the following: "If
one need is satisfied, then another emerges." Kami telah berbicara
dalam istilah-istilah seperti berikut: "Jika seseorang perlu puas, lalu
muncul lagi." This statement might give the
false impression that a need must be satisfied 100 per cent before the next
need emerges. Pernyataan ini dapat memberikan kesan palsu bahwa suatu
kebutuhan harus dipenuhi 100 persen sebelum kebutuhan berikutnya muncul. In actual fact, most members of our society who are
normal, are partially satisfied in all their basic needs and partially
unsatisfied in all their basic needs at the same time. Dalam
kenyataannya, sebagian besar anggota masyarakat kita yang normal, sebagian puas
dalam segala kebutuhan dasar mereka dan sebagian tidak puas dalam semua
kebutuhan dasar mereka pada waktu yang sama. A more
realistic description of the hierarchy would be in terms of decreasing
percentages of satisfaction as we go up the hierarchy of prepotency, For
instance, if I may assign arbitrary figures for the sake of illustration, it is
as if the average citizen [p. Yang lebih realistis deskripsi akan
hirarki dalam bentuk persentase penurunan kepuasan ketika kami naik hierarki
hal melebihi, Sebagai contoh, jika saya dapat menetapkan angka-angka yang
sewenang-wenang untuk kepentingan ilustrasi, seolah-olah warga negara rata-rata
[hal 389] is satisfied perhaps 85 per cent in his
physiological needs, 70 per cent in his safety needs, 50 per cent in his love
needs, 40 per cent in his self-esteem needs, and 10 per cent in his
self-actualization needs. 389] mungkin puas 85 persen dalam kebutuhan
fisiologis, 70 persen dalam kebutuhan keamanan, 50 persen kebutuhan dalam
kasih-Nya, 40 persen dalam kebutuhan harga diri, dan 10 persen dalam kebutuhan
aktualisasi diri.
As for the concept of
emergence of a new need after satisfaction of the prepotent need, this
emergence is not a sudden, saltatory phenomenon but rather a gradual emergence
by slow degrees from nothingness. Adapun konsep munculnya kebutuhan baru
setelah kepuasan dari kebutuhan unggul, munculnya ini bukan tiba-tiba, fenomena
yg melonjak-lonjak tetapi secara bertahap dengan lambat derajat munculnya dari
ketiadaan. For instance, if prepotent need A is satisfied
only 10 per cent: then need B may not be visible at all. Sebagai contoh,
jika perlu A unggul puas hanya 10 persen: maka perlu B mungkin tidak terlihat
sama sekali. However, as this need A becomes
satisfied 25 per cent, need B may emerge 5 per cent, as need A becomes
satisfied 75 per cent need B may emerge go per cent, and so on. Namun,
karena ini membutuhkan A menjadi puas 25 persen, perlu B mungkin muncul 5
persen, karena perlu A menjadi puas 75 persen perlu pergi B mungkin muncul
persen, dan seterusnya.
Unconscious
character of needs . Karakter tidak sadar kebutuhan. -- These needs are neither necessarily conscious nor
unconscious. - Kebutuhan ini tidak selalu sadar atau tidak sadar. On the whole, however, in the average person, they are
more often unconscious rather than conscious. Secara keseluruhan,
bagaimanapun, dalam rata-rata orang, mereka lebih sering tidak disadari
daripada sadar. It is not necessary at this point
to overhaul the tremendous mass of evidence which indicates the crucial importance
of unconscious motivation. Itu tidak diperlukan pada saat ini untuk
merombak massa
yang sangat besar bukti yang menunjukkan pentingnya penting motivasi tak sadar.
It would by now be expected, on a priori grounds
alone, that unconscious motivations would on the whole be rather more important
than the conscious motivations. Akan sekarang diharapkan, pada dasar
apriori sendirian, yang tak sadar akan motivasi secara keseluruhan menjadi
lebih lebih penting daripada motivasi sadar. What
we have called the basic needs are very often largely unconscious although they
may, with suitable techniques, and with sophisticated people become conscious.
Apa yang kita sebut kebutuhan dasar seringkali tidak disadari sebagian besar
meskipun mereka dapat, dengan teknik yang sesuai, dan dengan canggih orang
menjadi sadar.
Cultural
specificity and generality of needs . Kekhususan budaya dan
kebutuhan umum. -- This classification of basic
needs makes some attempt to take account of the relative unity behind the
superficial differences in specific desires from one culture to another.
- Klasifikasi ini kebutuhan dasar membuat beberapa usaha untuk memperhitungkan
relatif dangkal kesatuan di balik perbedaan dalam keinginan spesifik dari satu
budaya ke budaya lain. Certainly in any particular
culture an individual's conscious motivational content will usually be
extremely different from the conscious motivational content of an individual in
another society. Tentu saja dalam budaya tertentu sadar individu konten
motivasi biasanya akan sangat berbeda dari motivasi sadar isi dari seorang
individu dalam masyarakat lain. However, it is the
common experience of anthropologists that people, even in different societies,
are much more alike than we would think from our first contact with them, and
that as we know them better we seem to find more and more of this commonness,
We then recognize the most startling differences to be superficial rather than
basic, e. Namun, ini adalah pengalaman umum antropolog bahwa
orang-orang, bahkan dalam masyarakat yang berbeda, jauh lebih mirip daripada
yang kita akan berpikir dari kontak pertama kami dengan mereka, dan bahwa
ketika kita mengenal mereka lebih baik kita tampaknya untuk menemukan lebih
banyak kesamaan ini, Kami kemudian mengenali perbedaan yang paling mengejutkan
untuk menjadi dangkal daripada dasar, e. g
., differences in style of hair-dress, clothes, tastes in food, etc. Our
classification of basic [p. 390] needs is in part an attempt to account for
this unity behind the apparent diversity from culture to culture. g.,
perbedaan gaya
rambut-gaun, pakaian, selera makanan, dll klasifikasi dasar kami [h. 390]
kebutuhan adalah bagian dari upaya untuk menjelaskan kesatuan ini di belakang
terlihat keragaman dari kebudayaan ke kebudayaan. No
claim is made that it is ultimate or universal for all cultures. Tidak
ada klaim yang dibuat bahwa itu adalah akhir atau universal untuk semua budaya.
The claim is made only that it is relatively more
ultimate, more universal, more basic, than the superficial conscious desires
from culture to culture, and makes a somewhat closer approach to common-human
characteristics, Basic needs are more common-human than superficial
desires or behaviors. Klaim hanya dibuat itu relatif lebih utama,
lebih universal, lebih mendasar, daripada keinginan sadar dangkal dari
kebudayaan ke kebudayaan, dan membuat pendekatan yang agak lebih dekat ke
Common-karakteristik manusia, kebutuhan dasar manusia lebih umum
daripada keinginan dangkal atau perilaku.
Multiple
motivations of behavior . Beberapa motivasi perilaku. -- These needs must be understood not to be exclusive
or single determiners of certain kinds of behavior. An example may be found in
any behavior that seems to be physiologically motivated, such as eating, or
sexual play or the like. - Kebutuhan ini harus dipahami untuk tidak eksklusif
atau satu penentu dari jenis-jenis perilaku tertentu. Sebuah contoh dapat
ditemukan dalam setiap perilaku yang tampaknya menjadi motivasi fisiologis,
seperti makan, atau bermain seksual atau sejenisnya. The clinical psychologists have long since found that any
behavior may be a channel through which flow various determinants.
Psikolog klinis telah lama menemukan bahwa setiap perilaku dapat menjadi
saluran yang mengalir melalui berbagai determinan. Or
to say it in another way, most behavior is multi-motivated. Atau untuk
mengatakannya dengan cara lain, sebagian besar adalah multi-perilaku
termotivasi. Within the sphere of motivational
determinants any behavior tends to be determined by several or all of
the basic needs simultaneously rather than by only one of them. Dalam
lingkup motivasi penentu perilaku apapun cenderung ditentukan oleh beberapa
atau semua dari kebutuhan dasar secara bersamaan daripada hanya salah
satu dari mereka. The latter would be more an
exception than the former. Yang terakhir akan lebih merupakan
pengecualian daripada yang pertama. Eating may be
partially for the sake of filling the stomach, and partially for the sake of
comfort and amelioration of other needs. One may make love not only for pure
sexual release, but also to convince one's self of one's masculinity, or to
make a conquest, to feel powerful, or to win more basic affection. Makan
mungkin sebagian demi mengisi perut, dan sebagian demi kenyamanan dan perbaikan
kebutuhan lain. Seseorang mungkin bercinta tidak hanya untuk rilis seksual
murni, tetapi juga untuk meyakinkan diri sendiri seseorang maskulinitas, atau
untuk membuat penaklukan, untuk merasa kuat, atau untuk memenangkan lebih dasar
kasih sayang. As an illustration, I may point out
that it would be possible (theoretically if not practically) to analyze a
single act of an individual and see in it the expression of his physiological
needs, his safety needs, his love needs, his esteem needs and
self-actualization. This contrasts sharply with the more naive brand of trait
psychology in which one trait or one motive accounts for a certain kind of act,
i. e ., an aggressive act is traced solely to a trait of aggressiveness.
Sebagai ilustrasi, saya dapat menunjukkan bahwa hal itu akan mungkin (secara
teoritis jika tidak praktis) untuk menganalisis satu tindakan seorang individu
dan melihat di dalamnya ekspresi dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan
keselamatan-Nya, cintanya kebutuhan, kebutuhan dan harga nya aktualisasi diri.
Hal ini sangat berlawanan dengan merek yang lebih naif dari sifat psikologi di
mana satu sifat atau satu account motif untuk jenis tertentu bertindak, i.
e., tindakan agresif adalah ditelusuri semata-mata untuk suatu sifat
keagresifan.
Multiple determinants
of behavior . Beberapa faktor-faktor penentu perilaku. -- Not all behavior is determined by the basic needs.
- Tidak semua perilaku ditentukan oleh kebutuhan dasar. We might even say that not all behavior is motivated.
There are many determinants of behavior other than motives.[ 9
] For instance, one other im-[p. Kita mungkin bahkan mengatakan bahwa
tidak semua perilaku termotivasi. Ada
banyak faktor-faktor penentu perilaku selain motif. [9]
Sebagai contoh, satu im-[p. 391]portant class of
determinants is the so-called 'field' determinants. 391] portant penentu
kelas adalah apa yang disebut 'lapangan' determinan. Theoretically, at least, behavior may be determined
completely by the field, or even by specific isolated external stimuli, as in
association of ideas, or certain conditioned reflexes. Secara teoritis,
setidaknya, perilaku dapat ditentukan sepenuhnya oleh lapangan, atau bahkan
oleh rangsangan eksternal terisolasi tertentu, seperti dalam asosiasi ide-ide,
atau refleks terkondisi tertentu. If in response to
the stimulus word 'table' I immediately perceive a memory image of a table,
this response certainly has nothing to do with my basic needs. Jika
dalam menanggapi rangsangan kata 'tabel' Aku segera melihat gambar memori meja,
respons ini jelas tidak ada hubungannya dengan kebutuhan dasar.
Secondly, we may call
attention again to the concept of 'degree of closeness to the basic needs' or
'degree of motivation.' Kedua, kita dapat menarik perhatian lagi ke
konsep 'derajat kedekatan dengan kebutuhan dasar' atau 'tingkat motivasi.
" Some behavior is highly motivated, other behavior
is only weakly motivated. Beberapa perilaku sangat termotivasi, perilaku
lain hanya lemah termotivasi. Some is not motivated
at all (but all behavior is determined). Beberapa tidak termotivasi sama
sekali (tetapi semua perilaku ditentukan).
Another important
point [ 10
] is that there is a basic difference between expressive behavior and coping
behavior (functional striving, purposive goal seeking). Penting lain [10]
adalah bahwa ada perbedaan mendasar antara perilaku ekspresif dan mengatasi
perilaku (fungsional berjuang, tujuan bertujuan mencari). An expressive behavior does not try to do anything; it is
simply a reflection of the personality. Perilaku ekspresif tidak mencoba
untuk melakukan apa pun, melainkan hanya merupakan refleksi dari kepribadian. A stupid man behaves stupidly, not because he wants to,
or tries to, or is motivated to, but simply because he is what he is.
Seorang pria berperilaku bodoh bodoh, bukan karena dia ingin, atau mencoba
untuk, atau termotivasi untuk, tetapi hanya karena ia adalah apa yang dia. The same is true when I speak in a bass voice rather than
tenor or soprano. Hal yang sama berlaku ketika saya berbicara dengan
suara bas daripada tenor atau sopran. The random
movements of a healthy child, the smile on the face of a happy man even when he
is alone, the springiness of the healthy man's walk, and the erectness of his
carriage are other examples of expressive, non-functional behavior.
Gerakan acak anak yang sehat, senyum di wajah laki-laki yang bahagia bahkan
ketika dia sendirian, yang melenting dari pria sehat berjalan, dan kereta
erectness dari contoh-contoh lain ekspresif, perilaku non-fungsional. Also the style in which a man carries out almost
all his behavior, motivated as well as unmotivated, is often expressive.
Juga gaya
di mana seorang laki-laki melakukan hampir semua perilakunya, motivasi dan juga
tidak termotivasi, sering ekspresif.
We may then ask, is all behavior
expressive or reflective of the character structure? The answer is 'No.' Jawabannya adalah 'Tidak'
Rote, habitual, automatized, or conventional behavior may or may not be
expressive. The same is true for most 'stimulus-bound' behaviors. It is finally
necessary to stress that expressiveness of behavior, and goal-directedness of
behavior are not mutually exclusive categories. Average behavior is usually
both.
Goals as centering principle in motivation
theory . -- It will be observed that the basic principle in our
classification has [p. 392] been neither the instigation nor the motivated
behavior but rather the functions, effects, purposes, or goals of the behavior.
It has been proven sufficiently by various people that this is the most
suitable point for centering in any motivation theory.[ 11
]
Animal- and human-centering . -- This
theory starts with the human being rather than any lower and presumably
'simpler' animal. Too many of the findings that have been made in animals have
been proven to be true for animals but not for the human being. There is no
reason whatsoever why we should start with animals in order to study human
motivation. The logic or rather illogic behind this general fallacy of 'pseudo-simplicity'
has been exposed often enough by philosophers and logicians as well as by
scientists in each of the various fields. It is no more necessary to study
animals before one can study man than it is to study mathematics before one can
study geology or psychology or biology.
We may also reject
the old, naive, behaviorism which assumed that it was somehow necessary, or at
least more 'scientific' to judge human beings by animal standards. Kami
juga dapat menolak tua, naif, behaviorisme yang menganggap bahwa itu entah
bagaimana perlu, atau setidaknya lebih 'ilmiah' untuk menghakimi manusia dengan
standar hewan. One consequence of this belief was
that the whole notion of purpose and goal was excluded from motivational
psychology simply because one could not ask a white rat about his purposes.
Satu konsekuensi dari keyakinan ini adalah bahwa seluruh pengertian tentang
tujuan dan tujuan itu dikeluarkan dari motivasi psikologi hanya karena
seseorang tidak bisa meminta tikus putih tentang tujuan. Tolman ( 18
) has long since proven in animal studies themselves that this exclusion was
not necessary. Tolman (18)
telah lama dibuktikan dalam studi hewan sendiri bahwa pengecualian ini tidak
perlu.
Motivation and the
theory of psychopathogenesis . Motivasi dan teori
psychopathogenesis. -- The conscious
motivational content of everyday life has, according to the foregoing, been
conceived to be relatively important or unimportant accordingly as it is more
or less closely related to the basic goals. - Motivasi sadar isi dari
kehidupan sehari-hari, menurut ketentuan di atas, telah disusun untuk menjadi
relatif penting atau tidak penting sesuai seperti yang lebih atau kurang erat
kaitannya dengan tujuan dasar. A desire for an ice
cream cone might actually be an indirect expression of a desire for love.
Keinginan untuk es krim mungkin sebenarnya merupakan ungkapan tidak langsung
keinginan untuk cinta. If it is, then this desire
for the ice cream cone becomes extremely important motivation. Jika ya,
maka keinginan untuk es krim menjadi sangat penting motivasi. If however the ice cream is simply something to cool the
mouth with, or a casual appetitive reaction, then the desire is relatively
unimportant. Tetapi, jika es krim hanya sesuatu untuk mendinginkan mulut
dengan, atau reaksi selera kasual, maka keinginan yang relatif tidak penting. Everyday conscious desires are to be regarded as
symptoms, as [p. Setiap hari keinginan sadar harus dianggap sebagai
gejala, sebagai [hal 393] surface indicators of
more basic needs . 393] permukaan lebih indikator kebutuhan
dasar. If we were to take these superficial
desires at their face value me would find ourselves in a state of complete
confusion which could never be resolved, since we would be dealing seriously
with symptoms rather than with what lay behind the symptoms. Jika kami
untuk mengambil keinginan-keinginan dangkal ini di wajah mereka menghargai saya
akan menemukan diri kita dalam keadaan lengkap kebingungan yang tak pernah bisa
diselesaikan, karena kita akan berurusan serius dengan gejala bukan dengan apa
yang ada di balik gejala.
Thwarting of unimportant
desires produces no psychopathological results; thwarting of a basically
important need does produce such results. Terhalangnya keinginan tidak
penting tidak menghasilkan hasil psikopatologis; terhalangnya kebutuhan penting
yang pada dasarnya tidak menghasilkan hasil seperti itu. Any theory of psychopathogenesis must then be based on a
sound theory of motivation. A conflict or a frustration is not necessarily
pathogenic. Setiap teori psychopathogenesis kemudian harus didasarkan
pada teori suara motivasi. Suatu konflik atau frustrasi tidak selalu patogenik.
It becomes so only when it threatens or thwarts the
basic needs, or partial needs that are closely related to the basic needs ( 10
). Menjadi begitu hanya ketika ia mengancam atau menghalanginya
kebutuhan dasar, atau sebagian kebutuhan yang berhubungan erat dengan kebutuhan
dasar (10).
The role of
gratified needs . Peran kebutuhan terpuaskan. -- It has been pointed out above several times that our
needs usually emerge only when more prepotent needs have been gratified.
- Telah dikemukakan di atas beberapa kali bahwa kebutuhan kita biasanya muncul
hanya ketika kebutuhan lebih unggul telah terpuaskan. Thus gratification has an important role in motivation
theory. Jadi kepuasan mempunyai peran penting dalam teori motivasi. Apart from this, however, needs cease to play an active
determining or organizing role as soon as they are gratified. Terlepas
dari ini, Namun, perlu berhenti untuk berperan aktif peran menentukan atau
mengorganisir segera setelah mereka puas.
What this means is
that, e. Apakah ini berarti bahwa, e. g ., a basically satisfied person no longer has
the needs for esteem, love, safety, etc. The only sense in which he might be
said to have them is in the almost metaphysical sense that a sated man has
hunger, or a filled bottle has emptiness. g., yang pada dasarnya
orang puas tidak lagi memiliki kebutuhan untuk penghargaan, cinta, keselamatan,
dan lain-lain hanya pengertian di mana ia mungkin dikatakan telah mereka adalah
hampir metafisik dalam arti bahwa seorang pria terpuaskan lapar, atau botol
diisi telah kekosongan. If we are interested in
what actually motivates us, and not in what has, will, or might motivate
us, then a satisfied need is not a motivator. Jika kita tertarik pada
apa yang sebenarnya memotivasi kita, dan bukan dalam apa yang telah,
akan, atau mungkin memotivasi kita, maka tidak puas butuhkan adalah motivator. It must be considered for all practical purposes simply
not to exist, to have disappeared. This point should be emphasized because it
has been either overlooked or contradicted in every theory of motivation I
know.[ 12
] The perfectly healthy, normal, fortunate man has no sex needs or hunger
needs, or needs for safety, or for love, or for prestige, or self-esteem,
except in stray moments of quickly passing threat. Itu harus
dipertimbangkan untuk semua tujuan praktis hanya agar tidak ada, telah hilang.
Hal ini perlu ditekankan karena sudah baik diabaikan atau dibantah dalam setiap
teori motivasi saya tahu. [12]
yang sangat sehat, normal, manusia beruntung tidak ada seks kebutuhan kebutuhan
atau kelaparan, atau kebutuhan untuk keamanan, atau untuk cinta, atau untuk prestise,
atau harga diri, kecuali di saat-saat tersesat dengan cepat lewat ancaman. If we were to say otherwise, we should also have to aver
that every man had all the pathological reflexes, e. g ., Babinski,
etc., because if his nervous system were damaged, these would appear.
Jika kita mengatakan sebaliknya, kita harus juga harus menegaskan bahwa setiap
orang memiliki semua refleks patologis, e. g., Babinski, dll, karena
jika sistem saraf rusak, ini akan muncul.
It is such
considerations as these that suggest the bold [p. Ini adalah
pertimbangan sebagaimana tersebut seperti yang menyarankan berani [hal 394] postulation that a man who is thwarted in any of his
basic needs may fairly be envisaged simply as a sick man. 394]
postulation bahwa seorang pria yang digagalkan dalam salah satu kebutuhan
dasarnya mungkin cukup dapat digambarkan hanya sebagai orang sakit. This is a fair parallel to our designation as 'sick' of
the man who lacks vitamins or minerals. Ini adalah sejajar adil
penunjukan kami sebagai 'sakit' dari orang yang kekurangan vitamin atau
mineral. Who is to say that a lack of love is less
important than a lack of vitamins? Siapa yang mengatakan bahwa kurangnya
cinta adalah kurang penting daripada kekurangan vitamin? Since we know the pathogenic effects of love starvation,
who is to say that we are invoking value-questions in an unscientific or
illegitimate way, any more than the physician does who diagnoses and treats
pellagra or scurvy? Karena kita tahu efek patogenik cinta kelaparan,
yang mengatakan bahwa kita memohon nilai-pertanyaan dalam suatu cara yang tidak
ilmiah atau tidak sah, tidak lebih daripada apa yang diagnosa dokter dan
memperlakukan pellagra atau penyakit kudis? If I
were permitted this usage, I should then say simply that a healthy man is
primarily motivated by his needs to develop and actualize his fullest
potentialities and capacities. If a man has any other basic needs in any
active, chronic sense, then he is simply an unhealthy man. Jika saya
diizinkan penggunaan ini, aku harus kemudian hanya berkata bahwa manusia yang
sehat terutama didorong oleh kebutuhan untuk mengembangkan dan
mengaktualisasikan potensi-potensi nya dan kapasitas penuh. Jika seorang pria
memiliki kebutuhan dasar lainnya dalam setiap aktif, kronis akal, maka ia hanya
orang yang tidak sehat. He is as surely sick as if
he had suddenly developed a strong salt-hunger or calcium hunger.[ 13
] Dia adalah sebagai pasti sakit seolah-olah ia tiba-tiba mengembangkan
kuat-garam kalsium rasa lapar atau rasa lapar. [13]
If this statement
seems unusual or paradoxical the reader may be assured that this is only one
among many such paradoxes that will appear as we revise our ways of looking at
man's deeper motivations. Jika pernyataan ini tampaknya paradoks yang
tidak biasa atau pembaca dapat yakin bahwa ini hanya satu di antara banyak
paradoks seperti itu yang akan muncul sebagai upaya kami mengubah cara kita
melihat lebih dalam motivasi manusia. When we ask
what man wants of life, we deal with his very essence. Ketika kita
bertanya apa yang pria ingin hidup, kita berurusan dengan sangat esensi.
IV. IV. SUMMARY RINGKASAN
(1) There are at
least five sets of goals, which we may call basic needs. These are briefly
physiological, safety, love, 'esteem, and self-actualization. In addition, we
are motivated by the desire to achieve or maintain the various conditions upon
which these basic satisfactions rest and by certain more intellectual desires.
(1) Ada setidaknya lima set tujuan, yang kita sebut kebutuhan
dasar. Ini secara singkat fisiologis, keselamatan, cinta, 'harga diri, dan
aktualisasi diri. Selain itu, kita termotivasi oleh keinginan untuk mencapai
atau mempertahankan berbagai kondisi di atas mana kepuasan dasar ini
beristirahat dan tertentu keinginan yang lebih intelektual.
(2) These basic goals
are related to each other, being arranged in a hierarchy of prepotency.
(2) tujuan dasar ini berkaitan satu sama lain, yang diatur dalam hierarki hal
melebihi. This means that the most prepotent goal
will monopolize consciousness and will tend of itself to organize the
recruitment of the various capacities of the organism. Ini berarti bahwa
tujuan yang paling unggul akan memonopoli kesadaran dan akan cenderung dengan
sendirinya untuk mengatur rekrutmen dari berbagai kapasitas organisme. The less prepotent needs are [p. Semakin sedikit
kebutuhan unggul [hal 395] minimized, even
forgotten or denied. 395] diminimalkan, bahkan lupa atau ditolak. But when a need is fairly well satisfied, the next
prepotent ('higher') need emerges, in turn to dominate the conscious life and
to serve as the center of organization of behavior, since gratified needs are
not active motivators. Tetapi ketika kebutuhan cukup puas, unggul
berikutnya ( 'tinggi') perlu muncul, pada gilirannya untuk mendominasi hidup
dan sadar untuk melayani sebagai pusat perilaku organisasi, karena kebutuhan
mereka tidak bersyukur motivator aktif.
Thus man is a
perpetually wanting animal. Jadi, manusia adalah selalu ingin binatang. Ordinarily the satisfaction of these wants is not
altogether mutually exclusive, but only tends to be. Biasanya kepuasan
ingin ini sama sekali saling tidak eksklusif, tetapi hanya cenderung menjadi. The average member of our society is most often partially
satisfied and partially unsatisfied in all of his wants. Rata-rata
anggota masyarakat kita yang paling sering sebagian sebagian puas dan tidak
puas dalam semua keinginannya. The hierarchy
principle is usually empirically observed in terms of increasing percentages of
non-satisfaction as we go up the hierarchy. Prinsip hirarki biasanya
secara empiris diamati dalam hal peningkatan persentase non-kepuasan seperti
yang kita naik hirarki. Reversals of the average
order of the hierarchy are sometimes observed. Rata-rata pembalikan
urutan hierarki kadang-kadang diamati. Also it has
been observed that an individual may permanently lose the higher wants in the
hierarchy under special conditions. There are not only ordinarily multiple
motivations for usual behavior, but in addition many determinants other than
motives. Juga telah diamati bahwa seorang individu mungkin secara
permanen ingin kehilangan yang lebih tinggi dalam hierarki di bawah
kondisi-kondisi khusus. Ada
tidak hanya biasanya banyak motivasi untuk perilaku biasa, tapi di samping
banyak faktor-faktor penentu selain motif.
(3) Any thwarting or
possibility of thwarting of these basic human goals, or danger to the defenses
which protect them, or to the conditions upon which they rest, is considered to
be a psychological threat. (3) Setiap merintangi atau menggagalkan
kemungkinan manusia dasar ini tujuan, atau bahaya terhadap pertahanan yang
melindungi mereka, atau kondisi tempat mereka beristirahat, dianggap sebagai
ancaman psikologis. With a few exceptions, all
psychopathology may be partially traced to such threats. A basically thwarted
man may actually be defined as a 'sick' man, if we wish. Dengan beberapa
pengecualian, semua sebagian psikopatologi dapat ditelusuri ancaman seperti
itu. Seorang pria digagalkan pada dasarnya sebenarnya bisa didefinisikan
sebagai 'sakit' manusia, jika kita ingin.
(4) It is such basic
threats which bring about the general emergency reactions. (4) Ini
adalah dasar seperti ancaman yang membawa reaksi darurat umum.
(5) Certain other
basic problems have not been dealt with because of limitations of space.
(5) Beberapa masalah dasar lainnya belum ditangani karena keterbatasan ruang. Among these are ( a ) the problem of values in any
definitive motivation theory, ( b ) the relation between appetites,
desires, needs and what is 'good' for the organism, ( c ) the etiology
of the basic needs and their possible derivation in early childhood, ( d
) redefinition of motivational concepts, i. Di antaranya adalah: (a)
masalah nilai-nilai dalam setiap definitif teori motivasi, (b) hubungan
antara nafsu, keinginan, kebutuhan dan apa yang 'baik' bagi organisme, (c)
etiologi dari kebutuhan dasar dan mungkin mereka derivasi pada anak usia dini, (d)
redefinisi konsep motivasi, i. e .,
drive, desire, wish, need, goal, ( e ) implication of our theory for
hedonistic theory, ( f ) the nature of the uncompleted act, of success
and failure, and of aspiration-level, ( g ) the role of association,
habit and conditioning, ( h ) relation to the [p. e.,
dorongan, hasrat, keinginan, kebutuhan, tujuan, (e) implikasi dari teori
kita untuk teori hedonistik, (f) sifat belum selesai tindakan,
kesuksesan dan kegagalan, dan tingkat aspirasi, (g) peran berserikat,
kebiasaan dan pengkondisian, (h) sehubungan dengan [p. 396] theory of inter-personal relations, ( i )
implications for psychotherapy, ( j ) implication for theory of society,
(k) the theory of selfishness, ( l ) the relation between needs and
cultural patterns, ( m ) the relation between this theory and Alport's
theory of functional autonomy. 396] teori hubungan antar-pribadi, (i)
implikasi untuk psikoterapi, (j) implikasi teori masyarakat, (k) teori
mementingkan diri sendiri, (l) hubungan antara kebutuhan dan pola-pola
budaya, (m) hubungan antara teori ini dan teori Alport otonomi
fungsional. These as well as certain other less
important questions must be considered as motivation theory attempts to become
definitive. Ini serta beberapa pertanyaan lain yang kurang penting harus
dianggap sebagai upaya teori motivasi untuk menjadi definitif.
Notes Catatan
[ [ 1] As the child grows up, sheer
knowledge and familiarity as well as better motor development make these
'dangers' less and less dangerous and more and more manageable. 1]
Ketika anak tumbuh, tipis pengetahuan dan keakraban serta perkembangan motorik
yang lebih baik membuat ini 'bahaya' kurang dan kurang berbahaya dan lebih dan
lebih mudah dikelola. Throughout life it may be
said that one of the main conative functions of education is this neutralizing
of apparent dangers through knowledge, e. Sepanjang hidup dapat
dikatakan bahwa salah satu fungsi conative utama pendidikan adalah penetralisir
ini dari bahaya melalui pengetahuan yang jelas, e. g ., I am not afraid of thunder because I know
something about it. g., aku tidak takut petir karena aku tahu
sesuatu tentang hal itu.
[ [ 2] A 'test battery' for safety might be
confronting the child with a small exploding firecracker, or with a bewhiskered
face; having the mother leave the room, putting him upon a high ladder, a
hypodermic injection, having a mouse crawl up to him, etc. Of course I cannot
seriously recommend the deliberate use of such 'tests' for they might very well
harm the child being tested. 2] Sebuah 'baterai tes' untuk keselamatan
mungkin menghadapi anak dengan petasan meledak kecil, atau dengan wajah
bewhiskered; setelah ibu meninggalkan ruangan, menempatkan dia di atas sebuah
tangga tinggi, jarum injeksi, memiliki tikus merangkak naik ke dia, dll Tentu
saja aku tidak bisa serius disengaja merekomendasikan penggunaan seperti 'tes'
untuk mereka mungkin sangat baik membahayakan anak sedang diuji. But these and similar situations come up by the score in
the child's ordinary day-to-day living and may be observed. Tetapi ini
dan situasi serupa muncul dengan skor pada saat anak biasa sehari-hari hidup
dan dapat diamati. There is no reason why those
stimuli should not be used with, far example, young chimpanzees. Tidak
ada alasan mengapa mereka rangsangan tidak boleh digunakan dengan, misalnya,
simpanse muda.
[ [ 3] Not all neurotic individuals feel
unsafe. 3] Tidak semua individu neurotik merasa tidak aman. Neurosis may have at its core a thwarting of the
affection and esteem needs in a person who is generally safe. Mungkin
neurosis pada intinya sebuah terhalangnya kasih sayang dan kebutuhan harga diri
seseorang yang umumnya aman.
[ [ 4] For further details see ( 12
) and ( 16
, Chap. 5). 4] Untuk informasi lebih lanjut lihat (12)
dan (16,
Chap. 5).
[ [ 5] Whether or not this particular
desire is universal we do not know. 5] Apakah atau tidak keinginan
khusus ini bersifat universal kita tidak tahu. The
crucial question, especially important today, is "Will men who are
enslaved and dominated inevitably feel dissatisfied and rebellious?" We
may assume on the basis of commonly known clinical data that a man who has
known true freedom (not paid for by giving up safety and security but rather
built on the basis of adequate safety and security) will not willingly or
easily allow his freedom to be taken away from him. Pertanyaan yang
krusial, terutama penting saat ini, adalah "Apakah orang-orang yang
diperbudak dan didominasi pasti merasa tidak puas dan memberontak?" Kita
boleh berasumsi berdasarkan data klinis dikenal bahwa orang yang telah mengenal
kebebasan sejati (tidak dibayar oleh menyerah keselamatan dan keamanan tetapi
dibangun atas dasar keselamatan dan keamanan yang memadai) tidak akan rela atau
dengan mudah mengizinkan kebebasan untuk akan diambil dari padanya. But we do not know that this is true for the person born
into slavery. Tapi kita tidak tahu bahwa hal ini benar bagi orang
dilahirkan ke dalam perbudakan. The events of the
next decade should give us our answer. Kejadian-kejadian pada dekade
berikutnya harus memberi kita jawaban kita. See
discussion of this problem in ( 5
). Lihat diskusi mengenai masalah ini dalam (5).